Serba salah

54 17 0
                                    

Kelas telah usai. Saat Sandra keluar ia melihat Afreen yang tengah berjalan mendekat ke arah Reyhan.

"Mereka saling kenal?" Gumam Sandra bertanya-tanya. Ia memilih untuk tidak mengampiri Afreen dan segera mengeluarkan ponselnya lalu mengirim pesan pada nya.

Cuddle Bunny 

Sandra: Freen gue balik duluan. Lo hati-hati di jalan.

Sandra pun bergegas pulang ke rumah karena sudah waktu bagi David untuk makan siang. Jika ia sampai telat pasti akan diomeli lagi.

Setelah sampai di rumah tanpa berganti terlebih dahulu Sandra langsung memasak makan siang. Dirasanya sudah siap, Sandra menuju ke kamar memanggil David untuk makan bersama.

"David!" Pekik Sandra panik melihat David terbaring dilantai.

Sandra memukul pipi David perlahan. "David, lo kenapa? David." Melihat wajah David yang pucat Sandra memindahkannya ke kasur lalu langsung memanggil kontak dokter pribadi yang pernah diberikan Erina padanya.

Dokter datang dan memeriksa keadaan David. Sandra berdiri dengan cemas di belakang nya.

"Kalau sampai mamanya tahu anaknya pingsan pasti gue kena nih."

Sandra meremas tangannya kesal. Ia merasa bahwa David belakangannya ini tak beres. Dari tisu dengan bercak darah, macam obat-obatan dilaci belum lagi setiap makan malam David langsung ke kamar. Sepertinya ada yang ia sembunyikan.

"Bagaimana keadaannya dokter?" Tanya Sandra saat melihat Dokter tersebut telah selesai memeriksa kondisi David.

Dokter dengan name tag Arnol itu tersenyum pada Sandra. "Pak David hanya kelelahan saja bu Sandra. Mungkin pak David nya boleh diminta untuk tidak terlalu banyak pikiran, begadang, banyak minum air putih dan juga istirahat yang cukup."

Mendengar perkataan dokter Arnol Sandra bernapas lega. "Baiklah kalau begitu terima kasih dokter sudah datang dan memeriksa keadaannya."

"Iya bu, sama-sama."

"Ya sudah kalau begitu mari dokter, saya antarkan ke depan," ucap Sandra mempersilahkankan.

"Iya bu."

Melihat dokter Arnol sudah pergi Sandra segera masuk dan menyiapkan makanan untuk dibawa ke kamar. Sandra tersenyum kecil melihat David yang duduk sambil menonton tv dikasur.

"Dokter tadi minta lo buat banyak istirahat," ucap Sandra dengan lembut namun tak mendapat respon apapun pada David.

"Yang sabar Sandra. Jangan marah dulu yah, lo tahu kan dia gimana."

Sandra menyodorkan piring pada David. "Ini makan dulu udah gue siapin buat lo."

David hanya melirik piring tersebut membuat Sandra bingung apa mau manusia dihadapannya saat ini.

"Orang ini mau nya apa sih? Gue siapin bubur nggak mau. Sekarang udah gue siapin nasi masih nggak mau juga."

"Lo nggak mau makan?"

Tak mendapat respon dari David, Sandra menghela napasnya dengan tenang. "Jadi ini mau lo makan atau nggak?" Tanya Sandra sekali lagi pada David namun tetap tak direspon.

"Ini kalau gue tinggalin pasti nggak bakal dimakan sama dia."

Tangan Sandra perlahan menyendok nasi dan juga lauk. "Ganti semuanya. Gue nggak mau sendok dan piring yang akan gue pakai itu ada bekas tangan lo. Bawain gue meja dan jangan lupa ganti gelas juga," ucap David dengan dingin.

Okay, Sandra masih berusaha untuk tetap bersabar menghadapi laki-laki dihadapannya ini.

"Kenapa nggak minta gue pesan makanan buat lo aja biar sekalian nggak ada napas gue masuk disitu."

"Iyaa," balas Sandra dengan sedikit kesal. Ia dengan terpaksa membawa makanan kembali ke dapur lalu membawa meja dan menaruhnya sesuai dengan perintah David. David pun juga langsung menyantap makanan tersebut dengan lahap.

"Doyan apa lapar pak?" Gumam Sandra yang tanpa sadar didengar David.

David melihat kearahnya sinis. "Lo bilang apa tadi?"

Sandra gelagapan dengan pertanyaan David. "Ng-nggak ada kok. Emang gue bilang apaan?"

David kembali menyantap makanannya ditemani Sandra yang duduk disofa. Asal kalian tahu juga bahwa Sandra masih tidur disofa ruang tengah setiap hari sehingga saat bangun badannya selalu terasa sakit.

"Seenggaknya dia nggak sakit parah."

Sandra melihat David yang masih sibuk menonton tv. "Soal ini mau lo kasih tahu mama?" Tanya Sandra dengan wajah serius.

David milirik Sandra dengan remeh. "Kenapa?"

"Lo takut disalahin karena nggak becus ngurus gue?" Kata David dengan suara yang terkesan meledek.

Sandra menghela napasnya pasrah. "Terserah lo aja," balas Sandra lalu beranjak keluar dari kamar. Tak lupa membereskan piring bekas makan David untuk dicucinya.

Di tempat cuci piring Sandra mengepalkan kedua tangannya. "Si David kenapa nyebelin banget yah. Kayaknya dimata dia gue salah mulu. Terserah dia aja lah mau gue dibilang nggak becus ngurus dia sama mamanya. Udah sabar banget gue sama kelakuannya," ucap Sandra mengeluarkan kekesalannya pada sikap David.

Sandra berusaha melupakan hal tersebut dan segera mencuci piring karena masih ada lagi yang harus ia bereskan dalam istana ini.

Setelah selesai beres-beres dan mandi Sandra bersantai sambil menonton drama korea kesukaannya.

"Cape? Nonton drakor solusinya," ucap Sandra seraya terkekeh. Ia mengetik Legend Of The Blue Sea pada kolom pencarian.

Saat menonton Sandra tak berhenti tertawa sendirian di ruang tengah. Ia terus menerus merubah posisi duduknya saat menonton sampai akhirnya ia terlelap.

Di kamar David melihat sudah pukul 19.23 namun Sandra tak kunjung datang. Ia bangun perlahan dari kasurnya lalu keluar dan melihat dari atas bahwa Sandra sedang tertidur dan memutuskan untuk memesan makanan secara online.

Setelah mengambil makanan yang telah dipesannya, David berhenti sejenak di ruang tengah. Matanya tertuju pada tv yang di mana sedang menampilkan kissing scene.

David mengalihkan pandangnnya dan mencari remote untuk mematikan TV. Setelah mematikan TV, matanya tiba-tiba tertuju pada baju Sandra yang merosot dari bahunya sehingga menunjukan sedikit belahan dadanya.

"Ini cewe ngga ada sopan-sopannya banget jadi perempuan. Tidur aja sembarangan."

David menuju ke kamarnya lalu keluar dengan kain dan  menghempaskan kain itu begitu saja pada Sandra.

"Nah gini kan nggak ngerusak pemandangan."

David memperhatikan Sandra dari atas sampai bawah. Matanya melihat wajah Sandra dengan datar dan langsung beranjak pergi.

***

Penulis mohon maaf jika ada kata-kata yang menyinggung.

Terima kasih telah membaca cerita "Married to Mr. David?"

Sampai jumpa di part selanjutnya.













Married to Mr. David? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang