Media Chapter 16 : A Short Break

124 17 4
                                    

'Sama gue,Lo nggak perlu make topeng itu. Ketika sama gue,jadi diri Lo sendiri dan istirahat. Gue tahu Lo capek....'

-Akasa Rajasa-

###

Wanita dengan rambut hitam kecoklatan itu mengerut pelan kala rungunya menangkap suara alarm yang datang dari telefon nya. Jam menunjukkan pukul 7 pagi,wanita itu perlahan bangkit dari tidurnya, terduduk dengan kedua mata memejam. Kepalanya sedikit berdenyut,mungkin efek demam yang dia derita kemarin malam.

Ngomong-ngomong mengenai kemarin malam,Amerta tidak menemukan sosok yang menemaninya kemarin. Apa pria itu pulang setelah memastikan dirinya tertidur ?? Amerta menggedik, lagipula siapa dia hingga harus menjadi prioritas dari Akasa ?? Melakukan peregangan sejenak sebelum memasuki kamar mandi.

Sekitar 15 menit Amerta mandi dan 5 menit untuk bersiap jam sudah menunjukan pukul setengah 8,dia ada kelas pagi pukul 9. Mungkin roti dengan selai kacang lebih baik dibanding hanya kopi,bersyukur karena kemarin malam dia sempat makan bubur buatan Akasa. Tepat ketika Amerta membuka pintu kamarnya,seseorang berdiri dihadapannya dengan pose seperti akan mengetuk pintu.

Deg

"Ouh,kau sudah bangun ?? Gue pikir Lo masih tidur. Ayo turun,gue udah masak sarapan buat kita..." Ujar pria bertahi lalat ganda itu.

Amerta mengerjap,berusaha menetralkan deguban jantungnya yang menggila. Selain karena dia terkejut,dia juga tidak berekspektasi bahwa pria itu masih disini.

Amerta sekali lagi dibuat nyaris jantungan kala merasakan tangan seseorang menyentuh dahinya dan berpindah ke pipi kanannya. Amerta refleks menjauhkan wajahnya kala Akasa mengecek suhu tubuhnya.

"Suhu badanmu juga sudah normal. Turunlah dulu,gue ngambil ponsel gue bentar..." Ujar Akasa dan langsung dituruti oleh Amerta.

Suasana meja makan Amerta kali ini sangat sunyi juga ada sedikit efek yang tidak Amerta suka. Mereka canggung selepas kemarin,mereka tidak terlalu dekat tapi Akasa bahkan bermalam di rumahnya dan di kamarnya ditambah lagi di kasurnya. Untuk ukuran partner organisasi ini jelas berlebihan.

Amerta berdehem membuat Akasa mendongak.

"Apa makanannya nggak enak ?? Gue emang agak kurang kalau masak. Tapi selama ini semua temen kos gue nggak papa makan makanan buatan gue..." Jelas Akasa.

Amerta jelas terkejut.

"Apa mau gue pesenin makanan online aja ?? Lo mau makan apa ??" Ujar Akasa sudah bersiap dengan ponselnya.

Amerta menggeleng cepat.

"Bukan itu,makanan buatan Lo enak. Enak banget hingga gue pikir gue bakal sarapan setiap hari kalau masakannya seperti ini..." Jelas Amerta.

Akasa berdehem untuk menghilangkan kegugupannya.

"Gue mau bilang makasih sama Lo, thanks banget karena begitu peduli sama gue. Gue sadar banget beberapa kali ini gue bener-bener ngerepotin Lo banget..." Jelas Amerta.

Akasa menggeleng.

"Gue nggak ngerasa begitu,lagipula kita teman kan ?? Lo bisa berbagi apapun sama teman Lo. Gue bakal berusaha membantu apapun itu,jadi jangan sungkan untuk menghubungi gue setiap kali Lo butuh seseorang..." Jelas Akasa.

Amerta tidak mengatakan apapun dan bahkan tidak memberikan balasan atas perkataan Akasa tadi. Apakah ucapan Akasa terkesan begitu ingin ikut campur urusan Amerta ??

"Sorry kalau ucapan gue terkesan begitu ingin ikut campur urusan Lo. Tapi,kalau Lo punya permasalahan yang nggak bisa Lo selesain,dua kepala lebih baik dari pada sendirian. Gue bisa bantu Lo mikir,atau paling nggak berbagi..." Jelas Akasa.

Divisi Media Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang