"Saya tidak mau tahu pokoknya kamu atur agar David dan Sandra tetap bersama. Buat mereka dekat dan saya tunggu kabar baik dari kamu." Erina mengakhiri panggilan telfon dari Sutomo secara sepihak.
Dilain tempat Sutomo juga sedang bingung. Bagaimana caranya agar Unversitas Andala dan Universitas Sancaya bisa berkumpul bersama seperti yang diinginkan oleh Erina.
~~~
"Pengumuman ditujukan bagi seluruh mahasiswa/i Andala semester 1 bahwa kampus akan mengadakan MT atau pelatihan keanggotaan dengan Universitas Sancaya yang akan dilaksanakan besok bertempat di Bogor. Seluruh mahasiswa/i wajib mengikuti kegiatan tanpa terkecuali. Demikian pengumuman yang saya sampaikan, selamat siang dan selamat beraktivitas."
Sandra mematung mendengar pengumuman yang baru saja disampaikan.
"Bogor?"
Sebenarnya Erina sudah mengetahui bahwa hubungan David dan Sandra tidak berjalan dengan baik. Mata dan telinganya berada di mana-mana sehingga informasi mengenai mereka cepat sampai padanya. Ia sangat marah pada David atas perlakuannya pada Sandra selama ini. Hal ini sengaja ia lakukan agar David bisa mengenal Sandra dan begitu juga sebaliknya.
Jika cara ini tidak berhasil, maka masih ada ratusan bahkan ribuan cara yang akan ia lakukan agar keduanya bisa menjadi dekat. David harus menjadi laki-laki yang bertanggung jawab dan melindungi Sandra apapun keadaannya.
David mengepalkan tangannya menahan kekesalannya pada Erina.
"Bisa-bisanya oma berbuat sejauh ini?"
~~~
Sandra sibuk mempersiapkan kebutuhannya untuk ke Bogor nanti. Ia tahu bahwa dirinya tidak akan sanggup untuk pergi ke tempat itu, namun ia tetap memaksakan dirinya. Ia ingin melawan rasa trauma yang terus menghantuinya ini, ia tidak mau diam saja berada dalam lingkaran ini.
"Cuman Bogor. Justru bagus, dengan begini gue bisa jenguk makam Ibu dan Ayah. You got this Sandra," ucap Sandra berusaha menyemangati dirinya.
"Tapi kira-kira David ikut nggak yah?"
Mendengar suara klakson mobil dari luar, Sandra bergegas membuka gerbang. Saat hendak menutup gerbang kembali ia melihat barang bawaan David yang begitu banyak.
"Kayaknya dia pergi juga."
Sudah menunjukan pukul 22:30 namun Sandra belum kunjung tertidur juga. Entah kenapa ia merasa ada begitu banyak hal yang berkeliaran di dalam kepalanya. Frustasi karena tak bisa tertidur, ia memutuskan untuk pergi ke dapur dan memasak mie.
"Mungkin karena lapar jadi nggak bisa tidur." Dirinya berusaha berpikir potisif meski kenyataannya ia tak bisa tidur karena besok ia harus pergi ke Bogor. Hal yang ia takutkan ialah bagaimana jika nanti ia bertemu dengan Adit?
"Kalau gue ketemu Adit nanti gimana yah?"
Sandra menggelengkan kepalanya berusaha untuk tidak berpikir negatif. Ia pergi kemeja makan menikmati mie yang dibuatnya. "Hm, enak banget aromanya." Ia mulai makan sembari menonton drama korea terbaru diponselnya.
Waktu terus berjalan tetapi Sandra masih membuka matanya. "Bahkan sampai selesaiin ngedrakor belum bisa tidur juga?" Ia sangat frustasi pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia tidak tertidur sama sekali? Karena sudah kesal ia akhirnya memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap pergi.
~~~
Sandra duduk santai dibangku taman sembari menunggu mahasiswa lain berdatangan. Ia terus menyibukan dirinya seperti bermain games diponselnya karena sampai sekarang pun ia belum menemukan teman yang pas untuknya. Sudah sangat banyak yang coba ia dekati namun semuanya akan berakhir sama. Dirinya akan berakhir dimanfaatkan oleh mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Mr. David? [ON GOING]
Teen FictionDavid menolak dengan tegas tentang perjodohannya dengan Sandra. Dia tidak pernah menginginkan apalagi meminta sosok Sandra untuk hadir dalam kehidupannya yang sempurna. Ditambah ia mengetahui bahwasanya Sandra sudah tidak perawan lagi. Sandra tidak...