43 15 51 15 33

9.6K 734 43
                                    

Keyla melambaikan tangan ketika Reana sudah menjalankan motornya keluar dari gerbang ESENBI, sedangkan Keyla tengah menunggu Pangeran datang karena mereka sudah janjian untuk mengerjakan tugas bersama di rumah lelaki itu hari ini.

Berdiri di depan pos satpam sembari menatap ke arah parkiran, Keyla terkejut kala sebuah motor besar datang, tetapi bukan milik Pangeran. Seorang laki-laki yang kemarin sempat bolos bersama Keyla ke rumah sakit jiwa itu membuka kaca helmnya.

"Pulang bareng? Gue mau nebus utang gue yang lo bayarin makan di kantin," tawar Riyan.

Belum juga Keyla sempat menjawab, satu motor lagi datang dan berhenti tepat di belakang motor Riyan. "Ayo, Key! Keburu sore!" Pangeran mengajak Keyla tanpa peduli ada Riyan di depannya.

Hal tersebut mampu membuat Keyla pusing, karena layaknya rencana, ini sungguh di luar kendalinya. Keyla meringis, lalu berkata kepada Riyan, "Sorry, Yan, gue ada janji sama Pange. Tapi beneran, lo gak perlu bayar utang lo, kok. Anggap itu sebagai tanda terima kasih dari gue. Sekali lagi, sorry gak bisa nerima ajakan lo buat pulang bareng."

Tanpa mendengar balasan dari Riyan, Keyla segera menuju motor Pangeran, lalu memakai helm yang diberikan oleh lelaki itu. Kebetulan, Pangeran membawa dua helm. Sengaja, karena hari ini dia sudah ada janji dengan Keyla dan Pangeran juga tidak lagi nebeng dengan kembarannya karena motor miliknya sudah diperbaiki.

Selesai Keyla duduk di jok belakang, Pangeran pun segera melajukan kuda besinya tanpa menyapa Riyan. Sedangkan Keyla, gadis itu melambai ke arah Riyan yang tidak ditanggapi oleh si pemilik NEM tertinggi nomor satu tersebut.

***

Pangeran memutarkan kunci rumahnya, lalu membuka pintu besar itu dan mempersilakan Keyla untuk masuk. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekitar, merasa bahwa rumah Pangeran ini besar, mungkin dua kali lipat dari rumah yang Keyla tempati.

Setahu Keyla, orang tua Pangeran dan Raden pemilik agensi ternama di Indonesia yang melahirkan banyak model serta aktor atau aktris berbakat, jadi tidak kaget lagi jika rumahnya sebesar ini. Rumah tingkat dua, dengan eksterior yang desainnya sangat kekinian, ditambah ada taman di samping rumah itu dengan pancuran patung ikan berukuran setinggi anak remaja.

"Key! Ayo masuk! Malah bengong," ajak Pangeran, yang ternyata sedari tadi dirinya tidak ditanggapi oleh Keyla karena gadis itu sibuk memandangi rumah Pangeran bagian luar.

"I-iya. Maaf, gue terlalu norak lihat rumah lo," kekeh Keyla, kemudian mengikuti langkah Pangeran untuk masuk ke rumah besar ini.

Keyla lebih dikejutkan dengan isi dalamnya, lebih mewah daripada luar. Perabotan rumah seakan terbuat dari emas semua, sangat elegan. "Pang, ini semua dari emas asli?" tanya Keyla yang penasaran.

Pangeran menaruh tas sekolahnya lebih dulu di sofa, membuka jas sekolah, dasi, ikat pinggang, hingga kemeja putih yang menyisakan kaos hitam polos dengan celana merah sekolahnya. Mengangguk untuk menjawab pertanyaan Keyla, lalu mengambilkan sesuatu dari kulkas besar yang berada di dapur.

Kemudian membawanya ke ruang tengah untuk diberikan kepada Keyla. "Makan buah dulu gapapa, 'kan? Gue gak bisa masak, jadi yang ada cuma ini."

"Ih, padahal gak usah repot-repot, Pang."

"Gapapa. Gue kupasin jeruknya buat lo, ya? Lo mau buah apa aja?"

"Makan jeruk aja dulu, ntar gampang gue yang ngupasin buah lainnya," balas Keyla. Ia jadi tidak enak dengan Pangeran.

Masih dengan melihat-lihat seisi rumah, Keyla ikut duduk di sofa dan bergantian memperhatikan Pangeran yang sibuk membuka kulit jeruk itu untuk Keyla. Menyerahkan jeruk yang sudah dibuka kepada Keyla, Pangeran memulai pembicaraan mereka.

The Crazy ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang