"Lebih baik menghafal rumus matematika daripada harus memahami bahasa wanita."
- Riyan Adigara -
***
Jakarta, 18 Juli 2019.
"Lo masuk kelas mana?" tanya Reana, teman satu kelompok MOS Keyla yang berdiri di sebelah gadis itu sembari melihat mading.
Keyla menatap horor Reana, karena dia masuk ke kelas yang sudah tak asing lagi untuk seluruh SMK Nusa Bina.
"Gue masuk kelas AKL 1, Re," cicit Keyla.
"HAH? DEMI APA LO, KEY?"
"Demi Riyan si ambisius!" Keyla memegang erat tangan Reana, tidak menyangka bahwa gadis itu sekelas dengan Riyan yang katanya memiliki IQ di atas rata-rata.
"Jadi, lo sekelas sama anak-anak ambis itu? Si empat besar pemilik NEM UN paling tinggi se-Indonesia tahun ini?" Keyla mengangguk. "Tapi gak heran, sih. Kan, lo juga ambis."
"Ambis pala lo! Ngerjain UN MTK aja gue ngitung kancing! Tapi heran bisa dapet 92,5. Lo di kelas mana?"
"Ya, derita lo. Kalo gue di AKL 4."
"Terus gue harus gimana, Re?"
Reana menautkan kedua alisnya. "Ya, gimana? Mau gak mau terimalah!"
***
Keyla menyapu pandangannya ke sekitar, di mana beberapa murid sudah menduduki kursinya masing-masing dan Keyla tidak kenal siapa pun di sini. Teman-temannya saat MOS berbeda kelas dengan dirinya.
Buset, mukanya pada tegang-tegang banget, dah, batin Keyla, merasakan bulu kuduknya yang naik karena merinding dengan situasi dingin di kelas ini.
Saat beberapa yang lain sudah masuk dan duduk, muncullah keempat pemilik NEM tertinggi secara bersamaan. Yang paling depan ada Raden Egi Rafranza, pemilik NEM ke-4 teratas, di sebelahnya ada kembaran Raden bernama Pangeran Egi Rayyanza, pemilik NEM ke-3 teratas, di belakang Pangeran ada Ratu Ezz Queilona, primadona dari SMP yang memiliki NEM ke-2 teratas. Dan pastinya ada Riyan Adigara si pemilik NEM ke-1 teratas.
Ketika keempatnya sudah duduk di kursi masing-masing, Keyla meneguk salivanya susah payah. Vibes di kelas ini benar-benar membuatnya canggung dan merasa tidak bebas.
"Kayaknya gak bakalan bisa ngobrol ini, mah," keluh Keyla.
Keadaan hening dan semua murid di kelas X AKL 1 ini hanya menatap kosong ke depan, sangat berbeda dengan sekolah lain yang biasanya sekadar mengajak teman sebelah berkenalan.
Tak lama kemudian, seorang guru laki-laki berpakaian rapi masuk ke kelas ini. Wibawanya, aura dengan tatapan intimidasinya semakin membuat jantung Keyla berdegup lebih cepat.
Tuhan, apa lagi ini? batin Keyla.
Gadis itu rasanya ingin kembali MOS saja karena bisa menemukan teman-teman yang murah senyum, daripada di kelas ini.
"Baik. Selamat pagi anak-anak sekalian," sapa guru tersebut.
"Pagi, Pak."
Keyla menyahut serentak dengan siswa-siswi kelas X AKL 1.
"Daripada basa-basi, saya akan mengenalkan diri saya sebagai wali kelas kalian. Nama saya Andra Wirmana, guru Akuntansi Dasar dan Perbankan Dasar. Selama setahun ke depan, kalian semua ada di bawah kendali saya. Ah, lebih tepatnya menjadi anak didik saya."
Guru laki-laki yang dikenal dengan nama Andra tersebut mendesah pelan. Dia membuka absen dan menyebut satu per satu nama yang sudah ditentukan masuk ke kelas ini.
Hingga menyebut nama Riyan, Pak Andra berkata dengan senyum smirk di bibirnya, "Ananda Riyan Adigara. Saya tidak menyangka kamu menerima ESENBI ketimbang tiga sekolah Internasional. Tapi gapapa."
Keyla memperhatikan keduanya secara bergantian. Riyan hanya menatap datar, sedangkan Pak Andra tersenyum miring seperti memberikan makna tersendiri.
Absen selesai, Pak Andra mulai bicara kembali.
"Baik. Untuk perkenalan pertama, saya akan mengajak kalian untuk menjawab kuis akuntansi."
Deg.
Keyla mengernyit. Perkenalan macam apa yang langsung diajukan dengan soal kuis? Langsung soal akuntansi pula? Memang ada yang sudah mempelajari pelajaran tersebut sedangkan mereka masih anak baru?
"Ananda Keyla Zeara." Pak Andra menyebut nama Keyla yang membuat gadis itu reflek mengangkat tangan. "Satu soal untuk kamu, tentang sejarah akuntansi. Ini sangat mudah, dan biasanya langsung terjawab oleh anak-anak AKL 1."
Keyla meneguk salivanya susah payah sekali lagi. Mudah katanya? Dia memiliki buku akuntansi saja tidak.
"Bapak Akuntansi Dunia adalah Fra Luca Bartolomeo de Pacioli, yang dikenal dengan nama Luca Pacioli. Pada tahun 1446, Beliau lahir di Burgo San Sepolcro, Tuscany, Italia. Pertanyaan untuk kamu, Keyla, siapakah sahabat dari Luca Pacioli di Milan yang berkolaborasi menghasilkan sebuah karya besar berupa patung kuda yang besar dan jelaskan secara ringkas mengenai sejarah tersebut."
Mampus gue.
[Bersambung]
Halo, Umma bawa cerita baru lagi. Hehehe. Kali ini tentang sekolah bisnis.
Tapi ga ambis-ambis banget, kok. Untuk permulaan, kalian bisa search sendiri sejarah akuntansi, ya. Ehehehe. Ntar kalo dijelasin di prolog terlalu panjang. Nanti aku jelasin kapan-kapan wkwkwk becanda. Di chapter selanjutnya aku jelasin, kok.
Btw, follow akun ig aku dong @_kabeyyyyy dan @author.ekanurfad_
Makasih ya udah mau mampir!
Baibaiii...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Class
Mystery / ThrillerDisatukan dengan murid-murid ambisius bukanlah keinginan seorang Keyla Zeara. Entah keberuntungan apa yang membuat dia mendapatkan beasiswa hingga bisa masuk ke sekolah gila ini. Keyla pikir, hanya dia yang pintar. Keyla pikir, kepintarannya tak ada...