15 24 22 23 44

8.6K 648 21
                                    

Keyla membenarkan rambutnya yang sedikit acak-acakan, kemudian menyerahkan helm milik Pangeran kepada lelaki itu. Tersenyum kepada Pangeran, sekaligus meminta tas yang digendong oleh lelaki tersebut. Kalau lupa bisa terbawa tas itu oleh Pangeran.

Lebih repot urusannya.

"Makasih, ya, Pang. Lo udah mau ajarin gue MTK dan udah nganter gue sampe rumah," ucap Keyla dengan senyum yang mengembang.

Pangeran menganggukkan kepala. Menepuk pelan sebanyak dua kali ke puncak kepala Keyla. "Sama-sama. Kalo gitu gue balik dulu, ya? See you tomorrow, Key!"

"See you too! Take care, Pang!"

Mulai menancapkan gasnya, Pangeran pergi dari sana. Keyla masih berdiri hingga punggung lelaki itu benar-benar menghilang dari jarak pandang. Ketika sudah menghilang, barulah Keyla berbalik badan untuk masuk ke rumahnya dengan memeluk tas sekolah.

Namun, mata Keyla menyipit ketika ada manusia paling menyebalkan sudah bersandar di pintu dengan memegang piring berisikan buah mangga. Alis lelaki itu naik-turun menatap Keyla dengan memakan buah mangganya. Terlebih, wajah menyebalkan sembari berjinjit seakan memastikan sesuatu itu membuat Keyla geregetan.

"Udah pergi aja si Pange," gumam lelaki itu yang tak lain adalah Dewangga.

Keyla berdecak, "Ish! Kok, lo ada di sini, sih, Kak?" Gadis itu seakan tidak mau sang kakak pulang ke rumah. Ah, lebih tepatnya ia merasa terintimidasi jika seperti ini.

Benar-benar menyebalkan.

Bukannya menjawab, Dewangga malah mengulurkan tangannya tepat di depan wajah Keyla. "Salim dulu sama kakak lo yang ganteng ini!" pinta Dewangga.

Sedikit ogah-ogahan, Keyla menurutinya dengan menyalimi punggung tangan lelaki itu. "Ih! Tangan lo lengket, njir!"

"Hehe, bekas megang mangga. Lo mau?"

Tanpa merasa berdosa, Dewangga justru menyodorkan piring berisikan buah mangga itu kepada Keyla.

"Lo kenapa pake pulang segala, sih!" gerutu gadis itu yang menghiraukan sodoran piring tersebut.

"Lah? Ini juga rumah gue, ya, My honey sweety baby," balas Dewangga yang membuat Keyla rasanya ingin muntah. "Lagian ini udah jam setengah enam kali. Ya kali gue gak pulang. Berasa karyawan gue kalo lembur."

"Ya, gue kira anak magang tuh sama aja kayak karyawan."

Dewangga mengedikkan bahunya acuh. Lalu, mengalihkan topik pembicaraan yang mana ia masih penasaran dengan hubungan Pangeran dan Keyla. Ada apa sebenarnya mereka berdua? Kalau dilihat-lihat, mereka sangat dekat, bahkan Pangeran sampai mau mengantarkan Keyla pulang.

Setahu Dewangga sejak ia menjadi sahabat Pangeran, lelaki itu tidak pernah mau memboncengi perempuan lain selain mantannya di motor yang sangat berarti bagi Pangeran.

Berdeham layaknya menggoda, Dewangga menghentikan tangan Keyla yang mengambil mangganya. Hal itu mampu membuat Keyla bertanya-tanya, sampai si gadis menunjukkan kening yang berkerut dalam.

"Cie, yang udah dapet penggantinya Kak Angga. Udah move on, nih, ceritanya?" Masih dengan tatapan bingung, Keyla mencerna ucapan Dewangga yang tiba-tiba itu.

Saat sadar topik ini dibawa ke arah mana, alhasil Keyla salah tingkah. "Apaan, sih, Kak!"

"Yakin mau sama Pange? Dia buaya, lho."

"Bodo."

Keyla mengambil satu potong buah mangga untuk terakhir kalinya, lalu berlari masuk ke rumah tanpa menghiraukan lagi teriakan yang diberikan oleh Dewangga.

The Crazy ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang