44 23 24 42 44 54 / 21 24 51 15

1.1K 110 7
                                    

Keesokan harinya, seluruh murid SMK Nusa Bina diumumkan untuk memasuki aula. Bu Anya hendak mengumumkan sesuatu penting yang berkaitan dengan kejadian rusaknya laptop yang berisi fail untuk presentasi mengenai bazar UMKM.

Keyla berjalan bersama Riyan dan berdiri di sebelah lelaki itu ketika sudah memasuki aula SMK Nusa Bina. Menoleh ke arah Riyan, Keyla tersadar akan sesuatu.

"Lencana lo ke mana, Yan?" tanya Keyla, menatap bagian atas badge SNB. Tidak ada lencana emas yang biasa lelaki itu kaitkan.

"Lupa. Perasaan udah gue pake, ternyata gak jadi kepasang," kata Riyan.

Keyla hanya menganggukkan kepalanya. Kini, fokus dua sejoli itu ke arah Bu Anya yang sudah memasuki aula ketika semua murid sudah berkumpul tanpa absen satu pun, kecuali yang dari awal dikabarkan tidak masuk sekolah.

Berdiri di podium dengan wajah tenangnya didampingi Pak Andra, Bu Anya meminta perhatian seisi aula.

"Selamat pagi, anak-anak."

"Pagi, Bu."

"Baiklah. Ibu tidak mau berlama-lama untuk mengumumkan hal ini, karena Ibu yakin kalian semua sudah tahu pasti apa yang akan Ibu lakukan hari ini. Kemarin, Ibu dapat laporan dari setiap ketua kelas SNB. Laporan tersebut berupa laptop yang akan digunakan presentasi rusak. Anehnya, bukan hanya satu kelas saja, tetapi seluruh kelas. Padahal seharusnya deadline kemarin sore dan kalian presentasi hari ini."

Bu Anya menghela napas jengah. Ada saja aksi gila yang dilakukan anak muridnya yang membuat dia pusing.

Kemudian, Bu Anya berkata kembali, "Ibu tahu, dari kalian sudah pasti menyimpan fail cadangan dan laptop memang masih bisa dibeli lagi. Namun, ini soal tanggung jawab. Apa yang pelaku buat ini merugikan seluruh murid SNB dan Ibu rasa ada alasan tersendiri si pelaku melakukan itu. Dan, Ibu pastinya akan memberikan hukuman yang setimpal."

Bu Anya meminta Pak Andra untuk menyalakan proyektor segera dan dihubungkan ke laptopnya. Wanita tegas berkemeja putih itu menayangkan sebuah rekaman CCTV di depan sana, menampilkan seorang siswi yang memasuki semua kelas SMK Nusa Bina hanya untuk merusakkan laptop.

Alis Keyla berkerut.

Tidak mungkin.

"Ananda Reana dari kelas X AKL 4, dengan berat hati, mulai hari ini kamu bukan lagi siswi SMK Nusa Bina. Kamu di-drop out karena melanggar aturan dan merugikan seluruh murid SMK Nusa Bina dalam melakukan praktik khusus yang berpengaruh pada nilai praktik semester. Tidak ada lagi sanksi lain, karena satu kelas saja yang kamu rugikan, itu sudah menambah poin kesalahan. Untuk Ananda Reana, silakan berdiri dan ke depan," seru Bu Anya selesai rekaman CCTV itu diputar.

Keyla mengerjapkan mata tidak percaya. Reana?

Kali ini siapa yang menekan gadis itu untuk melakukan hal kotor seperti ini?

Reana menunduk dalam saat kakinya sudah menapak di podium. Terlihat bahwa gadis itu tremor. Tangannya ia satukan di bawah sana, dan kini kepalanya dipaksa mendongak untuk menatap banyak mata yang membencinya.

Gadis itu tahu apa yang dia lakukan ini salah besar. Ia juga terima kalau sampai di drop out, karena memang itu tujuannya. Namun, ketika matanya bersitatap dengan seorang gadis yang sepertinya begitu kecewa, Reana semakin merasa bersalah.

Ingin rasanya Reana berlari ke arah Keyla dan berkata bahwa di balik semua kasusnya, Reana hanya melakukan yang terbaik yang dirinya bisa.

"Hai, semua. Gue Reana. Di sini, gue mau minta maaf atas kesalahan yang gue buat secara sadar. Alasan gue ngelakuin ini karena gue punya tanggung jawab penuh atas kelas gue, tapi gue lalai. Gue dikasih tanggung jawab buat nyimpen fail data presentasi kelas X AKL 4, tapi semua ke-delete H-1 pengumpulan. Di situ gue stress berat, sampai akhirnya gue milih jalan ini. Gue tolol, karena gue kira apa yang gue lakuin bisa bikin kita semua ngulang praktik. Tapi, ternyata gue baru inget kalo tiap sudut SNB itu ada CCTV. Sekali lagi, gue minta maaf."

The Crazy ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang