Alarm milik Sandra berbunyi pertanda sudah jam setengah 5 pagi. Dengan setengah sadar Sandra mematikan nya dan langsung menuju ke dapur.
Sandra menggeleng-gelengkan kepala nya saat membuka kulkas yang ternyata sudah ada isinya.
"Lengkap banget."
Sandra mengambil brokoli dan juga wortel tak lupa 4 butir telur.
"Ini aja cukup kali ya. Gue buat capcay sama nanti telurnya didadarin terus digulung aja."
Hari ini Sandra ada kelas pagi jadi ia harus berangkat awal agar tak terkena macet nya kota Jakarta.
Sandra mencicipi masakannya. Setelah dirasa pas ia menganggukan kepala nya lalu segera menghidangkannya dimeja makan.
"Terserah deh mau dimakan atau nggak. Yang penting gue udah melakukan tugas gue sebagai seorang istri. Masakin sarapan buat suami."
Sandra menuju ke toilet belakang untuk mandi dan bersiap pergi kuliah.
Jam sudah menunjukan pukul 6:00 namun David tak kunjung bangun juga. Akhirnya Sandra memutuskan untuk pergi tanpa berpamitan padanya.
Sekarang Sandra harus berjalan keluar dari kompleks untuk naik ojol yang telah dipesannya. "Untung aja rumahnya nggak jauh dari kampus. Kalau nggak, uang gue bisa habis cuman buat diongkos aja."
Hari ini ada kunjungan dari Universitas Sancaya. Artinya Sandra bisa saja bertemu dengan David dan tentunya ia akan memilih untuk menghindarinya.
Sandra berjalan agak cepat agar tidak terlambat masuk kelas namun sialnya ia malah menabrak seseorang.
"Eh lo kalau jalan mata sama kaki tuh dipake yang bener dong," omelnya seraya menggosok sepatu putihnya yang kotor karena diinjak Sandra.
Sandra mengeluarkan tisu basah dan mengulurkan pada nya. "Gue minta maaf yah, gue lagi buru-buru takut telat nih. Permisi."
Dia menerima tisu basah tersebut dan Sandra pun meninggalkan nya.
"Eh barusan yang gue lihat cincin nikah bukan sih?" Dia melihat kearah Sandra yang berjalan dengan terburu-buru.
"Nggak mungkin salah ini. Orang dia make cincinnya ditangan kanan."
"Gue harus kasih tahu anak-anak lain nih," lanjutnya.
Mahasiswa/i dari Universitas Sancaya sudah berkumpul di gedung utama Universitas Andala.
Reyhan yang sibuk menulis tiba-tiba diganggu oleh Satria teman dekatnya.
"Rey lo tahu nggak-"
"Nggak tahu," potong Reyhan cepat dan mendapat wajah datar dari Satria.
Reyhan terpaksa menghentikan kegiatannya dan fokus pada Satria. "Apa?"
Satria kembali antusias lagi. "Tadi gue lihat mahasiswi dari UNCA cantik banget ege. Gue nggak bohong sumpah, dari atas sampai bawah itu perfect banget."
Reyhan menghela napasnya jengah. Ia memutuskan untuk kembali menulis lagi. "Itu doang? Nggak penting banget pembahasan lo."
Satria menyenggol bahu Reyhan kesal. "Dih sook cool lo, ntar giliran udah lihat aja bakalan suka juga," ledek Satria.
Tak lama Satria yang berada disamping Reyhan memukul lengan temannya cepat. "Rey, Rey lihat tuh. Itu cewe yang gue maksud tadi."
Reyhan mengarahkan pandangannya pada cewe yang dimaksud Satria.
Satria menggeleng-gelengkan kepalanya. "Cantik banget sumpah. Bener-bener perfect banget gila."
Reyhan memperhatikannya cukup lama. Satria yang melihat kearah Reyhan menyenggol bahu nya "Biasa aja atuh Rey lihatinnya. Jatah gue itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Mr. David? [ON GOING]
Teen FictionDavid menolak dengan tegas tentang perjodohannya dengan Sandra. Dia tidak pernah menginginkan apalagi meminta sosok Sandra untuk hadir dalam kehidupannya yang sempurna. Ditambah ia mengetahui bahwasanya Sandra sudah tidak perawan lagi. Sandra tidak...