Part 46

4.6K 221 1
                                    

Siren mempercepat langkahnya saat sampai di rumah sakit, perasaannya sudah tidak karuan saat pihak rumah sakit menelfonnya dan mengatakan bahwa Elin kecelakaannya. Kata seseorang yang tadi mengabarinya, nomornya adalah nomor terakhir yang Elin hubungi makannya mereka langsung mengabari Siren. Siren juga sudah mengabari Leon dan mungkin cowok itu serta yang lainnya sudah menuju ke rumah sakit. Perihal orang tua Elin, Siren belum mengabari mereka, ia akan memastikan keadaan Elin dulu sebelum mengabari orang tuanya.

"Permisi sus, saya pihak keluarga dari pasien bernama Elin, korban kecelakaan tadi" ucap Siren saat sudah tiba di bagian resepsionis.

"Mba yang saya hubungi tadi ya?"

"Iya sus, Elin ada di ruangan mana ya sus?"

"Dari sini Mba lurus saja, setelah itu mba belok kiri ruangannya ada di ruangan ke 4"

"Baik sus makasih"

Siren berlari setelah mendengar penjelasan dari suster itu, ia mengikuti arah yang di sampaikan oleh suster tadi. Setelah belok kiri dan ruangannya ada di ruangan ke 4, langkah Siren terhenti ketika ia sampai di ruangan ke 4 yang di maksud suster tadi.

Tubuhnya mematung saat melihat ruangan apa yang ada di depannya, Siren tidak salah lihat kan? Itu adalah ruang jenazah. Siren masih terdiam disana dengan tubuh bergetar, ia berusaha menolak sesuatu yang ada di pikirannya saat melihat ruangan itu.

"N-nggak mungkin" Siren menggeleng lirih, air matanya meluruh saat dirinya semakin berpikiran yang tidak-tidak.

"Siren!" Teriakan seseorang itu bahkan tidak mengalihkan pandangan Siren dari ruangan di depannya.

Leon dan teman-temannya juga sudah sampai di rumah sakit, raut khawatir tergambar jelas di wajah mereka apalagi Ivan, ia yang paling panik saat mendengar Siren menelfon Leon dan mengatakan bahwa Elin kecelakaan. Langkah mereka memelan saat tiba di depan ruangan dimana Siren juga sedang berdiri di depannya.

Jantung Ivan berdetak kencang saat ini, apa yang ada di pikirannya tidak benar kan? Tolong seseorang katakan padanya bahwa ini semua tidak benar! Leon berjalan menghampirinya Siren yang masih memandang kosong ruangan di depannya.

"Ren" Leon menyentuh pundak Siren pelan saat memanggilnya.

"Ini enggak bener kan Yon? Pasti ada kesalahan! Ini pasti ada kesalahan Yon! Elin gak mungkin ada di dalam sana!"

"Tenang Ren"

"Aku harus tanya sama dokter!"

Baru saja Siren ingin mencari dokter tapi langkahnya terhenti saat seorang dokter berjalan ke arah mereka.

"Dok! P-pasien yang bernama Elin yang baru aja kecelakaan dimana dok?! Dia ada di ruangan mana?!" Siren langsung menyerang dokter itu dengan berbagai pertanyaan saat dokter itu tiba di dekatnya.

Terlihat dokter itu menghela nafas sebentar kemudian menatap Siren yang sudah menangis di depannya, Siren menatap dokter itu dengan tatapan berharap, ia berharap dokter itu segera bahwa keadaan Elin baik-baik saja dan dia sedang ada di sebuah ruangan untuk beristirahat saat ini.

"Saya mengerti mungkin ini adalah kenyataan yang berat, tetapi saya harus menyampaikannya meski sebenarnya saya juga berat mengatakan ini. Kami sudah berusaha semampu kami untuk menyelamatkan pasien, tetapi kondisinya memang sudah sangat tidak memungkinkan, dia kehilangan banyak darah, tangan kanannya juga terluka parah kerena terhimpit mobil, Pasien meninggal dunia saat belum lama tiba di rumah sakit" Semuanya masih menyimak penyampaian dokter itu.

"Pasien masih sempat sadar ketika sampai di rumah sakit, ia bahkan menitipkan wasiat terakhir kepada saya, ia meminta agar kornea matanya di donorkan oleh seseorang bernama Lira" ucapan dokter itu mampu membuat semua yang ada di sana tertegun, Apa Elin berniat mendonorkan matanya untuk Lira?

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang