Hai, aku mau kasih tau.. kayaknya 2 bulan ke depan aku ga bisa lanjut nulis ini dulu yaa..
Semoga kalian masih setia menunggu hehehe..
Selamat membaca
***
Seorang lelaki yang hanya mengenakan celana pendek hitam tanpa memakai baju di mana memperlihatkan tubuh proposionalnya itu tengah memotong buah mangga kesukaannya untuk dijadikan makanan pendamping menonton televisi, sedangkan adiknya menunggu di ruang tengah sembari memakan camilan yang ada di meja.
Mereka berdua baru pulang dari tempat makan bakso, yang mana ternyata Hani dan Daniel selaku kedua orang tua masih sibuk di tempat kerja masing-masing. Semenjak mamanya itu membuka butik, kedua orang tuanya jarang berada di rumah.
Sekalipun ada, pasti pulang tengah malam dan dua bersaudara itu sudah tidur.
Keyla dan Dewangga.
Selesai memotong buah yang diletakkan di piring, Dewangga mencuci pisau yang ia pakai dan dikembalikan ke tempat asalnya. Kemudian, lelaki itu mencomot sebuah mangga yang telah dipotong dan dibawalah piring tersebut dengan mulut yang mengunyah mangga.
Memang tidak baik Dewangga. Makan sembari berjalan, sangat tidak baik untuk dicontoh.
Sampai di ruang televisi, Dewangga duduk di sebelah Keyla tanpa permisi, menghilangkan fokusnya gadis itu yang tengah menonton sinetron kebanggaan emak-emak.
"Ganti napa, Key. Nontonnya itu mulu," ucap Dewangga, menaruh piringnya ke meja.
Bukannya menjawab, Keyla malah memukuli perut lelaki itu menggunakan bantal sofa. Dewangga yang tidak siap terkena serangan itu pun langsung terkejut.
"Heh! Lo apa-apaan, sih! Sakit tau!"
"Kenapa lo gak pake baju, Dewangga Retrora!" pekik Keyla tepat di telinga lelaki tersebut.
Dewangga berdecak, "Males, ah. Bentar lagi mandi ini. Emang kenapa kalo gue gak pake baju? Terpesona sama body gue, ya, lo!"
"Dih! Gue? Terpesona sama body lo yang buncit ini? Ogah banget."
"Buncit? Sixpack gini dibilang buncit," balas Dewangga, tidak terima dikatai buncit karena perutnya memang ada lipatan-lipatan seperti roti sobek.
Keyla mencibir, "Sixpack doang kalo jomblo buat apa?"
"Buat istri gue nantilah." Tersenyum, Dewangga mencolek dagu Keyla menggunakan tangan bekas mencomot buah mangga--lengket. "Lo jadi sad girl karena gak bisa gue nikahin, ya? Cieee, Keyla, cieee."
Membulatkan mata dengan mencubit perut Dewangga, Keyla kembali mencibir, "Syukur gue gak nikah sama lo. Yang ada ribut mulu."
Dewangga meringis karena cubitan maut Keyla. "Sakit, elah. Cubitan lo ngeri banget, setan." Kemudian, lelaki itu bicara lagi setelah mengusap-usap bekas cubitan dari Keyla yang membiru itu. "Tapi iya juga, sih. Tipe gue, kan, yang keibuan trus pinter ngerawat suami. Kalo lo bocil banget."
"Dih! Sembarangan. Gini-gini gue bisa ngerjain urusan rumah, ya! Walau dibantu Mbak, sih, sekarang," balas Keyla dengan cicitan di akhir kalimatnya. Mbak yang dimaksud adalah pembantu rumah mereka.
Teringat bahwa kedua orang tua mereka menyewakan pembantu untuk membersihkan rumah, supaya Keyla tidak kelelahan seusai belajar di sekolah.
Tawa menggelegar dari Dewangga mengisi penjuru ruangan. Kalau ditinggal berdua begini, bisa hancur memang rumah mereka. Dewangga dan Keyla bagaikan kucing dan tikus.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crazy Class
Mystery / ThrillerDisatukan dengan murid-murid ambisius bukanlah keinginan seorang Keyla Zeara. Entah keberuntungan apa yang membuat dia mendapatkan beasiswa hingga bisa masuk ke sekolah gila ini. Keyla pikir, hanya dia yang pintar. Keyla pikir, kepintarannya tak ada...