Part 30

5.9K 249 2
                                    

"AINI!!"

Leon menghentikan motonya kemudian turun dari atas motor dengan tergesa-gesa, ia bahkan membuang helmnya sembarangan. Teman-teman Leon juga melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Leon, mereka semua sudah kepalang khawatir melihat mobil Abraham menghantam tiang listrik dengan keras. Mobil yang dikendarai Kyra dan Vika juga sudah sampai di tempat kejadian, mereka membulatkan mata mereka saat melihat banyak orang yang sudah mengerumuni mobil Abraham.

"AINI! PAPA BUKA PINTUNYA PAH!" Terus saja Leon menggedor-gedor pintu mobil Abraham yang masih terkunci.

Sedangkan di dalam mobil Abraham memegangi kepalanya yang berdenyut sakit, kepalanya terbentur kursi jok depan mobil cukup keras tapi untung saja ia memakai sabuk pengaman sehingga ia tidak terluka parah.

"A-aini"

Tangan Abraham meraih Aini yang terjatuh di kakinya, tadi ia hanya memangku anak itu jadi saat benturan itu terjadi Aini tidak sengaja terlepas dari pegangannya. Tangan Abraham bergetar saat Aini sudah berada di gendongannya, anak itu tidak sadarkan diri dengan kepalanya yang sudah mengeluarkan darah segar. Sepertinya Aini terbentur dengan kaca mobil saat mobil menikung tajam tadi.

"A-aini buka matamu" ucap Abraham dengan suara lirih sambil menepuk kecil pipi Aini. Pandangan Abraham mengarah pada anak buahnya yang ada di kursi kemudi, terlihat anak buahnya itu pingsan dengan kepala yang menumpu pada setir mobil.

"PAPA!"

Sayup-sayup Abraham mendengar suara Leon yang masuk ke indra pendengarannya, entah kenapa suara Leon seperti berdengung di telinganya. "Leon" lirih Abraham sebelum menutup matanya dengan Aini yang juga sedang pingsan di pangkuannya.

"Kita pecahin aja kacanya Yon" usul Tio yang langsung diangguki Leon.

Tio mengambil sebuah batu yang cukup besar kemudian memecahkan kaca mobil di bagian pintu kemudi.

PRANGG!

Setelah berhasil memecahkan kaca itu tangan Tio masuk ke dalam mobil untuk membuka pintu mobil itu.

"Udah kebuka!" Ucap Tio memberitahu Leon, langsung saja Leon membuka pintu mobil jok belakang untuk mengecek keadaan Aini dan papanya.

Mata Leon membulat saat melihat Aini dan papanya yang sama-sama pingsan, pandangan Leon kemudian fokus kepada kepala Aini yang mengeluarkan darah.

"Aini!" Dengan pelan Leon mengambil Aini dari pangkuan Abraham kemudian memeluknya erat.

"A-aini, enggak, enggak, enggak, jangan kayak gini please!" lirih Leon dengan kepala menggeleng keras, ia tidak kuat melihat keadaan Aini yang seperti ini.

"Leon kamu bawa Aini ke rumah sakit, biar papa, mama yang urus, cepat!" Ucap Kyra yang melihat Leon yang sudah mulai kacau.

"Pakai mobil gue aja Yon" ucap Vika kepada Leon, Siren yang melihat Leon hanya diam sambil memeluk Aini langsung saja menuntun cowok itu berjalan ke arah mobil Vika.

Vika menjalankan mobilnya menuju rumah sakit terdekat, sedangkan Abraham dan anak buahnya juga di bawa ke rumah sakit menggunakan mobil Kyra di bantu para warga yang ada di sana.

***

Saat ini di depan pintu UGD Leon menunggu dengan sabar dokter yang memeriksa Aini keluar, teman-temannya juga berada disana. Mereka semua mendoakan yang terbaik untuk Aini, Siren yang duduk di dekat Leon tidak henti-hentinya mengelus punggung cowok itu serta memberikan kata-kata penenang untuk Leon. Siren bisa melihat jika tangan Leon masih bergetar seperti tadi, wajah Leon pucat dengan tatapan yang menetap kosong ke depan, bayangan wajah Aini yang bersimbah darah terus bermunculan di pikirannya.

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang