Part 5

13.2K 561 1
                                    

"Halo cantiknya om Deo" seru Deo girang saat Leon datang sambil membawa Aini.

"Duduk Yon"

"Gimana?"

Pertanyaan Galen serentak membuat teman-teman Leon yang lain langsung menatap bertanya ke arahnya. Leon menghela nafasnya kemudian menatap Galen serta teman-temannya yang lain secara bergantian.

"Gue dicoreng dari nama keluarga"

"HAH! Sampai segitunya?" Tanya Ivan tak percaya.

"Hmm"

"Sebenarnya kalau dipikir-pikir orangtua mana yang gak kecewa sama anaknya kalau tau anaknya sampai punya anak di luar nikah" ucap Juna setelah memikirkannya lagi.

"Hmm, bener, pasti orangtua Lo kecewa banget Yon"

"Gue gak perduli, jalan yang gue sambil saat ini adalah jalan yang terbaik menurut gue"

Teman-teman Leon mengangguk mendengar ucapan Leon.

"Ehh jadi kan ke mal buat beliin perlengkapan Aini?" Tanya Deo karena mereka semua hanya duduk diam setelah selesai membahas Leon dan orangtuanya.

"Jadilah! Yuk"

Mereka semua berdiri kemudian keluar dari cafe tempat mereka mengobrol tadi. Jujur saja hampir seluruh penghuni cafe itu menatap mereka apalagi para gadis, tatapannya bermacam-macam tentunya. Ada yang menatap mereka kagum dengan ketampanan yang mereka miliki masing-masing, ada juga yang gemas karena salah satu dari mereka yang sedang menggendong bayi perempuan lucu, yang tentu saja mereka anggap adiknya, mereka pasti tidak percaya jika mengetahui fakta jika bayi itu adalah anak salah satu dari cowok-cowok tampan itu.

***

"Beli apaan dulu nih?"

"Bajunya aja dulu"

"Oke, kita ke toko baju"

Setibanya di mal, dengan kesepakatan bersama akhirnya mereka memutuskan pergi ke toko baju bayi terlebih dahulu. Sama seperti di cafe tadi, orang-orang di mal itu juga terus memperhatikan kelima cowok itu dengan salah satu dari mereka yang menggendong bayi, sungguh mereka gemas bagaimana bisa cowok-cowok cool dan tampan itu membawa bayi ke mal.

Sedangkan disisi mal yang lain seorang gadis cantik sedang melihat-lihat cup cake yang di jual di salah satu stan di mal itu.

"Mau apa enggak Ren? Lama ah Lo"

"Sabar Lin, gue lagi nyari yang rasa macca tapi kok gak ada ya?"

"Kalau gak ada ya berarti udah gak ada Siren, udah abis mungkin"

"Gak ah, gue selalu kesini tapi gak pernah tuh kehabisan, pasti ini ada yang salah nih"

Vika dan Elin menghelah nafas panjang mendengar ucapan Siren. Siren itu memang penggemar berat cup cake rasa macca, dan Siren akan melakukan apapun demi cup cake kesukaannya itu. Contohnya seperti mendebat mba-mba penjual cup cake di sana.

"Tapi setiap saya kesini pasti masih ada mba, masa udah habis sih?"

"Memang sudah habis mba, barusan seseorang baru saja membeli cup cake macca terakhirnya"

"Masa gak ada lagi sih mba, buat lagi deh saya tunggu kok"

"Kebetulan bahannya memang sudah habis mba, mba bisa datang lagi besok"

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang