Part 44

4.4K 205 5
                                    

Malam harinya mereka barbequean, para cowok-cowok sudah menyalakan bara api untuk pembakaran, sedangkan cewek-cewek sedang menyiapkan dagingnya. Aini dan teman-temannya saat ini sedang makan cemilan sambil menonton serial kartun di YouTube.

"Yon udah siap apinya?" Tanya Siren menghampiri Leon sebab daging yang ia marinasi tadi sudah siap di bakar.

"Udah, dagingnya udah siap?"

"Iya"

"Yaudah sini aku bakar"

Siren mengangguk kemudian berjalan mengambil daging yang tadi ia kerjakan, Leon menerima daging yang di berikan Siren kemudian mulai membakarnya.

"Kayaknya enak"

"Iya dong orang aku yang kerjain dagingnya" bangga Siren.

"Bukannya kamu kerjainnya sama kak Vika sama kak Elin ya?"

"Hehehe mereka juga bantuin tapi aku yang paling banyak kerja"

"Iya iya, kamu emang hebat"

"Oh jelas"

Leon tersenyum sambil menunggui dagingnya matang, Siren yang juga menemani Leon merebakan kepalanya di pundak Leon. Melihat itu Leon mengusap pucuk kepala Siren yang kini menyender di pundaknya.

"Capek banget Yon akhir-akhir ini" keluh Siren sambil menutup matanya, ia menikmati elusan Leon pada kepalanya.

"Jadi mahasiswa akhir itu ternyata seberat ini, rasanya waktu istirahat hampir gak ada tiap harinya"

"Aku yakin kamu bisa, aku percaya sama kamu, yang terpenting kalau ada apa-apa atau kamu ke lagi capek banget kamu datang ke aku. Aku gak mau ya sampai kamu nyembunyiin sesuatu dari aku"

"Hmm"

"Aku mau jadi pasangan yang selalu ada buat kamu Ren, apa gunanya aku kalau kamu capek sendirian? Setidaknya kalau gak bisa bantuin kamu aku bisa jadi sandaran kamu"

Siren menatap Leon kagum setelah mendengar ucapan cowok itu.

"Leon aku udah gede ternyata, udah ngerti arti sebuah hubungan hmm?"

"Iya lah, aku bahkan udah jadi ayah gak mungkin dong aku kekanak-kanakan terus"

"Iya iya, papanya Aini bukan Leon si berandalan lagi sekarang" Leon dan Siren sama-sama terkekeh mendengar ucapan Siren itu, Leon memang lebih dewasa sekarang ia bahkan sudah mulai bekerja di perusahaan meski belum turun langsung ke lapangan, ia hanya mengerjakan berkas-berkas yang di kirimkan David kepadanya melalui email.

"Kayaknya dagingnya udah mateng Yon"

"Hmm, aku angkat dulu ya?"

"Iya"

Setelah seluruh dagingnya matang mereka kemudian memakannya bersama-sama, senda gurau menemani acara makan mereka, sungguh malam ini menjadi malam yang sangat menyenangkan bagi mereka. Selesai makan para cewek-cewek mencuci piring mereka sedangkan cowok-cowok dan anak-anak sibuk menyanyi dengan Janu yang  memainkan gitar.

"Papa"

Leon menatap Aini yang menghampirinya, anak itu terlihat sesekali menggosok matanya, sepertinya Leon tau apa yang diinginkan anaknya itu.

"Ngantuk?"

Aini mengangguk mendengar pertanyaan Leon, melihat itu Leon berdiri kemudian membawa Aini ke dalam gendongannya.

"Udah mau tidur Ni?"

Aini yang hampir menutup matanya masih sempat mengangguk ketika mendengar Galen bertanya kepadanya.

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang