Part 4

12.6K 612 11
                                    

"Nih, gue sama Ivan udah nanya sama mba-mba disana dan katanya ini yang cocok sama bayi kecil"

"Lo bilang bayi kecil? Emang mbanya gak nanya umur bayinya?"

"Nanya sih, dia bahkan nanya berat bayinya, tapi gue gak tau gue belum pernah gendong juga makanya gue bilang aja bayinya kecil dan kayaknya ringan banget"

Galen menghelah nafas panjang mendengar ocehan Deo, untuk saja ukuran yang mereka beli cocok dengan Aini, jika tidak kan repot lagi. Janu yang memasangkan popok kepada Aini, ia juga sudah membuatkan susu untuk bayi itu, sepertinya Janu sudah pernah melakukan itu semua sebelumnya.

"Telaten banget Lo"

"Iya dong, gue itu ayahabel sebenernya" ucapnya dengan bangga.

"Gue yang bedakin!" Ucap Deo saat melihat Janu hendak membuka tutup bedak.

"Iya, iya, nih"

Dengan senyuman mengembang Deo mengambil bedak di tangan Janu kemudian memakaikannya ke wajah dan badan Aini.

"Gemeesss ihhh, Yon anak Lo buat gue aja ya?" Ucap Deo sambil menatap Leon berharap.

Leon hanya fokus pada ponselnya saat teman-temannya sibuk mendandani Aini. Mendengar ucapan Deo Leon hanya berdehem singkat tetapi pandangannya masih pada ponselnya. "Entar malem ada balapan tapi kayaknya gue gak bisa ikut, Lo gantiin gue Van"

"Siap pak bos"

"Hmm, kalian balik deh"

"Ngusir Yon?"

"Udah malem, si Aini juga harus tidur lagi"

"Iya deh, ehh tapi kalau ada apa-apa telfon kita ya"

"Hmm"

Teman-teman Leon satu persatu keluar dari kamar Leon setelah tadi Galen menyusun bantal di masing-masing sisi Aini agar bayi itu tidak jatuh nantinya. Leon mengikuti langkah teman-temannya untuk mengantar mereka ke pintu apartemen. Setelah mengantar teman-temannya Leon kembali ke kamarnya untuk mengecek apakah Aini sudah tidur atau belum, dan ternyata bayi kecil itu masih membuka matanya dengan tangan mungilnya yang masih sibuk ia gerakkan.

Leon terkekeh kecil melihat bayi itu yang kini menatapnya dengan mata bulatnya. "Lo adalah cewek pertama yang berani tidur di kasur gue"

Langkah Leon membawanya mendekati Aini yang masih memainkan tangannya sesekali memasukkan jari-jari kecilnya ke dalam mulutnya. Leon memperhatikan bayi kecil itu dalam sambil mengamati wajah Aini. "Huhh, Lo emang anak gue" ucapnya setelah menyadari bahwa bayi mungil itu memiliki garis wajah yang mirip dengannya.

"Tidur ya, besok lagi mainnya, besok kita ketemu Oma dan opa Lo" ucap Leon setelah itu berbaring di sebelah Aini sambil menepuk-nepuk pelan anak itu.

"Lo jangan jadi kayak gue ya Ni, Lo boleh tumbuh tanpa seorang ibu tapi Lo gak boleh kayak gue karena Lo punya gue, gue bakal jagain Lo"

Entah kenapa rasanya hati Leon menghangat melihat Aini yang terus menatapnya. Perlahan Leon mendekatkan dirinya kemudian mengecup kening Aini lalu beberapa saat kemudian berpindah mengecup kedua pipi bayi itu. Leon tersenyum saat merasa dirinya sangat lucu saat ini, dia sudah menjadi seorang ayah, dirinya sudah memiliki seorang putri, huhh rasanya mustahil tapi jujur saja ada rasa bahagia di hati Leon saat ini apalagi saat melihat wajah polos Aini yang begitu menenangkan.

Leon baru bisa tertidur saat Aini sudah tertidur, lama ia menunggui bayi itu sampai akhirnya Aini tertidur juga.

***


Leon menatap rumah besar di depannya, hari ini ia pulang ke rumah orangtuanya, ini hari Minggu dan sebenarnya Leon ragu mama papanya ada di rumah pasalnya kedua orang tuanya itu selalu bekerja meski hari libur sekalipun. Leon sangat jarang pulang ke rumahnya, ia hanya pulang sesekali jika mamanya yang memohon kepadanya untuk pulang dan sekarang ia pulang karena ia harus memberitahu orangtuanya jika sekarang ia sudah memiliki seorang anak.

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang