"Nggak ada ucapan terima kasih gitu? Barusan gue nolongin lo loh dari mereka," ucap laki-laki bernama Errando itu dengan wajah menggoda. Tak lama ia mengulurkan tangan kanannya. "Errando Abundio Stiawan. Biasa dipanggil Errando, yang di mana Errando sendiri punya arti gagah dan berani. Tak lupa gue ini juga dikaruniai wajah yang tampan. Tapi khusus lo bisa deh panggil gue sayang, bubu, babe, papah atau suami ku juga bisa."
Errando mengibaskan rambutnya lalu melirik ke arah Sandra namun yang dilihatnya malah sibuk meniup-niup luka ditangan anak yang dipangku nya itu. Hal tersebut membuatnya menghembuskan napas kesal karena tidak diberi respon yang baik.
"Dasar tolol."
Errando melongo mendengar kata-kata yang keluar dari mulut anak laki-laki yang dipangku Sandra.
Sandra menutup mulut anak tersebut dengan cepat. "Dek nggak boleh ngomong gitu. Kata-kata barusan jangan ditiru yah, artinya nggak baik. Okay?" Anak laki-laki itu menganggukan kepalanya menanggapi perkataan Sandra.
"Errando lo bisa nggak mampir di kios? Gue mau beli hansaplast."
"Ambil aja tuh didashboard gue punya banyak," balas Errando yang masih memasang wajah kesalnya.
"Oh iya, thank you yah yang barusan," Sandra tersenyum sedikit kearah nya lalu lanjut mengobati luka anak yang berada dipangkuannya.
Errando kembali tersenyum setelah mendengar Sandra mengucapkan terima kasih padanya.
"Nama gue Alexsandra Karesa Gabriella. Lo bisa manggil gue San-"
Errando meraih tangan Sandra dan memegangnya dengan erat. "Ok salam kenal, Alex."
Sandra melepaskan tangannya dari Errando dengan segera. "Terserah lo aja mau manggil gue apa."
Sandra mengalihkan pandangannya dan melihat bahwa anak laki-laki yang dipangkunya sudah pulas tertidur. Ia mengelus rambut ikal nya dengan pelan memberikan rasa kenyamanan pada nya.
"Lo mau nganter dia kemana? Ke rumah lo?"
"Nggak lah," tolak Sandra dengan cepat. "Apa kata David nanti kalau gue bawa anak ini ke rumah?"
Errando menyeritkan alisnya kebingungan. "Terus lo mau bawa dia kemana? Masa iya ke rumah gue."
Sandra melirik ke arah Errando. Errando yang dengan cepat mengerti arti lirikan Sandra langsung menolak nya. "Nggak. Nggak mau gue. Ke rumah lo aja."
Sandra menghembuskan napasnya dengan berat. "Gue sih mau-"
"Nah itu lo mau. Di rumah lo aja kan kalau gitu."
"Tapi gue nggak bisa. Gue tinggal sama seseorang, jadi gue nggak bisa seenaknya bawa anak ini ke sana. Yang ada gue bisa-"
Errando melirik Sandra dengan tatapan kasihan. Dia bahkan tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.
"Susah juga kalau jadi anak ART. Kalau gue maksa dia buat bawa anak itu, yang ada dia sama ibunya bisa diusir sama majikannya. Mana masih muda lagi, masa ntar luntang lantung di jalanan, tidur di kolong jembatan."
"Ya udah deh dia sama gue," ucap Errando yang setuju untuk membawa anak itu bersamanya langsung membuat Sandra tersenyum lebar.
"Terima kasih yah, gue jadi tenang dia sama lo. Tapi nggak akan apa-apain dia kan?"
Errando tersenyum miring lalu berkata, "Paling gue dorong aja make trolly belanja." Sandra hanya berdecak mendengar candaan Errando.
"Ya udah lo turunin gue di depan sana yah," ucap Sandra menunjuk ke arah post penjaga kompleks. Setelah mobil berhenti tepat di depan post Sandra melepaskan seat belt nya lalu segera turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Mr. David? [ON GOING]
Teen FictionDavid menolak dengan tegas tentang perjodohannya dengan Sandra. Dia tidak pernah menginginkan apalagi meminta sosok Sandra untuk hadir dalam kehidupannya yang sempurna. Ditambah ia mengetahui bahwasanya Sandra sudah tidak perawan lagi. Sandra tidak...