Part 21

6.7K 306 3
                                    

Leon dan Siren sama-sama terdiam saat matahari mulai membenamkan dirinya. Matahari yang sudah selesai dengan tugasnya akhirnya beristirahat di gantikan dengan bulan sekarang.

"Mataharinya istirahat karena dia udah capek kak, dia bakal muncul lagi besok kalau dia udah gak capek lagi" ucap Leon setelah matahari itu hilang sepenuhnya.

Siren mengalihkan pandangannya ke arah Leon ia menatap cowok itu bingung saat mendengar ucapan cowok itu.

"Lo gak rindu sama gue?" Tanya Leon ikut menatap Siren.

"Orang-orang bumi aja sering rindu sama matahari kalau matahari istirahatnya terlalu lama"

"Matahari istirahatnya cuman satu malam"

"Tapi kalau seharian mendung matahari tetep gak kelihatan kan?"

Siren mengangkat kedua bahunya saat ia pikir apa yang diucapkan Leon ada benarnya.

"Gue kangen Lo kak"

"Jangan kayak gini Yon" ucap Siren saat kembali menatap Leon.

"Lo gak boleh kayak gini, kenapa Lo terus-terusan ngedeketin gue sementara Lo udah punya anak!? Dan kalau ibu anak Lo tau Lo kayak gini gimana?"

"Lo pikir gue udah nikah?" Tanya Leon, mendengar ucapan Siren tadi sepertinya gadis itu sedang salah paham sekarang.

"Mau denger cerita gue?" Tanya Leon lagi, Siren tidak menjawab melihat itu Leon segera mengarahkan gadis itu untuk duduk di pasir pantai yang kering sambil menikmati angin pantai dan sisa-sisa sunset.

Siren duduk dengan diam sambil mendengarkan cerita Leon dengan perempuan di masa lalunya. Tentang seseorang bernama Livy yang ternyata adalah mantan Leon dan ibu dari Aini. Leon menceritakan semuanya kepada Siren, tentang bagaimana hubungannya dengan Livy dulu, kemudian bagaimana insiden Aini bisa hadir di dunia ini, kemudian Livy yang meninggalkan Aini, dan yang terakhir tentang ia yang diusir oleh keluarganya karena memilih membesarkan Aini.

"Sampai saat ini gue gak tau dimana keberadaan Livy, gue juga udah hidup terpisah sama Orangtua gue karena gue lebih milih Aini" jelas Leon kemudian menoleh, ia ingin melihat bagaimana reaksi Siren setelah mendengar ceritanya.

"Apa gunanya Lo cerita semua ini sama gue?" Tanya Siren yang langsung membuat wajah Leon menjadi lesu.

"Gue cuman mau Lo tau apa yang terjadi sama gue, masa lalu gue dan hal paling sensitif dalam hidup gue. Gue sayang sama Lo kak, tapi masa lalu gue ini adalah tembok besar yang buat gue ragu buat perjuangin Lo"

Siren menatap Leon lama, entah apa yang ada di dalam pikiran gadis itu tetapi raut wajahnya sungguh tidak bisa menggambarkan apa-apa.

"Dulu waktu Lo ngejar-ngejar gue, gue selalu nolak Lo kan?" Tanya Siren yang diangguki oleh Leon.

"Gue itu tipe orang yang ribet Yon, Gue juga kadang gak ngerti sama jalan pikiran gue. Ntah gue trauma sama masa lalu atau gue trauma sama lingkungan sekitar, tapi gue selalu ngerasa cowok itu gak pernah puas dengan satu cewek. Meski gak semua cowok kayak gitu tapi ntah kenapa gue mikirnya kayak gitu, mereka akan berpaling kalau nemuin cewek yang buat mereka lebih nyaman, atau mereka akan berpaling kalau mereka nemu cewek yang lebih cantik. Sorry kalau ini nyinggung Lo sebagai cowok, tapi gue bener-bener udah gak percaya sama suatu hubungan lagi Yon" Jelas Siren panjang lebar, ia tau semua yang diucapkannya itu mampu membuat dirinya di hujat oleh banyak orang, ia tau bahwa spekulasinya itu akan membuat orang-orang menganggapnya bodoh. Tetapi di samping itu ya pemikiran Siren memang seperti itu, itulah alasan mengapa ia terus menolak Leon selama ini. Terlebih Leon adalah cowok yang banyak disukai oleh para gadis, Leon tidak perlu menyukai mereka tapi mereka yang akan menyukai Leon.

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang