Rosario + Kiva [END]

Chapter 36

ROSARIO+KIVA

Episode 36: Ledakan ke Masa Lalu

Kokoa menyilangkan tangannya saat dia berjalan di sepanjang salah satu lorong Kastil Doran. Dia dalam suasana hati yang mengerikan. Ketika dia pertama kali datang ke kota ini, dia berharap hanya akan menghadapi saudara perempuannya, bukan Kiva yang baru. Lebih jauh lagi, adiknya berada dalam wujud tersegelnya yang tercela dan menjilati wujud manusia Kiva yang lemah. Mengapa Wataru tidak bisa tetap dalam Bentuk Kaisar? Itu adalah bentuk yang cocok untuknya. Tapi, tidak...dia hanya harus menjadi pengecut di luar armor. Dan selain itu, Moka memperebutkan Wataru dengan gadis-gadis lain. Di mana harga diri vampirnya? Jika dia vampir, dia bisa mengambil apa yang dia inginkan dan menyelesaikannya! Namun, Moka berusaha memenangkan hati Wataru dengan adil dan bahkan berteman dengan makhluk-makhluk yang lebih rendah itu.

Kokoa juga membenci sekolah. Berada di sekolah manusia menyebalkan baginya. Dia harus berpura-pura menjadi manusia dan tidak memamerkan kekuatan vampirnya. Shizuka bahkan telah ditugaskan sebagai pengawasnya untuk memastikan dia tidak berperilaku buruk. Shizuka akan memberi tahu Maya jika Kokoa melakukan sesuatu yang dianggap buruk. Dia tidak membutuhkan pengasuh! Dia adalah seorang gadis besar!

Lebih buruk lagi, Kokoa sekarang diawasi oleh mantan Ratu dan Raja Fangires saat ini. Dia terkejut saat mengetahui Taiga adalah Raja. Inilah monster yang bisa menandingi ayahnya yang berkuasa. Lalu ada Maya dan saat dia bukan lagi Ratu, dia masih sangat menakutkan. Dia telah memperingatkan Kokoa bahwa jika dia tidak berperilaku baik, dia akan menelepon ayahnya. Kokoa jelas tidak ingin menghadapi murka ayahnya.

Dia hanya tidak bisa memahaminya! Di mana kebanggaan monster mereka? Mengapa mereka semua begitu ramah satu sama lain? Maya dan Taiga adalah Fangir! Krim tanaman dalam hal hierarki monster! Mereka seharusnya hidup di atas segalanya, terutama jika menyangkut monster yang lebih rendah seperti penyihir, succubae, dan yuki onna, tapi di sini mereka bergaul dengan mereka seolah-olah mereka sederajat! Apa yang salah dengan semua orang ini sehingga mereka memutuskan untuk menghilangkan harga diri garis keturunan mereka? Apa yang mungkin lebih penting daripada menegakkan posisi Anda?

Semua ini membuat Kokoa gelisah. Dia membanting tinjunya ke dinding, menggeram, "Sialan!" dia mengutuk. Dia kemudian melihat sebuah pintu aneh. Dia praktis bisa merasakan keajaiban mengalir keluar darinya. Dia telah diberi tahu legenda tentang benteng hidup Kastil Doran, yang membuatnya cukup penasaran. "Apa ini?" Dia meletakkan tangannya di sana dan mendorong...

Sementara itu, Wataru sedang duduk di sofa di ruang utama. Kengo telah memberinya gitar bass dan ingin dia berlatih di atasnya. Dia cukup bagus dengan alat musik gesek. Dia terbiasa dengan biola tetapi dia mulai terbiasa dengan bass. Moka, Yukari, Mizore, Kurumu dan Maya sedang menonton saat dia memetik bass. Beberapa hari yang lalu, Kengo bahkan meminta Megumi untuk membantu dan model itu mengungkapkan bahwa dia bisa memetik bass dengan cukup baik. Jika sesuatu terjadi pada Wataru, maka Megumi akan bermain. Itu adalah tindakan pencegahan dan Wataru tidak keberatan. Dia sebenarnya senang atas bantuannya untuk berjaga-jaga jika demam panggungnya muncul.

Dan di tengah permainan Wataru, mereka semua mendengar teriakan.

"Itu Kokoa-chan!" seru Moka sambil melompat dari kursinya dan berlari menuju pintu.

"Itu datang dari Pintu Waktu!" Kivat menangis, berkibar di udara.

"Moka-san!" Wataru meletakkan bass dan mengejar. Dia segera diikuti oleh Yukari, Mizore, Kurumu dan ibunya.

Ketika mereka menemukan Kokoa, dia memegang erat-erat di kusen pintu saat dia tersedot ke dalam cahaya putih. "Onee-chan! TOLONG!" Kokoa berteriak.

"Aku disini!" teriak Moka sambil meraih pergelangan tangan Kokoa dan mencoba menariknya keluar dari pintu tapi dia juga tersedot masuk.