Accident

32 2 0
                                    

Flashback on

David dengan telaten mengganti perban ditangan Sandra. Entah setan apa yang sedang merasuki dirinya saat ini.

"Gua kenapa perhatian gini sih sama nih perempuan?"

Karena tak tahan dengan keheningan disekitarnya, David membuka suaranya. "Sebenarnya lo kenapa sih?" Tanya David yang masih penasaran dengan kejadian malam itu.

Sandra yang mendengar pertanyaan David hanya terdiam. Ia tak berniat untuk menceritakan apapun pada nya. David melihat ke arah Sandra sembari berdecak kesal. "Lo tuli? Gue barusan nanya kok ga lo jawab?"

"Emangnya kalau gue cerita pun bakal ada yang berubah? Nggak kan? Lagian kenapa mendadak lo perhatian ke gue?" Sandra mengambil alih perban ditangan David. "Gue bisa ngurus diri gue sendiri."

David melongo tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. "Jadi sekarang lo udah mulai nunjukin sifat asli lo yah? Luar biasa. Lo pikir gue juga mau gitu ngurusin perempuan murahan kayak lo? Najis. Udah, lo urus tuh diri lo sendiri."

David membanting kotak P3K di lantai lalu beranjak pergi. Emosinya sedang meluap-luap karena menghadapi Sandra.

Di kamar Sandra menghembuskan napasnya perlahan. Entah sejak kapan air matanya sudah jatuh membasahi selimut. Ia menutupi wajahnya dengan telapak tangannya dan menangis terisak.

David meneguk air dengan cepat. Entah kenapa badannya terasa panas. "Sialan tuh Sandra. Udah gue urusin malah ga tahu berterima kasih. Harus gue samperin tuh orang."

David membanting gelas dimeja makan. Ia dengan tergesa-gesa menghampiri Sandra untuk memberikan pelajaran untuk nya. "Gue harus kasih tahu ke dia, kalau gue tuh bukan perhatian sama dia, tapi kasian. Enak ajak gue dibilang perhatian sama dia. Kegeeran tuh dia."

Saat hendak memasuki kamar, David mengehentikan langkahnya. Ia mendengar suara isakan tangis perempuan. "Dia nangis?" David seketika kebingungan. "Apa kata-kata gue barusan keterlaluan yah? Gue gak pernah berpikir kalau dia bakal nangis. Lagian biasanya gue kata-katain dia biasa aja."

David mengacak-acak rambutnya. "Terus gue harus gimana ini? Shit." Dengan frustasi David menuruni anak tangga sembari mengambil kunci mobilnya digantungan.

"Ngerepotin banget jadi cewe."

Langit sudah mulai gelap. Sandra dengan hati-hati menuruni tangga sembari mencari keberadaan David. Ia bernapas lega saat mengetahui David tak berada di rumah.

Sandra memutuskan untuk menyalakan TV dan menonton Drama Korea kesukaannya. Ia kembali mendapatkan tawanya sembari menonton tiap scene yang ditampilkan.

David mengunci mobilnya lalu berjalan memasuki rumah. Namun saat mendar suara tawa seseorang, langkahnya terhenti di depan pintu. Ia memutuskan untuk mengitip sedikit dari pintu. "Sandra? Kok dia bisa di ruang tamu sih? Emang tuh anak udah bisa jalan?"

Melihat tawa Sandra yang tampak bahagia membuat David ragu-ragu untuk masuk ke dalam rumah. Ia menggaruk pelipisnya yang tak gatal. "Gue nggak mungkin main masuk aja. Mendingan gue di luar dulu deh sambil nunggu dia balik ke kamar."

David memutuskan untuk duduk di lantai sembari memainkan game diponselnya. Sesekali ia tertawa kecil. Entah karena mendengar suara tawa Sandra yang terbahak-bahak atau mendengarkan hayalan nya.

Udara yang semakin dingin membuat David sesekali menggigil. Sudah pukul 22:46 tapi suara TV masih kunjung terdengar. "Kok dia belum balik ke kamar juga sih? Mana gue udah kedinginan banget di luar."

David memutuskan untuk mengintip kembali lewat pintu. Ia menemukan TV yang masih menyala dengan Sandra sudah tertidur disofa. "Sialan bener si Sandra. Gue udah mampus kedinginan di luar, tahu-tahu dia udah tidur."

Akhirnya David memutuskan untuk berhati-hati masuk ke dalam rumah. Ia melihat Sandra yang tertidur pulas disofa. Namun pandangnnya tiba-tiba teralihkan oleh kissing scene dalam drakor tersebut.

"Perasaan tontonan dia modelnya begini semua. Apa ga ada yang lain? Atau jangan-jangan dia sengaja buat ngegoda gue lagi." David memukul pipinya berusaha menyadarkan dirinya. "Lo ngapain sih Vid? Mending lo mikir gimana caranya bawa dia ke kamar. Apa gue gendong aja yah?"

David dengan ragu-ragu meletak bungkusan makanan di atas meja. Ia dengan hati-hati berusaha mencari titik yang aman untuk menggendong Sandra ke kamar. "Lagian posisi tidurnya nyusahin banget lagi." David berdecak kesal.

David mulai mengangkat Sandra secara perlahan. "Shit, berat juga nih cewe. Padahal gue pikir dia ringan." Tanpa basa-basi lagi, ia menggendong Sandra melewati tiap anak tangga dengan hati-hati.

Setelah menaruh nya di tempat tidur, David menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya. Ia juga mengatur posisi bantal Sandra dengan hati-hati.

"Shit." David sedikit tertegun saat mendapati wajahnya hanya berjarak beberapa senti dengan Sandra. Tanpa disadari olehnya, ia menahan kedua tangannya di tengah wajah Sandra, lalu mulai memperhatikan setiap bagian diwajah nya.

"Not bad. Quite Beautiful."

Tak mau berlama-lama memperhatikan Sandra, David segera mengatur posisi bantal Sandra dengan terburu-buru. Memastikan posisi nya sudah nyaman sebelum ia keluar dari kamar.

Sandra yang merasa tak nyaman, merenggakan badannya. Hal tersebut membuat David dalam bahaya "Fuck, gawat."

Keseimbangan ditubuh David tiba-tiba menghilang. Ia berusaha menemukan tumpuan namun sudah tak sempat.

"Fuck. First kiss gue."

David memang bisa dibilang, cukup berhasil dalam mendapatkan tumpuan untuk bertahan dari ketidakseimbang tubuhnya. Namun, mendapatkan tumpuan dari mencium bibir Sandra bukanlah tujuannya.

David melepaskan bibirnya dari bibir Sandra dengan hati-hati. Ia tak ingin membangunkan apalagi membuat Sandra tersadar. Setelah berhasil berdiri tegak, ia memegang bibirnya seraya melihat bibir Sandra. Ia merasakan ada getaran aneh ditubuhnya saat dirinya tak sengaja mencium bibir Sandra.

David menggigit sudut bibirnya kebingungan. Karena sudah tidak sanggup berada di kamar tersebut, David segera memutuskan untuk keluar dan mematikan lampu kamar.

"Gue udah gila barusan."

Flashback off

***

Penulis mohon maaf jika ada kata-kata yang menyinggung.

Terima kasih telah membaca cerita "Married to Mr. David?"

Sampai jumpa di part selanjutnya.











Married to Mr. David? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang