Flashdisk

42 14 0
                                    

Afreen memberi raut wajah kesal pada Reyhan. Laki-laki itu yang menentukan waktu temu namun dia malah datang terlambat dan membuat ia menunggu selama 2 jam.

"Kita langsung saja yah kak, mana flash disk punya kak Ganesh," ucap Afreen dengan tak sabar. Ia ingin pergi secepatnya dari tempat ini dan secepatnya bertemu dengan seseorang.

Reyhan pun menyerahkan flash disk tersebut pada Afreen. Namun belum sempat ia meraihnya, Reyhan menarik flash disk itu kembali. "Gue minta maaf yah gue telat datang. Soalnya tadi gue masih harus anterin nyokap gue dulu ke supermarket." Reyhan memasang wajah melasnya.

"Ngeles aja jadi cowo," gumam Afreen yang masih bisa didengar oleh telinga Reyhan.

Reyhan tersenyum kecil kearahnya. "Gue barusan dengar loh lo ngomong apaan. Tadi kan gue udah minta-"

Afreen berdiri dan meraih flash disk milik seniornya dengan paksa. "Terima kasih kak, saya permisi dulu." Afreen ingin beranjak pergi namun pergelangan tangannya ditahan Reyhan. Ia melihat kearahnya dengan sinis.

"Ini cowo mau nya apaan sih," gumam Afreen yang masih bisa didengar oleh Reyhan lagi.

Reyhan tertawa kecil mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Afreen. "Lo nggak tahu yah cara ngomong dalam hati?"

"Banyak bacot," gumamnya lagi.

"Gue masih bisa dengar loh. Udah sini duduk dulu, pesan minuman atau makanan sebelum lo pergi. Hitung-hitung ini sebagai permintaan maaf gue karena udah datang telat."

Tawaran Reyhan digubris oleh Afreen. Ia kembali duduk dan memanggil waiters untuk memesan.

"Mba saya pesan croffel satu sama milshake strawberry nya satu yah."

"Baik mbak."

"Kalau saya latte aja yah mbak, terima kasih."

"Baik mas. Kalau begitu saya permisi dulu."

Setelah pelayan itu pergi Reyhan terus menerus melihat Afreen dan membuat Afreen merasa tidak nyaman. "Belum gue colok aja mata nih orang."

Kali ini Reyhan tertawa seraya memukul pahanya. "Harus berapa kali sih gue bilang, kalau gue itu masih bisa dengar lo ngomong apaan. Ngomong dalam hati aja sih, biar gue nggak tahu isi hati lo."

"Justru tujuan saya ngomong gak dalam hati biar kakak tahu apa isi hati saya. Mending kakak jaga tuh mata kakak, sayangi mata kakak sebelum ku colok pakai jari mungil ku ini," omel Afreen. Ia sudah tidak perduli lagi, toh mereka juga sudah di luar kampus. Jadi ia tidak melihat senior ataupun junior.

Afreen sedikit terkejut saat tangan putih miliknya diraih untuk diukur dengan tangan kekar milik Reyhan. "Beneran mungil loh tangan punya lo," ucap Reyhan sembari menampilkan senyuman khasnya.

Tangan Reyhan dengan perlahan menggenggam tangan Afreen. "Kalau dilihat-lihat kita cocok tahu." Reyhan menggoda Afreen terus menerus.

Omelannya tertahan karena makanannya sudah datang. Ia menepis tangan Reyhan dengan cepat dan mengelap tangannya dengan kain meja.

Reyhan hanya tertawa kecil melihat Afreen.

"Kalau dilihat lama-lama lucu juga ini cewe."

~~~

Ketika menutup pintu Sandra dikejutkan dengan kehadiran David dihadapannya. Ia mengelus dadanya pelan menenangkan dirinya. "Lo ngapain berdiri di sini?"

David menyeritkan alisnya mendengar ucapan yang keluar dari mulut perempuan di depannya itu. "Masih berani nanya lo? Nggak lihat tuh meja makan nggak ada apa-apa. Lo nggak masak? Ini rumah berantakan, nggak lo sapu? Enak ajak main pergi-pergi nggak ngurus rumah. Nggak ada guna banget jadi perempuan," ucap David dengan nada mengejek pada Sandra.

Married to Mr. David? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang