44 52 15 33 44 54 / 33 24 33 15

5.5K 508 58
                                    

Cieee yang nungguin aku update, wkwk.

Hai, apa kabar? Semoga kalian baik-baik aja.

Jangan bosen buat nungguin aku update ya, hehe.

Selamat membaca, ya!

***

Beberapa menit lalu memang Raden yang ditelepon oleh Pangeran untuk menuju sebuah rumah sakit. Namun, bukan hanya Raden yang membolos, melainkan ada Riyan dan Ratu yang ikut serta.

Cukup simpel alasannya, Ratu dan Riyan hanya tidak ingin diinterogasi oleh Bu Anya jika Raden bolos sendirian, karena jika mereka jujur yang ada dikira berbohong. Jadilah mereka berdua ikut ke rumah sakit yang sudah Pangeran bagikan lokasinya melalui pesan WhatsApp.

Melihat rumah sakit mana yang Raden datangi, Ratu meneguk salivanya susah payah ketika turun dari motor Raden dan mengerjapkan mata beberapa kali. Tidak menyangka bahwa ia akan menginjakkan kaki di sini setelah beberapa bulan tidak kembali ke sini.

"Lo kenapa, Tu?" Raden menepuk bahu Ratu yang diam saja menatap rumah sakit besar itu.

Rumah Sakit Nusa Jakarta merupakan rumah sakit terbesar di Jakarta yang sudah berdiri sejak sebelum Ratu dilahirkan dan rumah sakit ini menjadi tempat pertama Ratu lahir ke dunia.

Ratu menoleh ke arah Raden dengan tatapan penuh tanya. Lalu, ia bertanya untuk meyakinkan dirinya bahwa mereka salah alamat atau salah titik lokasi yang di-share Pangeran, "Lo yakin di sini rumah sakitnya, Den?"

Benda pipih yang Raden pegang pun dicek kembali oleh lelaki itu. Pesan dari Pangeran yang membagikan lokasi pun kembali Raden ketuk, lalu titiknya benar-benar tertuju ke sini.

"Anda telah sampai tujuan."

Suara Google Maps terdengar jelas ketika Raden menyentuk titiknya.

"Muka lo tegang banget. Kenapa emang?" tanya Riyan kepada Ratu yang kebetulan memang ikut. Ia penasaran, mengapa Ratu seakan seperti tengah terciduk.

Ratu menghela napas. "Ini RS punya bokap gue, Yan."

"Bagus dong. Kalo begitu kita masuk sekarang," ucap Riyan santai.

Mata Ratu mendelik. Bisa-bisanya lelaki jenius satu itu santai. Padahal mereka ini tengah membolos, terlebih meninggalkan hukuman membersihkan lapangan basket yang masih tersisa.

Ratu dan Riyan bersitatap, di mana Ratu berkata, "Lo gila apa gimana, sih? Kalo bokap tau gue bolos, gue bisa dihabisin. Beberapa perawat dan dokter di sini kenal sama gue. Bisa jadi semuanya juga kenal karena gue juga seorang aktris, 'kan?"

"Dih, narsis," celetuk Riyan merasa kalau Ratu terlalu melebih-lebihkan.

Ya, walau kenyataannya memang gadis itu cukup terkenal di dunia entertainment.

Saat keduanya diam karena bingung harus melakukan apa, lelaki urakan di sebelah Ratu sibuk mencarikan sesuatu untuk Ratu supaya gadis itu bisa ikut masuk tanpa takut dikenali oleh para perawat dan dokter di RS Nusa Jakarta ini. Riyan yang notice perlakuan Raden tiba-tiba itu pun menoleh.

Si ranking satu itu melihat perhatian kecil yang Raden berikan pada Ratu di mana lelaki urakan tersebut mulai memasangkan topi hitam dengan bordir berinisial "R" ke atas kepala Ratu, dengan jaket PARADUNGGA yang sudah dilepasnya dan diberikan juga untuk Ratu. Tidak lupa, Raden memberikan masker hitam yang selalu tersedia di tasnya kepada gadis pujaannya itu.

Selain itu, Riyan juga gagal fokus dengan jaket PARADUNGGA. Jaket dengan logo yang sudah berbeda dengan jaket lama mereka sebelum Riyan keluar dari circle.

The Crazy ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang