Part 13

6.7K 304 0
                                    

Drrtttt

Leon mengerjabkan matanya saat mendengar suara dering ponsel yang melengking di sebelah telinganya. Dengan alis berkedut karena kesal Leon meraih ponselnya dengan kasar, ia sangat ingin meneriaki seseorang diseberang sana andaikan Aini tidak tertidur tepat di bawah ketiaknya.

"Pa'an?"

"Hehehe gue cuman mau mastiin Lo bangun Yon, ingetkan ini hari kita ada ujian"

"Tau, tapi harus banget Lo nelpon gue di saat gue masih tidur?" Tanya Leon dengan nada kesal kepada Janu, ya orang yang menelfon itu adalah Janu. Janu hanya khawatir Leon ketiduran lagi dan melewatkan hari dimana mereka akan melaksanakan ujian tengah semester.

Hari ini adalah hari pertama dilaksanakannya ujian tengah semester bagi kelas 12, ya Leon dan teman-temannya sudah kelas 12 sekarang. Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat, Aini sudah bisa merangkak sekarang bahkan bayi itu sesekali berdiri dengan usahanya sendiri. Sudah hampir satu tahun Leon membesarkan Aini, dari ketua Draks itu masih kelas 11 SMA sampai sekarang ia sudah di pertengahan masa kelas 12 nya.

"Hehehe maap Yon, ohiya gue titip morning kiss buat si cantik"

Tuttt

Janu mematikan teleponnya setalah mengatakan itu dan Leon sama sekali tidak menghiraukan ucapan cowok itu. Dengan gerakan yang amat pelan Leon berusaha menuruni ranjang agar Aini tidak terbangun tetapi seperti usahanya itu sia-sia, pasalnya mata bulat itu sudah terbuka dan menatapnya. Leon tidak bergerak karena ia tau kebiasaan putrinya saat terbangun di pagi hari seperti ini.

"Huwaaa pa pa pa"

Menangis, itu adalah kebiasaan Aini di pagi hari jika anak itu terbangun. Sambil merentangkan tangannya berharap Leon mengambilnya Aini terus menangis sambil memanggil Leon. Langsung saja Leon mengambil Aini dan menimang-nimang anak itu untuk menenangkannya.

"Udah udah diem, ini masih pagi, gak baik nangis pagi-pagi" ucap Leon sambil menepuk-nepuk punggung Aini agar anak itu menghentikan tangisnya.

"Lo mau gue mandiin sekalian?" Tanya Leon kepada Aini, anak itu hanya meresponsnya dengan tatapan polos dengan mata bulat yang masih di genangi air mata.

"Diam pertanda iya" setalah mengatakan itu Leon segera membawa Aini masuk ke dalam kamar mandi dan mulai memandikan anak itu.

***

Selesai mendandani Aini Leon juga segera memakai seragamnya. Rencananya Leon akan membawa Aini ke markas Draks, ya seperti biasa ia akan menitipkan Aini pada Tio atau Andi, Aini juga sudah terbiasa dengan dua orang itu, selama ini memang Leon menitipkan Aini kepada dua anggota kepercayaannya itu karena ia tidak mau Aini dirawat oleh baby sitter atau semacamnya. Leon akan merasa aman jika yang menjaga Aini adalah orang-orang kepercayaannya.

Setelah semuanya siap, Leon lanjut memasang gendongan Aini ke tubuhnya dan menggendong Aini menggunakan gendongan itu. Rencananya Leon akan membawa motor itulah kenapa ia menggunakan gendongan. Leon memang biasanya menggunakan cara ini ketika ia ingin menitipkan Aini ke markas Draks, kebiasaan ini sudah ia lakukan sejak Aini umur 10 bulan.

Leon mengendarai motornya dengan kecepatan pelan karena sedang ada Aini sekarang, ia hanya takut anak itu masuk angin jika ia mengendarai motornya dengan cepat. Sesampainya di markas Draks, Leon segera membawa Aini masuk, di dalam markas sudah ada beberapa anggota Draks yang menyambut Leon.

Leon berjalan ke arah Tio yang sedang sarapan dengan beberapa anggota lainnya.

"Yon, makan Yon"

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang