Part 47

4.7K 236 1
                                    

Sudah setahun sejak kematian Elin, semuanya kembali seperti semula hanya saja sekarang sosok ceria dan jahil itu telah tiada. Ivan memutuskan melanjutkan kuliahnya di California karena rasa bersalahnya yang begitu besar kepada Elin, sedangkan Lira, dia sudah menjalani operasi donor mata, mata Elin kini ada pada gadis itu.

"Leon!"

Teriakan Janu membuat Leon yang sedang memasak dan Deo yang sedang mencicipi masakan Leon langsung tersita perhatiannya. Galen menggeleng melihat Janu yang begitu berlebihan menurutnya, sedangkan Aini ia hanya terkekeh geli melihat tingkah Omnya itu.

"Sini cepet Yon! Liat Aini Nih!" Imbuh Janu masih meneriaki Leon.

Leon yang penasaran menghentikan acara masaknya kemudian menghampiri Janu, Galen, dan Aini yang sedang ada di sofa. Deo juga mengikut di belakang Leon saat dirinya juga penasaran.

"Kenapa Aini?" Tanya Leon saat sudah sampai di dekat sofa dimana teman-temannya dan Aini berada.

"Mana Ni? Tunjukin sama papa Lo cepetan!"

"Apaan sih Om Janu, lebay deh"

"Ayo cepetan!"

"Ihh Om rusuh ah"

"Lo denger Yon?!"

Leon menyeritkan keningnya bingung mendengar pertanyaan Janu.

"Apaan sih Nu? Lo bikin bingung tau gak" ucap Deo yang merasa gemas dengan Janu yang tidak jelas.

"Kalian gak ngeh nih, Aini udah bisa bilang R tau!"

Ucapan Janu itu membuat Leon dan Deo membulatkan matanya.

"Beneran Ni?!" Langsung saja Deo menghampiri Aini dengan wajah antusias.

"Coba ngomong R"

Deo jatuh ke samping saat Leon menggesernya dengan cepat, Aini terkekeh melihat respon papanya.

"Leon Jonathan Kendrick"

Leon menatap Aini tak percaya ketika anak itu menyebutkan nama lengkapnya, Deo menatap Aini haru setelah mendengar anak itu akhirnya bisa mengatakan R.

"Wuahh hebat banget cantiknya om Deo!" Deo dengan cepat memeluk Aini yang tersenyum bangga karena ia sudah bisa bilang R.

"Sejak kapan Ni?" Tanya Deo yang masih memeluk Aini.

"Belum lama kok Om, ternyata seru ya kalau udah bisa bilang R, rasanya kayak bukan anak kecil lagi hehehe"

"Ohh, wahh Lo keren banget Ni" Aini tersenyum kemudian melepas pelukannya dari Deo.

Aini menatap bingung Leon yang masih terdiam sampai sekarang, bukannya papanya itu seharusnya mengatakan sesuatu?

"Pah! Kok papa diem aja sih? Papa gak seneng kalau Nini bisa bilang R?" Leon tersentak ketika Aini mengatakan itu di depannya.

"H-hah?"

"Ihh! Papa gak mau ngomong sesuatu gitu sama Nini?!" Tanya Aini kesal.

"I-iya Lo hebat Ni"

"Ahh! Papa responnya kok cuma kayak gitu sih?! Papa gak peluk Nini juga! Nini kesel sama papa!" Aini berlari meninggalkan Leon dan teman-temannya karena merasa kesal kepada Leon. Aini masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu kamar dengan keras.

"Yon Lo kenapa sih? Ngambek kan anaknya" Ucap Janu menatap Leon kesal, ia ikut kesal melihat respon Leon tadi.

"Iya Yon, jujur aja muka Lo gak ada raut seneng-senengnya tadi, malahan Lo lebih kayak orang yang lagi nahan berak, kayak orang ngeden tau gak" tambah Deo ikut memojokkan Leon.

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang