Perkara CCTV

84 18 0
                                    

Hari yang ditunggu-tunggu sudah tiba dan sampai saat ini juga Sandra tak pernah berbicara pada David.

David mengacak-acak rambutnya frustasi. "Lo mau sampai kapan sih diam mulu?"

"Woi!"

Dan berakhir lagi dengan David yang meninggalkan Sandra. Melihat nya sudah pergi Sandra melanjutkan memasang anting sebelah kiri. Ia sedikit tersenyum saat melihat pantulan dirinya dicermin.

"Cantik," gumamnya.

~~~

David dan Sandra sudah berada di rumah yang sudah disiapkan oleh Erina. Sandra duduk disofa dengan tenang sedangkan David sibuk mencari ruangan lain.

"Sial, oma pasti sengaja kasih 1 kamar biar gua sama dia bisa tidur bareng," gumam David seraya menonjok dinding kamar.

David turun kebawah dan menemui Sandra. "Kamar cuman satu. Jadi lo tidur-"

Belum sempat David menyelesaikan kalimatnya Sandra langsung merapihkan barang-barang miliknya.

Melihat itu David tersenyum miring. "Bagus deh kalau lo langsung paham."

David dengan santai membawa kopernya menuju ke kamar meninggalkan Sandra di ruang tengah sendirian.

"DAVID!"

David yang sedang membereskan pakaiannya kaget mendengar suara Erina.
Ia melihat-melihat seisi ruangan dan matanya pun tertuju pada cctv mini berwarna putih.

Saat menyadari bahwa Erina mengawasi dirinya, David segera berlarian ke bawah. Tanpa aba-aba David menarik pergelangan tangan Sandra yang sedang tertidur.

Sandra terjatuh dari sofa dan merintih kesakitan "Gue udah tidur disofa masih salah juga, iya?"

Tanpa memperdulikan perkataan Sandra, David kembali menarik tangan nya lebih kuat. Sandra yang tak terima berusaha melepaskannya secara paksa.

"Lo kenapas sih! Tinggal ikut aja susah." David sedikit menaikan suaranya. Hal itu membuat Sandra melepaskan tangan David dari tangannya lalu kembali ke sofa untuk melanjutnya tidurnya.

Namun David yang tak kalah menarik kembali kedua pergelangan tangan Sandra lalu menarik nya paksa seperti binatang. "Lo bisa nggak setidaknya nggak perlakuin gue layaknya seekor anjing?" Perkataan Sandra kali ini berhasil membuat David melepaskan tangannya.

"Makanya lo sekarang ikut gue ke kamar. Bakal gue jelasin semuanya dikamar."

Sandra akhirnya mau berjalan diikut David dibelakangnya. Saat sudah dikamar David kembali melihat cctv lalu mendudukan Sandra serta mendorong bahunya pelan ke kasur.

"Lo mau ngapain?" Tanya Sandra panik.

David berjalan dan mematikan lampu lalu ikut berbaring disamping Sandra. Tak lama David menarik selimut sampai menutupi seluruh badan mereka. Ia memposisikan badannya menghadap kearah Sandra.

"Lo mau ngapain?" ucap Sandra pelan seraya menggigit bibir bawahnya menahan kesal.

"Oma pasang cctv dan bisa ngelihat semua pergerakan kita," jelas David.

Sandra yang merasa bingung pun bertanya pada David. "Maksud lo, oma ngawasin kita berdua?"

"Ya iya lah. Lo nyimak ga sih yang gue omong tadi?" Kesal David.

Sandra menarik nafasnya dalam lalu menghembuskannya perlahan. "Cuman gara-gara ini lo nyuruh gue kesini? Kan cctv itu bisa lo copot. Gampang kan?"

"Lo nggak nyimak yah dari tadi? Oma itu masang cctv biar bisa ngawasin kita berdua. Mau gue jelasin gimana lagi sih biar lo tuh paham. Lo pikir oma terima, kalau cctv itu asal gue copot aja?"

"Lagian kalau gue copot tuh barang bisa habis gue sama oma. Gue nggak mau sampai kehilangan warisan gue. Enak aja si Reyhan dapet semuanya."

Ok perlu diketahui bahwa David tetap menikahi Sandra karena Erina mengacam untuk menyerahkan semua bagian dari warisannya kepada Reyhan. Tentu saja ia tak mau hal itu terjadi.

David menatap Sandra serius. "Kita tidur bareng."

"Hah? Gue nggak mau," tolak Sandra cepat dan hendak keluar dari sana, namun David menahan pergelangan tangan nya.

"Lo masih nggak paham juga yah? Oma itu mau gue sama lo tidur bareng. Di sini. Di kamar ini. Setelah gue ngomong kayak gini, lo masih nggak paham juga?"

"Jadi oma mau gue sama David tidur bareng?

Melihat Sandra terdiam, David menyodorkan tangan kanannya pada Sandra. "Gue minta maaf soal yang kemarin sama yang barusan," ucap David setengah tulus.

Sandra yang mendengar perkataan maaf David yang tak niat itu memposisikan badannya kearah berlawanan.

"Sepertinya gue harus mulai bersikap dewasa sekarang. Gue ini udah jadi seorang istri. Meskipun kadang sikap dia suka kelewatan tapi bagaimanapun juga sekarang dia adalah suami gue."

"Hm," balas Sandra singkat.

"Lo tenang aja, gue ga bakalan nyentuh lo sedikit pun," ucap David sambil menaruh bantal guling ditengah mereka.

Dan pada akhirnya David memang harus tidur dengan Sandra seperti yang diinginkan oleh Erina.

Jam sekarang menunjukan pukul 01:00 dan Sandra terbangun dari tidurnya.

Baru saja 3 jam yang lalu seseorang berkata tak akan melewati batas yang dibuatnya, namun lihat sekarang siapa yang sedang mepet-mepet dengannya.

"Apapun makanannya, minumnya tetap ludah sendiri." Sandra tersenyum alih-alih menahan kekesalannya. Ia belum terlalu nyaman jika harus berdekatan seperti ini dengan laki-laki. Namun karena sekarang ia sudah menikah maka dirinya harus terbiasa dengan semua ini.

Dengan pelan Sandra mendorong kepala dan bahu David agar sedikit menjauh darinya. Tinggal sedikit lagi berhasil tetapi David malah kembali menempel pada nya. Bahkan sekarang lebih rapat dan tangan laki-laki itu sudah berada diperutnya dan melingkar dengan damai pada pinggangnya.

"Apa apaan sih ini orang." Sandra melepaskan tangan David dengan segera. Ia yang melihat bantal guling tadi berada di sebelah David akhirnya memutuskan untuk mengambilnya.

Dengan perlahan Sandra berusaha meraih bantal guling tersebut tanpa menyentuh David sedikitpun. Siapa sangka laki-laki ini berbalik dan memeluk bantal guling itu.

Sandra menahan nafasnya mencoba melepaskan tangannya dari tangan David, namun tangannya semakin erat ditahan oleh nya. Ia mencari akal dengan meniup pelan telinga David. Benar saja tangan laki-laki ini sudah tak menahan tangannya lagi.

Setelah berhasil, Sandra menghela napasnya lega. Ia merasa hampir mati saja. "Akhirnya, berhasil juga." Setelah itu ia kembali tertidur dengan tenang dan nyaman.

***

Penulis mohon maaf jika ada kata-kata yang menyinggung.

Terima kasih telah membaca cerita "Married to Mr. David?"

Sampai jumpa di part selanjutnya.

Married to Mr. David? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang