Bel istirahat telah mengeluarkan suara khasnya dan guru yang mengajar pun menutup pembelajaran. Ketika guru itu pergi, seorang lelaki dengan seragam tidak rapi beranjak dan menyampirkan tasnya ke bahu kanan. Keyla menyipit kala Riyan bersiap seperti ingin pergi dari kelas.
Keyla langsung saja berlari sembari membawa buku milik Riyan. "Yan, tunggu!"
Setelah berhadapan dengan lelaki itu, mendadak kakinya lemas dan tubuhnya terdiam kaku. Entahlah, tatapan tajam dari Riyan membuat Keyla bungkam. Tidak hanya Keyla ternyata, ada Jilo juga yang berdiri di sebelah Keyla untuk berhadapan langsung dengan Riyan.
Namun, tanpa bertanya apa keperluan dua insan itu, Riyan langsung mengambil jalur tengah antara Keyla dan Jilo. "Gue buru-buru. Kalo gak penting mending gak usah ngehadang jalan gue!" ketusnya, berlalu pergi dari sana.
Belum sampai melangkah keluar, Riyan melemparkan kunci motornya tanpa membalikkan tubuh ke arah Jilo dan hal itu tepat sasaran. Kunci motor milik Riyan tertangkap sempurna oleh Jilo.
Dari ambang pintu, Riyan berkata tanpa menoleh, "Tolong lo urus motor gue, gue mau kabur lewat gerbang belakang. Kalo ditanya, bilang aja gak tahu gue ke mana."
Tanpa pikir panjang, Keyla berbalik mengambil tasnya dan memasukkannya kembali buku Matematika Riyan itu ke dalam tas. Ia menyampirkan tasnya dan berlalu mengejar Riyan, membuat seisi kelas bingung dengan sikap gadis itu.
Diam-diam, Keyla menuruni tangga sembari menengok kanan dan kiri karena takut ada guru yang sedang berjalan di luar area kantor guru. Ia mencari keberadaan Riyan dengan menunggu lelaki itu tidak jauh dari lift lantai bawah. Keyla lebih cepat dua detik menuruni tangga dari lantai atas karena ia berlari, kini matanya mengarah pada lift yang terbuka.
Ada Riyan yang sudah berlalu pergi dari lift menuju arah belakang sekolah. Keyla pun mengikuti langkah Riyan yang mengendap-endap itu. Terus mengikuti lelaki itu, hingga Keyla kehilangan jejak. Ia sudah sampai di ujung koridor kelas XII yang tidak jauh dari perpustakaan khusus 5 besar.
"Ck, ke mana lagi dia? Cepet banget ngilangnya," gumam Keyla kesal karena ketinggalan. Ia melihat kanan dan kiri di mana benar-benar kehilangan jejak.
Namun, sedetik kemudian tangannya ditarik oleh seseorang dan masuk ke ruang ketik khusus praktik anak jurusan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran yang mana ruangan itu tidak dikunci. Riyan menutup mulut Keyla yang ingin berteriak ketika berhadapan dengan lelaki itu. Mereka bersembunyi di belakang pintu masuk ruang ketik.
"Lo diem. Ada Bu Nova," ucap Riyan dengan lirih dengan wajah paniknya. Bu Nova merupakan guru Bahasa Inggris sekaligus guru Bimbingan Konseling di SMK Nusa Bina.
Guru itu selalu mengontrol tiap kelas ketika istirahat dan jam pulang sekolah. Memastikan bahwa tidak ada murid yang melanggar peraturan, yang mana salah satunya adalah dengan membolos.
Jarak Keyla dan Riyan sangat dekat, sehingga jantung Riyan terdengar oleh telinga Keyla. Gadis itu hanya mampu menatap Riyan yang terlihat sedang membaca situasi sekitar.
Keyla terkikik dalam hati.
Ternyata cowok urakan gini ada takutnya juga kalo bolos, batin Keyla.
Riyan melepaskan tangannya yang tadi membungkam mulut Keyla. Kini lelaki itu menggenggam tangan Keyla tanpa izin, melihat jendela dan ketika dirasa aman, Riyan memojokkan gadis itu sebelum mereka pergi dari sini. Sontak, Keyla membulatkan mata ketika napas Riyan benar-benar tercium olehnya. Bau mint dari permen yang sebelumnya Riyan emut menggoda indra penciuman Keyla.
Kepala Riyan dimiringkan, lelaki itu bertanya dengan suara pelan, "Ngapain lo ngikutin gue, hm?"
Grogi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Class
Mystery / ThrillerDisatukan dengan murid-murid ambisius bukanlah keinginan seorang Keyla Zeara. Entah keberuntungan apa yang membuat dia mendapatkan beasiswa hingga bisa masuk ke sekolah gila ini. Keyla pikir, hanya dia yang pintar. Keyla pikir, kepintarannya tak ada...