44 52 15 33 44 54 / 21 24 51 15

6.9K 594 153
                                    

Allow, apa kabar kalian? Semoga baik-baik aja yaa..

Maaf kalo aku hiatus lama, karena emang sibuk banget, hehe. Tapi alhamdulillah kali ini bisa up, walau cuma satu part. Untuk part 26 dan 27 besok yaa!!

Mau tanya dong, kalian baca ini jam berapa? Wkwk.

Selamat membaca yaa...

***

Dua tangan masuk ke saku jaket yang dikenakan oleh seorang pengendara motor sport menuju ke sebuah tempat untuk sarapan bersama. Pasangan yang baru menjalin kasih beberapa hari lalu itu semakin lekat saja, mengabaikan sorotan beberapa orang yang menatap keduanya seakan aneh dan tidak tahu tempat. Terlebih, mereka tengah berhenti karena rambu lampu lalu lintas berwarna merah.

Kemesraan di motor yang bahkan tidak pernah Keyla rasakan saat menjalin kasih dengan Dewangga, kini bisa ia rasakan dengan Riyan Adigara, si lelaki arogan, misterius, tetapi cukup romantis. Bahkan, Riyan mengusap pelan kepala Keyla beberapa detik yang mana dagu gadis itu ditempelkan ke bahu kiri Riyan dengan manja, seolah-olah dunia hanya milik mereka berdua.

Saat lampu berganti menjadi hijau, Riyan melajukan kuda besinya dan kembali fokus pada jalan dengan sesekali melirik ke spion yang mengarah pada sang kekasih. Tidak pernah ada dalam bayangan Riyan bahwa ia bisa memacari gadis yang sudah diincarnya sejak masuk kelas X AKL 1. Kalau boleh jujur, pesona Keyla memang berbeda dari gadis lain sejak awal, membuat Riyan yakin bahwa gadis yang pernah bolos ke rumah sakit jiwa bersamanya itu adalah gadis yang bisa dijadikan pasangannya.

Selang beberapa menit setelah lampu lalu lintas tadi, akhirnya mereka sampai di tukang bubur dekat SMK Nusa Bina. Sepanjang jalan, Keyla hanya bermanja dengan menguselkan dagu di bahu kiri Riyan, tidak ada gombalan yang lelaki itu keluarkan untuk kekasihnya. Menurutnya, keselamatan yang paling penting.

Maka, setelah Keyla turun dari motor yang mana dibantu oleh tangan kiri Riyan, lelaki itu membukakan pengait helm yang Keyla kenakan. Sembari menatap wajah cantik sang pujaan hati, Riyan si laki-laki pelit senyum ini pun menunjukkan sabit tipis di bibirnya yang hanya terhitung tiga detik saja. Selesai membukakan helm Keyla, Riyan pun membuka helmnya dan turun dari motor.

"Helm Raden masih aman di lo, 'kan?" tanya Keyla, sedikit melirik ke arah depan motor Riyan.

"Aman. Lagian ngapain lo pake minjem helm dia, sih?"

"Kenapa? Cemburu, ya?"

Riyan hanya memutar bola matanya malas. Untuk apa ia cemburu dengan Raden yang dekat dengan Keyla saja tidak. Riyan akan lebih cemburu jika Keyla dekat dengan Pangeran. Mungkin karena lelaki itu tahu, Raden sulit dekat dengan perempuan, berbeda dengan Pangeran yang memiliki sifat humble dan friendly.

Tak mau memperkeruh suasana, akhirnya pasangan itu bergandengan tangan menuju tempat kosong.

"Lo mau buburnya gimana? Pake kacang apa nggak?" tanya Riyan yang masih berdiri, berbeda dengan Keyla yang sudah duduk dan melepaskan tautan tangan mereka.

"Gue bubur komplit aja, deh. Minumnya air putih hangat."

"Oke."

Riyan pun berjalan ke tukang bubur untuk memesan sarapan mereka. Selain Riyan dan Keyla, ternyata beberapa murid SMK Nusa Bina juga ada yang sarapan di sini. Walau sekolah swasta satu itu terkenal elit, tidak dipungkiri bahwa ada beberapa yang makan di pinggiran seperti ini.

Keyla mengedikkan bahu acuh, tidak mau peduli. Toh, mereka semua di sini memang hanya manusia biasa, 'kan? Seelit apa pun sekolahnya, mereka sama-sama makan nasi.

The Crazy ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang