Part 41

5.2K 241 4
                                    

Hari ini adalah hari pertama Aini sekolah, anak itu sudah bangun pagi-pagi sekali untuk mandi, tidak lupa ia membangunkan Leon untuk membantunya bersiap, jangan lupa jika Aini adalah alarmnya Leon.

"Papa lambut Nini kepang dua ya?"

"Hmm"

Aini tidak berhenti tersenyum di depan cermin sambil memandangi dirinya, pandangannya sesekali mengarah pada Leon yang fokus menata rambutnya, Leon menggigit karet gelang kecil di mulutnya sedangkan tangannya fokus menata rambut Aini, terlihat seperti seseorang yang sudah pro sekali bukan?

"Papa bilang aunty Silen bakal ada di sekolah Nini juga?" Tanya Aini saat mengingat kemarin Leon mengatakan bahwa Siren akan datang ke sekolahnya juga nanti.

"Iya, dia bakal nganterin keponakannya, nanti Lo kenalan sama keponakan Siren ya?"

"Siap Pah, huhh Nini gak sabar punya temen balu" ucap Aini penuh semangat, ia sudah tidak sabar sebenarnya untuk berangkat ke sekolah.

"Udah, sana sarapan dulu abis itu kita berangkat" suruh Leon ketika kegiatannya mengepang rambut Aini selesai.

"Iya Pah" Aini turun dari kursi kemudian menuju meja makan untuk sarapan, sedangkan Leon ia mengganti pakaiannya kemudian menyusul Aini.

Leon memang belum mandi, ia punya kelas siang hari ini, dan dia berpikir terlalu dini untuk mandi jika kelasnya mulai siang. Dia hanya mencuci muka dan menyikat giginya, Leon berpikir tidak mandi pun dia sudah tampan jadi tidak masalah lah.

"Lo mau bawa bekal?" Tanya Leon kepada Aini yang sedang sarapan roti selai coklat kesukaannya.

"Iya Pah, Nini gak mau nasi goleng tapi"

"Terus maunya apa?"

"Nasi yang ada lauknya"

Leon menepuk jidatnya mendengar ucapan Aini, ia sudah terbiasa sebenarnya dengan keajaiban anaknya itu. Leon memutuskan memasakkan omelette dan Capcay untuk Aini, tidak lupa Leon menyiapkan buah untuk cemilan anak itu.

"Mau di pasangin sepatunya?" Tanya Leon saat melihat Aini berjalan mengambil sepatunya.

"Enggak usah Pah Nini mau belajal pakai sendili"

Leon sudah selesai menyiapkan bekal Aini, ia memasukkannya ke dalam tas bekal kemudian menentengnya dengan tangan yang satu menenteng tas sekolah Aini. Leon menatap dalam Aini yang sedang berusaha memasang sepatunya. Anaknya sudah besar dan sudah mulai bersekolah sekarang, kenapa rasanya matanya memanas saat melihat senyum Aini yang berhasil memasang sebelah sepatunya, ada rasa haru di dalam diri Leon saat melihat Aini sudah sebesar ini.

"Udah selesai Pah" ucap Aini saat berhasil memasang sepatunya yang sebelah lagi.

"Yaudah ayo berangkat"

Leon memasangkan tas Aini di punggung anak itu kemudian menggandeng tangannya untuk keluar dari apartemen bersama. Leon menggunakan mobilnya untuk mengantar Aini ke sekolah, ia tidak mau rambut anak itu yang sudah ia tata secantik mungkin menjadi berantakan karena angin jika ia naik motor.

Tidak lama kemudian mobil Leon sampai di sekolah baru Aini, mereka sama-sama keluar dari mobil kemudian berjalan bersama untuk masuk ke sekolah. Banyak ibu-ibu yang sepertinya juga mengantar anak-anak mereka yang memandang Aini dan Leon kagum, mereka terlihat sempurna bersama meskipun lebih terlihat seperti kakak beradik tapi dilihat dari manapun mereka memang sangat menggemaskan dan serasi.

"Aini! Leon!"

Aini dan Leon menghentikan langkah mereka ketika mendengar suara seseorang yang memanggil mereka.

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang