David dan Sandra

200 20 0
                                    

"Mama dengar sendiri kan tadi kalau dia itu udah nggak perawan lagi mah. Dia bekas orang lain kenapa jodohin ke aku?" Nada bicara David sedikit meninggi pada Rania.

Rania menghela napas perlahan dan menatap mata David dengan lembut. "Sayang, mama mohon banget sama kamu kali ini saja. Oma mau kamu menikah dengan Sandra."

David terduduk lemah di ruang makan. "Tapi aku itu lagi mau fokus buat kuliah dulu. Aku belum mau nikah mah." Air mata Rania terjatuh, ia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya sekarang. Sandra memang bukanlah perempuan baik-baik dan dia tidak pantas untuk anaknya.

"Mama ngerti perasaan kamu David tapi-"

"Nggak, mama nggak ngerti perasaan aku. Pokoknya mama harus bilang ke oma kalau aku mau fokus buat kuliah dan nggak mau dinikahkan sama perempuan bekas orang lain."

David langsung pergi meninggalkan Rania di ruang makan sendirian. Rania memijat pelipis kepalanya tak tahu bagaimana cara untuk membujuk putra bungsunya.

Flashback on

"Dengan Sandra?"

Perempuan bernama Sandra pun menganggukan kepalanya singkat. "Ayo duduk dulu, oma sudah nunggu kamu dari tadi loh," ucap Erina seraya tersenyum.

Sandra hanya tersenyum canggung lalu melirik ke arah David dan Rania bergantian. Tatapan mata mereka jelas menunjukan bahwa kedatangannya sangat tidak diharapkan di tempat ini.

Begitu Sandra duduk, Erina langsung memeluk Sandra dengan antusias. Dia sangat merindukan cucu perempuan satu-satunya ini.

Erina menutup matanya. "Oma kangen sekali sama kamu Sandra. Maafin oma karena lama sekali tidak cari tahu tentang kamu, sayang. Oma sangat merasa bersalah sama diri oma sendiri. Selama ini oma tidak pernah mikirin cucu oma sama sekali, oma minta maaf Sandra."

Sandra menepuk pundak Erina perlahan untuk menenangkan nya seraya mencoba mencerna situasi ini. Setelah Erina merasa tenang Ia dengan perlahan melepaskan pelukan Erina.

"Sebelumnya saya minta maaf. Tadi saya mendengar kalau saya adalah cucu oma. Apa saya tidak salah dengar?"

"Sebenarnya ayah kamu adalah anak angkat oma. Setelah kematian suami oma, oma memutuskan untuk mencari tahu keberadaan keluarga kecil Setya, kakak dari Setyo ayah David. Namun oma mendapat informasi kalau Setya dan Andini mengalami kecelakan mobil 5 tahun lalu dan meninggalkan putri kecil mereka yang selamat dari kecelakaan itu."

Erina menjeda perkataanya lalu memeluk Sandra dengan erat. "Oma minta maaf sayang baru nemuin kamu sekarang. Oma benar-benar minta maaf."

Sandra akhirnya membalas pelukan Erina. Setelah itu ia memutuskan untuk bertanya sesuatu pada Erina.

"Kalau boleh saya tahu, kira-kira maksud oma meminta saya datang ke sini untuk apa yah?

Erina melihat kearah David. Yang dilihat menggelengkan kepala nya seolah meminta Erina untuk tidak berbicara aneh-aneh pada perempuan dihadapannya.

"Maksud oma meminta kamu untuk datang ke tempat ini adalah untuk menikahkan kamu dengan David, cucu kandung oma, putra dari Setyo dan Rania."

Perkataan Erina berhasil membuat Sandra membulatkan matanya. David dan Rania pun hanya bisa menghela napas saja.

"Jadi kamu mau kan nikah sama David?"

"Maaf tapi saya sudah tidak perawan lagi oma," ucap Sandra terus terang yang membuat semuanya kaget.

Erina menelan ludah menutupi keterkejutannya. "Ka- kamu, sudah tidak perawan?" Erina mengalihkan pandangannya dari Sandra.

Sandra menggigit bibirnya sekeras mungkin. Dia tahu kalau ia tidak mungkin menutupi hal ini dari Erina. Ia mencoba berbicara pada Erina. "Setelah orang tua saya meninggal, saya diasuh oleh om dan tante saya di Bogor. Waktu itu saya masih kelas 2 SMP. Ketika pulang sekolah, anak dari om dan tante saya pulang merantau dari Jakarta ke Bogor dan pada saat itu dia tiba di rumah dalam keadaan mabuk. Dia-"

Erina memeluk Sandra, membuat dia berhenti berbicara. "Semua ini adalah kesalahan oma. Andai saja dulu oma cepat menemukan keberadaan kalian, pasti kejadian ini tidak akan menimpa kamu, cucu perempuan satu-satunya yang berharga milik oma."

Erina melepaskan pelukannya lalu menggenggam erat kedua tangan Sandra. "Mulai hari ini kamu tinggal sama oma. Oma tidak mau tahu pokoknya kamu harus tinggal sama oma dan oma tidak menerima penolakan dari kamu."

Sandra sekarang merasa bingung. Memang benar dirinya sekarang sedang mencari tempat untuk ditinggali namun ini bukanlah yang diharapkannya. Bagaimana bisa ia tinggal di kediaman Erina?

Erina menarik pelan tangan Sandra berusaha untuk membujuknya. "Jadi bagaimana Sandra, kamu mau kan tinggal di tempat oma?"

"Maaf oma tapi-"

"Ok mulai hari ini kamu akan tinggal sama oma. Nanti oma minta orang-orang oma buat beresin barang-barang kamu dan kamu langsung ikut sama oma setelah ini."

"Tapi-"

Erina menarik tangan David meletakannya pada tangan Sandra. Keduanya terkejut lalu saling menatap satu sama lain. "Kamu anterin Sandra dulu buat lihat-lihat rumah nanti oma sama mama kamu nyusul."

Mendengar hal tersebut David mencoba untuk menolak. "Tapi oma aku ada-"

Erina langsung mendorong David untuk segera pergi. "David, kamu anterin Sandra sekarang juga. Paham?"

David melihat ke arah Rania meminta bantuan nya. "Mah," panggil David dengan melas tapi malah mendapat kibasan tangan kepala dari nya.

"Sudah sana David anterin Sandra."

"Iya, iya. Ini aku anterin."

Erina melambaikan tangannya saat melihat David dan Sandra keluar dari cafe.

David berhenti dan menyodorkan ponselnya. "Minta nomor lo," ucap David dingin. Sandra hanya menaikan sebelah alisnya. Melihat ekspresi wajah Sandra, David memutarkan kedua bola matanya malas dan langsung meraih ponsel Sandra yang ditaruh disaku baju nya.

Hal tersebut membuat Sandra membulatkan mata terkejut. "Lo jadi cowo bisa sopan sedikit nggak sama cewe?"

David melihatnya 3 detik lalu membuang muka.
"Lo itu udah bekas orang jadi nggak usah terlalu berisik. Nggak kena juga kan?"

Mendengar perkataan David Sandra mengeratkan giginya. Setelah selesai David menaruh ponsel Sandra kembali ke saku bajunya dan hal tersebut berhasil membuat nya melongo.

"Gue udah share location rumah ke lo jadi lo bisa langsung kesana sendiri."

"Jadi lo nggak mau anterin gue kesana?" Tanya Sandra dengan nada selembut mungkin.

"Emang lo pikir lo siapa? Nggak usah ngantur-ngatur gue. Lagian gue ada urusan yang lebih penting dari pada nganterin lo buat lihat-lihat rumah." Usai berkata demikian David langsung pergi meninggalkan Sandra. Yang ditinggal pun ikut berbalik badan dan pergi.

Flashback off

***

Penulis mohon maaf jika ada kata-kata yang menyinggung.

Terima kasih telah membaca cerita "Married to Mr. David?"

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Married to Mr. David? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang