Keadaan David sudah mulai membaik, kini keduanya sedang dalam perjalanan menuju ke rumah Erina sebelum pergi ke kampus.
Jangan salah mengira dulu bahwa David akan mengantarkan nya ke kampus nanti. Itu tidak akan pernah terjadi. Apalagi jalur kampus mereka berbeda arah dan David juga tidak ada kelas hari ini.
Setelah sampai Erina langsung menyambut Sandra dengan hangat. Seperti biasa ia memeluk nya dengan sangat erat.
David pun setelah beres memarkirkan kendaraannya menyusul Sandra. Rania yang melihat David pun langsung memeluk putra bungsunya.
"Mama kangen banget sama kamu sayang. Waktu itu kemana coba mama kira bakal ketemu kamu tahunya cuman ada perempuan itu di rumah sendirian," ucap Rania yang masih bisa didengar oleh Sandra di sampingnya.
"Mama nya David masih belum bisa nerima gue kayaknya. Padahal pernikahan gue sama David udah jalan sebulan. Aduh Sandra lo mikir apaan sih. Anaknya yang tiap hari ketemu aja masih belum nerima lo apalagi mama nya yang jarang ketemu."
Erina akhirnya mengajak Sandra untuk masuk dan sarapan bersama mereka. "Ayo sayang masuk, oma sudah menyiapkan sarapan yang enak untuk kamu." Tak pernah lupa Erina selalu tersenyum tulus setiap berbicara dengan Sandra.
"Oma baik banget, jadi ingat ibu."
Sandra tak pernah merasakan kasih sayang seorang oma pada cucunya karena ibunya sendiri merupakan anak yatim piatu dan hidup bersama keluarga yang mau menerima nya. Ayah memang pernah bilang kalau dirinya adalah anak angkat dari sebuah keluarga namun karena suami dari keluarga tersebut tak pernah bisa menerima keberadaan nya, akhirnya dia memutuskan untuk pergi dari rumah dan mencari kehidupan yang baru.
Sandra sangat yakin saat itu suami Erina tak setuju dengan Erina yang mengadopsi anak dari panti asuhan. Keputusan ayahnya untuk pergi agar Erina dan suaminya tidak terus menerus bertengkar tentang keberadaan nya adalah yang terbaik waktu itu.
Sandra juga sangat yakin kalau Erina pasti berusaha keras untuk menemukan keberadaan ayahnya dan keluarga kecilnya. Erina adalah sosok yang sangat penyayang dan baik ayahnya atau Sandra juga mengetahui itu.
"Padahal gue cuman anak dari anak angkat beliau. Gue juga buka cucu kandungnya tapi oma sesayang ini sama gue. Gak ada hubungan darah sama sekali tapi berusaha nyari keberadaan gue udah sangat cukup ngebuktiin kalau beliau sangat sayang sama ayah."
Sandra dan Erina berjalan masuk terlebih dahulu meninggalkan David dan Rania di luar. Melihat Erina telah pergi Rania menarik David untuk menjauh.
"Kamu betah sama dia?" Tanya Rania dengan raut wajah tegas.
David yang berada dihadapan nya menghembuskan napas lesu. "Menurut mama aja gimana? Harusnya nikah kontrak aja nggak sih mah sama dia. Biar kalau oma udah nggak ada, aku bisa ceraiin dia."
Rania yang mendengar ucapan putranya memukul lengan nya pelan. "Kamu ini ngomong sembarang aja. Kamu mau oma kamu mati?"
"Ya habis mau gimana? Orang aku nggak cinta sama dia. Lagian dia juga bukan tipe aku," ucap David sedikit kesal.
"Tapi kamu nggak tidur bareng sama dia kan?"
David berdecak. "Nggak lah mah yang benar aja. Gini yah, meskipun kamarnya cuman 1 ya dia tidur disofa lah. Mana mau aku sekasur sama dia."
Rania lega mendengarnya. "Udah yang penting kamu nggak sekasur sama dia. Dan yang lebih penting lagi, cctv nya udah dicopot kan sama kamu. Soalnya mama pernah lihat dia datang dan minta oma buat copot cctv dikamar kamu."
"Oma kamu juga aneh-aneh ngapain masang cctv coba dikamar kamu."
David yang melihat Rania terus mengomel dari tadi segera mengajak nya masuk agar Erina tidak curiga.
Makan pagi berlangsung dengan baik. Tak lama Sandra dan Reyhan berdiri bersamaan lalu keduannya saling melihat satu sama lain.
"Kamu mau kemana sayang?" Tanya Erina pada Sandra. Sandra pun dengan cepat mengalihkan pandangannya pada Erina.
"Saya mau ke kampus oma, ada kelas pagi," ucap Sandra dengan lembut. Belum sempat Erina berbicara Reyhan juga mengatakan hal yang sama. "Aku juga ada kelas pagi ini oma."
"Ya sudah kalau begitu, David kamu anterin Sandra ke kampus." Mendengar bahwa Sandra akan diantar oleh David, Reyhan segera menyela sebelum David ingin membantah.
"Biar Sandra sama aku aja oma, kan kita sekampus," ucap Reyhan dengan santai sembari melihat ke arah Sandra.
Mendengar hal tersebut membuat seorang perempuan melihat ke arah Sandra dengan dingin. Sandra yang menyadari hal itu balik melihat perempuan tersebut.
Saat melihat kearah nya, ia tiba-tiba teringat sesuatu."Loh dia kan yang waktu itu bukan sih?"
Sandra baru menyadari bahwa perempuan ini yang waktu itu ia dan Reyhan lihat di jalan tengah bermesraan dengan seorang laki-laki. Perempuan ini yang membuat Reyhan membawa mobil seperti orang kesurupan saat membawa dirinya.
Erina melihat ke arah Reyhan curiga. "Reyhan, Sandra itu istrinya adik kamu loh. Kamu juga harus ingat untuk menjaga perasaan Celline calon istri kamu," tegas Erina.
"Celline nggak apa-apa kok oma. Lagian mereka kan juga satu kampus, jadi mending bareng aja kan," ucap Celline seraya tersenyum ke arah Erina. Reyhan yang mendengar itu tersenyum sinis.
Sandra melirik ke arah perempuan di samping Reyhan. "Jadi dia Celline?
"Iya oma mereka kan searah juga jadi biar Sandra sama kak Reyhan aja. Lagian aku hari ini kan mau jenguk makam papa," sambung David.
Erina melihat mereka satu persatu. "Ya sudah kalau begitu Reyhan kamu anterin Sandra. Celline biar ikut sama oma dan yang lain buat jenguk makan papa kamu."
"Kalau begitu saya pamit oma, ma-mama," ucap Sandra dengan canggung saat hendak berpamitan dengan Rania. Ia berjalan kearah David dan menarik tangan nya dengan paksa untuk menyalim nya.
"Kalau gue nggak salim sama David, yang ada oma bakalan curiga."
Keduanya sudah keluar dari rumah. Tanpa basa-basi Sandra berbalik menghadap kearah Reyhan. "Saya sudah pesan ojol kak. Kak Reyhan bisa deluan saja ke kampusnya."
"Lagian dia orang kaya ngapain ngampus di Andala? Gabut apa gimana?"
Sandra selalu bertanya-tanya kenapa Reyhan memilih berkuliah di tempat seperti Universitas Andala yang di mana Universitas Andala adalah Universitas Negeri yang memberikan beasiswa terbanyak di Jakarta.
Karena Universitas Negeri biaya kuliahnya jadi tidak terlalu mahal sehingga Sandra sangat bersyukur dirinya masih bisa berkuliah. Dikaruniai otak yang cerdas juga merupakan sebuah anugerah untuknya.
"Ya udah lo naik ojol aja sana. Lagian gue juga nggak ada niat kok buat bareng sama junior gue ke kampus. Gue nggak suka digosipin soalnya. Bye adik ipar," ucap Reyhan dengan nada meledek.
Tanpa berkata apapun Sandra langsung pergi meninggalkannya.
"Begini lebih baik."
***
Penulis mohon maaf jika ada kata-kata yang menyinggung.
Terima kasih telah membaca cerita "Married to Mr. David?"
Sampai jumpa di part selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Mr. David? [ON GOING]
Dla nastolatkówDavid menolak dengan tegas tentang perjodohannya dengan Sandra. Dia tidak pernah menginginkan apalagi meminta sosok Sandra untuk hadir dalam kehidupannya yang sempurna. Ditambah ia mengetahui bahwasanya Sandra sudah tidak perawan lagi. Sandra tidak...