Part 32

5.6K 238 3
                                    

"Woi Ni! Buku gue mana?"

"Buku apa pah?"

"Buku yang ada tulisan 'Sistem Manajemen' nya"

"Nini gak tau, lagipula Nini belum tau baca Pah" sanggah Aini saat Leon menanyainya.

"Ehh iya ya" ucap Leon ketika mengingat Aini yang memang belum bisa membaca.

Hari demi hari berlalu dan tidak terasa saat ini Aini tumbuh dengan sangat cepat, umur anak itu sekarang sudah 4 tahun, Leon juga sudah kuliah sekarang, ia mengambil jurusan manajemen karena perintah Omnya yang cerewet itu.

"Kayaknya gue harus buru-buru nyekolahin Lo deh, supaya Lo bisa belajar baca"

"Selius Pah? Nini bakal sekolah? Wuahh Nini gak saball!"

"Aihh Lo belum tau aja derita seorang pelajar" ucap Leon menatap Aini sinis.

"Gue pergi dulu, kalau ada orang yang datang liat dulu dia siapa, kalau udah tau orangnya siapa baru pintunya di buka, ngerti?"

"Ngelti papa"

"Gue pergi dulu"

Leon melangkah pergi setelah mengatakan itu, ia bahkan tidak perduli dengan bukunya yang belum ditemukan, sifat begajulan dan tidak perduli cowok itu masih melekat sampai sekarang.

"Papa tunggu!"

Leon menghentikan langkahnya ketika mendengar suara Aini yang memanggilnya.

"Apaan?"

"Salam" ucap anak itu kemudian mengambil tangan Leon lalu menciumnya.

Leon sempat kaget dengan hal yang di lakukan Aini. "Siapa yang ngajarin?"

"Aunty Silen"

Senyum kecil Leon terbit mendengar nama yang disebutkan Aini, ngomong-ngomong soal Siren, gadis itu selalu sibuk akhir-akhir ini, dia sudah semester akhir, dan seperti mahasiswi semester akhir lainnya, ia sekarang sibuk dengan skripsinya. Tapi meski begitu Siren masih sering meluangkan waktunya untuk Leon dan Aini.

"Kata aunty Silen, Nini harus lakuin itu setiap papa mau pelgi bial sopan"

"Bener, yaudah gue pergi ya"

"Iya papa, hati-hati"

Leon meninggalkan apartemennya setelah itu, Aini yang di tinggal beranjak dari tempatnya berdiri kemudian berjalan menuju sofa depan televisi dimana boneka-bonekanya berada.

"Huhhh Beli kita beldua lagi" keluh anak itu memandang boneka beruang kecilnya yang bernama Beri, Beri adalah hadiah ulangtahun Leon untuk Aini saat usia anak itu 2 tahun.

"Gak apa-apa Beli, Nini kan udah biasa beldua sama Beli, ayo kita main, kayaknya Mr. Celo udah capek nunggu teh buatan Beli" ucap Aini kemudian mendudukkan Beri di depan satu boneka lainnya yang ia beri nama Mr. Celo, lalu ia mengambil cangkir plastik dan meletakkannya di depan Mr. Celo.

"Mr. Celo ini teh buatan Beli, diminum ya mumpung masih hangat"  ucap Aini mengubah suaranya menjadi berbeda dan menganggap bahwa itu suara Beri.

"Wahh telimakasih Beli, kamu baik sekali, aku minum ya?"

"Silahkan Mr. Celo"

Begitu seterusnya hingga suara bel mengambil alih fokus anak itu.

"Siapa ya?" Tanya Aini sambil memandang ke arah pintu apartemen.

Ting tong

Suara bel itu berbunyi lagi, akhirnya setelah mempertimbangkannya Aini akhirnya mengambil Beri dan berniat mengecek siapa yang datang.

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang