Part 56

13.6K 322 107
                                    

Pencarian Kiara dibatalkan karena sekarang mereka tau dimana anak itu berada, yang menjadi masalahnya adalah bagaimana cara mereka mengambil Kiara dari Livy? Leon tau kepribadian Livy, wanita itu tidak pernah main-main dengan ucapannya dan sangat nekat. Leon dan teman-temannya masih terdiam dengan pikiran mereka masing-masing bahkan Siren hanya diam sambil menunduk saat ini. Mereka semua memikirkan permintaan Livy yang ingin menukar Aini dengan Kiara, Leon dibuat pusing dengan permintaan wanita gila itu.

Sedangkan Aini di dalam kamar hanya duduk di depan pintu dengan pintu yang sedikit terbuka agar ia bisa mendengar percakapan orang-orang dewasa di luar. Leon menyuruhnya masuk ke dalam kamar setelah selesai mengangkat telepon tadi, Aini menjadi khawatir karena pencarian Kiara di hentikan, ia tidak mengerti dan tidak tau apa-apa saat ini makanya ia membuka sedikit celah pintu supaya bisa mendengar apa yang sebenarnya terjadi di luar sana.

"Jadi apa rencana Lo sekarang Yon?" Tanya Deo yang sudah jengah dengan keterdiaman Leon dan yang lainnya.

Leon tidak menjawab pertanyaan Deo, ia hanya diam dengan pikirannya yang berkecamuk, memikirkan permintaan Livy yang meminta Aini sebagai imbalan ia membebaskan Kiara membuat kepala Leon sakit dan ingin pecah rasanya. Tidak mungkinkan Leon mengorbankan anaknya demi anaknya yang lainkan?

"Pikirin rencana lo mateng-mateng Yon, jangan sampai Lo ngambil tindakan yang bakal beresiko nantinya" ucap Galen yang diangguki Deo dan Janu.

"Gue bakal nyerahin Aini"

Setelah keterdiamannya Leon akhirnya bersuara, ucapan Leon itu membuat semua orang membulatkan matanya kaget. Aini yang ada di dalam kamar pun terkejut mendengar ucapan Leon, apa maksud dari ucapan papanya itu? Kemana papanya akan menyerahkannya?

"Lo gila Yon?! Emang gak ada cara lain?! Ini terlalu beresiko Yon! Gimana kalau Livy bawa Aini pergi? Lo mau pisah dari anak lo?!" Ucap Janu tidak terima dengan rencana Leon yang akan menyerahkan Aini.

Aini semakin bingung, kenapa sekarang mereka jadi menyebut-nyebut mamanya?

"Gue harus nyelametin Kiara! Dan untuk itu gue harus nyerhin Aini ke Livy!"

Degg

Mendengar ucapan papanya itu membuat hati Aini sakit, apa papanya akan menukarkannya dengan Kiara? Tapi kenapa? Bukannya dulu papanya bilang tidak akan menyerahkannya pada mamanya?

"Gue gak bisa ngabaiin anak gue yang lagi dalam bahaya!"

Cukup! Aini tidak bisa lagi mendengar ucapan papanya, dengan sangat pelan ia menutup rapat pintu kamarnya dan berjalan ke arah ranjang untuk duduk disana. Di dalam hatinya ia terus merapalkan kalimat bahwa papanya tidak sungguh-sungguh mengatakan itu, papanya pasti hanya terlalu khawatir dengan Kiara sehingga ia mengatakan semua itu.

Pandangan Aini kemudian mengarah pada bingkai foto dimana dirinya dan sang papa sedang tersenyum cerah dengan Aini yang memeluk leher Leon dari belakang. Aini meraih bingkai foto itu dan mengusapnya lembut, kata-kata Leon terlintas kembali ke dalam ingatannya setelah melihat foto itu, tidak terasa air mata Aini mengalir seiiring ia menatap fotonya bersama sang papa.

"Itu gak bener kan Pah? Katanya papa sayang sama Nini? Papa gak akan nyerahin Nini ke mama kan? Nini emang pengen tinggal bareng sama mama tapi Nini gak mau pisah juga dari papa" ucap Aini lirih sambil mengusap air matanya sesekali.

"Papa satu satunya yang selalu ada buat Nini selama ini, Nini sayang banget sama papa, jangan ngecewain Nini ya Pah?"

Aini memeluk bingkai foto itu seolah-olah sedang memeluk papanya.

Sedangkan diluar kamar, Siren menatap Leon tidak percaya setelah mendengar ucapan cowok itu.

"Kamu gak serius kan Yon? Kamu tau apa resiko dari ucapan kamu tadi? Kamu mau kehilangan Aini?!" Tanya Siren menatap Leon kecewa, ia kecewa Leon bisa mempunyai pikiran seperti itu, apa Leon tidak berpikir bahwa pemikirannya itu bisa membuatnya kehilangan Aini.

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang