Part 19

6.3K 324 0
                                    

"David!"

"Hai kak"

David terdiam saat sepasang suami istri menghampirinya sambil tersenyum cerah.

"H-hai" sapanya gugub pasalnya sekarang ia tidak sendirian melainkan bersama Aini.

"Lama tidak bertemu kak, bagaimana kabar kakak?"

"Aku baik, kalian?" Tanya David sedangkan yang ditanya tidak menjawab melainkan hanya menampakkan wajah lesunya.

"Tidak ada yang baik-baik saja sejak kepergian Leon kak" jawab Kyra, ya dua orang yang menyapa David barusan adalah Abraham dan Kyra.

"Itu anak siapa?" Tanya Abraham mengalihkan pembicaraan, ia tidak mau pembahasan tentang Leon menjadi berlarut-larut.

"Ini-"

"Bukankah dia sangat cantik Mah? Lihatlah wajah bulatnya itu, aku ingin sekali memegangnya, apakah boleh Vid?"

Abraham sungguh sangat gemas dengan anak perempuan yang ada di gendongan David, sebenarnya perhatiannya sudah teralihkan ke anak ini sejak pertama kali ia dan Kyra menghampiri David tadi. Kyra mengangguk menyetujui ucapan Abraham, menurutnya juga anak itu sangat menggemaskan tapi ia cukup familiar dengan wajah itu, entah anak itu mirip siapa menurutnya tapi ia sungguh merasa pernah melihat wajah itu di suatu tempat.

"Dia cantik kan?"

"Hmm, apa boleh aku menggendongnya?" Tanya Abraham, tetapi belum saja David menjawab ia sudah mengambil Aini dari gendongan David.

"Hati-hati Pah, kamu itu nggak terbiasa gendong bayi, kalau jatuh gimana?" Omel Kyra saat Abraham langsung mengambil Aini begitu saja.

"Aku bisa mah, lihat, dia aja gak rewel sama sekali, itu tandanya dia suka sama aku" ucap Abraham membanggakan dirinya, Abraham itu sebenarnya penyayang tapi entah kenapa ia jauh dengan putranya sendiri.

"Dia anak siapa kak?" Tanya Kyra lagi, pasalnya ia takut orangtua anak itu tiba-tiba mencari anak mereka.

"Dia anak kolegaku, mereka menitipkannya kepadaku karena ingin menyapa teman-teman mereka" ucap David asal, ia hanya mengatakan apa yang kini ada di pikirannya karena tidak mau Abraham dan Kyra tau bahwa anak yang mereka gendong saat ini adalah cucu mereka sendiri alias anak Leon.

"Boleh aku membawanya David? Aku akan menjaganya dengan baik, lagipula ada Kyra juga. Nanti ku kembalikan setelah aku puas bermain dengannya dan oh iya siapa namanya?"

David berpikir sebentar, ia agak ragu sebenarnya, ia takut Leon akan marah saat tau ia menitipkan anaknya pada papa dan mamanya. Setelah cukup lama berpikir David akhirnya mengangguk saat ia merasa tidak ada salahnya Aini ikut dengan Abraham dan Kyra, toh mereka kan kakek dan nenek Aini, dan kata Abraham tadi dia akan meminjamnya sebentar dan akan mengembalikannya secepatnya kan?

"Baiklah, namanya Aini, tapi cepat kembalikan kepadaku sebelum orangtuanya datang ya?"

"Hmm"

Abraham dan Kyra pergi membawa Aini dan meninggalkan David sendiri, David menatap kepergian mereka dengan pandangan khawatir, yang ia lakukan ini tidak salah kan?

Sementara di sisi lain ruangan itu, Leon sedang menatap malas para kolega-kolega perusahaan yang sedang membicarakan bisnis. Huhh bapak-bapak ini terus membahas topik yang membosankan menurut Leon, kalau boleh memilih Leon lebih suka duduk masih sambil menonton televisi di apartemennya bersama Aini di banding berkumpul bersama para pebisnis ini. Tapi mau tidak mau Leon harus berada disana dan mencoba mengakrabkan dirinya dengan lingkungan para pebisnis itu karena suatu saat ia juga akan menjadi seperti mereka. Setelah menghelah nafas panjang Leon kembali mendengarkan apa yang dikatakan oleh salah koleganya itu.

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang