"Morning Baby." Errando berjalan kearah Sandra dengan bersemangat. Rekor baru baginya datang sepagi ini hanya untuk mengantar sarapan buat kekasih tercintanya.
"Pagi Er," sapa Sandra dengan sedikit tersenyum. Entah kenapa Errando ini selalu terlihat ceria dan hal ini membuatnya ikut bahagia melihat nya tersenyum. "Ngapain pagi-pagi ke sini? Tumben banget."
Errando terkekeh. "Iya dong, aku bawain sarapan buat kamu. Kamu belum makan kan jadi-"
"Udah, gue udah makan tadi."
Errando memberi tatapan sinis pada Sandra. "Kamu gimana sih Lex, aku udah rela ngantri bubur ayam kesukaan kamu pagi-pagi buta kok kamu udah sarapan sih. Muntahin nggak, cepet."
Sandra hanya menghela napasnya pasrag. Tidak ada hari tanpa cranky Errando. "Lo beli bubur itu di mana emangnya?"
"Warung bubur Pak Ajie."
"Ngapain jauh-jauh sampai ke sana Er? Lagian gue nggak suka bubur."
"Hah?"
"Iya, gue nggak suka bubur."
Errando menaruh jari telunjuk dilututnya untuk berpikir sebentar. "Terus kamu sukanya apa?"
"Nggak ada."
"Terus tiap ke rumah aku kamu beli bubur itu buat siapa?"
"Ya buat Tian lah Er. Tian kan suka bubur ayam."
"Oh gitu tah. Okay."
"Lo makan aja buburnya Er."
Errando tiba-tiba mempunyai ide cermelang yang muncul didengkulnya, eh maksudnya dikepalanya. "Lex, kamu nggak mau tahu gitu kabarnya Tian? Hmm??"
Mendenger nama Tian disebut Sandra menjadi bersemangat. "Oh iya Tian gimana kabarnya?"
"Kamu mau tahu?"
"Iyalah Er, Tian baik-baik aja kan?"
Errando membuka bungkusan dan tutup wadah bubur ayam yang sudah dibelinya lalu memberikannya pada Sandra. "Suap dulu dong," ucap Errando seraya terkekeh.
"Lo nggak lihat keadaan gue kayak gini? Makan sendiri aja nih." Tolak Sandra dengan cepat. Ia tidak mau membiasakan diri untuk menuruti setiap permintaan Errando. Ia takut jika nanti dirinya akan membuat Errando berharap.
"Oh iya lupa, sorry baby."
"Er, kalau gue minta tolong sama lo buat nggak manggil gue baby bisa nggak? Kita nggak pacaran Errando. We're just friends."
Errando menjadi serius dengan hal ini. Ia tidak mau kehilangan Sandra dan ia tidak mau melepaskan Sandra begitu saja. "Lex, kamu kenapa sih? Kamu mau sampai kapan nggak anggep kalau aku ini pacar kamu? Aku ini pacar kamu loh. Kamu udah setuju buat ngejalin hubungan sama aku. Masa-"
"Eh maaf ganggu, aku kira nggak ada siapa-siapa tadi."
Sandra sangat terkejut melihat Vidia yang berada di depan pintu kamar David. Bagaimana bisa Vidia berada di rumah ini? Apakah David yang membawanya?"
"Maaf ganggu yah Errando," ujar Vidia seraya tersenyum kearah Errando dan Sandra. Tanpa disangaka-sangka ia masuk lalu menghampiri Sandra.
"Kamu nggak apa-apa? Aku denger dari David katanya kamu lagi sakit. Cepet sembuh yah cantik." Vidia mengusap rambut Sandra dengan lembut.
"Ekhem."
"Astaga Errando, aku cuman ngelus kepala Sandra aja masa kamu marah sih. Protective banget sama cewenya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married to Mr. David? [ON GOING]
Teen FictionDavid menolak dengan tegas tentang perjodohannya dengan Sandra. Dia tidak pernah menginginkan apalagi meminta sosok Sandra untuk hadir dalam kehidupannya yang sempurna. Ditambah ia mengetahui bahwasanya Sandra sudah tidak perawan lagi. Sandra tidak...