Drama dimulai. Begitu yang Inara pikirkan setelah ia mengenalkan Gabriel sebagai kekasihnya di depan keluarga besar. Sebenarnya ia tengah merutuki dirinya sendiri, sebab ia malah melakukan semua itu. Ah, tidak, ia tidak akan melakukan hal tersebut kalau momen tadi tidak memaksa dirinya untuk memulai drama dan salahkan Gabriel saja yang memulai semua—mencium dan mengaku kekasihnya.
“Lo benar-benar pacar Nara?” Damian yang masih terkejut dengan apa yang dikatakan Inara, lantas bertanya kepada Gabriel yang duduk di samping Inara.
Gabriel mengangguk, “Benar, kenapa juga gue sama Inara harus bohong? Iya, kan, Sayang?” Lelaki itu dengan santainya merangkul bahu Inara, bahkan kalau boleh Inara katakan, Gabriel benar-benar andal sekali dalam berakting.
Inara mengangguk seraya tersenyum—secara paksa—untuk meyakinkan Damian dan juga keluarga lain agar ia tidak selalu dijadikan sebagai tokoh utama dalam sebuah perjodohan konyol. Omong-omong perjodohan, Haris sudah pergi setelah Inara mengenalkan Gabriel sebagai kekasihnya. Lelaki itu beralasan memiliki kepentingan lain, padahal jelas sekali raut wajah yang tidak bersahabat sebab kehadiran Gabriel dan mungkin saja patah hati karena Inara memiliki pasangan.
“Berapa lama kenal Inara?” Lagi-lagi sebuah pertanyaan datang dari Damian. Sebagai kerabat yang paling dekat dengan Inara, apalagi menganggap Inara seperti adik perempuannya sendiri, Damian memang selalu menjaga perempuan itu.
Bukan pada Gabriel saja, ia juga melakukan semua pada lelaki yang tengah dekat dengan Inara. Damian hanya ingin memastikan lelaki yang bersama dengan Inara tidak akan menyakiti perempuan tersebut. Kecuali untuk kasus yang terjadi pada Sean—mantan suami Inara—adalah hal yang tidak terduga dan Damian juga sempat marah sebab Inara lah yang menyakiti dan mengkhianati pernikahan tersebut.
“Belum lama, kita ketemu di acara ulang tahunnya Risa,” balas Gabriel berbohong. Tidak mungkin kan, dia mengatakan momen tidak terduga pertemuan pertama antara dirinya dan Inara.
“Lo tahu Risa?”
Gabriel mengangguk, “Sahabat gue adiknya Bang Sean, mantan suaminya Inara dan tentu gue lebih dulu kenal Risa dibanding mamanya.”
Damian terkekeh seraya berkata, “Kayaknya dunia kalian sempit banget.” Menurutnya kisah mereka unik, terlalu sempit sebab satu dan yang lainnya sudah saling berkaitan.
“Bukan dunianya yang sempit, mungkin memang gue dan Inara udah di takdirkan bertemu dan berjodoh.”
**
“Maaf ya, Ra. Tante selalu menjodohkan kamu, semua Tante lakukan biar kamu nggak lama sendiri, apalagi mantan suami kamu udah punya gandengan baru.”
Perkataan Tante Sila membuat Inara urung melahap potongan kue yang tadi membuat dirinya tergoda untuk segera mencicipi. Sekarang Inara berada di meja yang sama dengan Tante Sila, membiarkan Gabriel bersama dengan Damian yang malah keduanya tampak akrab padahal baru bertemu.
“Ya, aku paham.” Singkat saja, ia tidak tahu harus menjawab apa. Tante Sila memang pernah bilang bertemu dengan Sean yang bersama dengan kekasihnya dan semenjak itu semakin gencar mencarikan Inara pasangan.
“Kamu juga, kenapa baru ajak pacar kamu sekarang?”
Kalau bukan karena Inara menghargai Tante Sila sebagai saudara dari mendiang ayahnya, ia mana mau menjelaskan secara jauh apalagi berbohong semakin dalam perihal hubungannya dengan Gabriel.
“Gabriel sibuk, Tante. Jadinya baru Nara ajak hari ini, hubungan kami juga waktu itu masih terlalu awal buat kenal ke tahap keluarga.” Ok. Inara, kamu memang pandai sekali merangkai kalimat, bahkan Tante Sila tampak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Yuk, Mbak!
RomanceVersi terbaru "Nikah Yuk, Mbak!" Penulis : Purplerill Gabriel tidak paham, Tuhan kenapa senang sekali membuat kisah cintanya tidak mulus. Setelah cinta bertepuk sebelah tangan dengan sahabat sendiri. Sekarang Gabriel harus bersaing dengan masa lalu...