[23] Kelakuan absurd bocah tengil

558 49 1
                                    

“Kamu apa kabar, Ra?”

Nathan—cinta pertama Inara—berada di hadapan Inara. Perempuan itu sama sekali tidak menyangka mereka akan bertemu kembali setelah pertemuan terakhir yang membuat Inara memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Kalau boleh Inara jujur tentang perasaannya pada Nathan, ia masih mencintai lelaki itu.

Pernah mendengar, cinta pertama tidak mudah dilupakan? Mungkin, itulah yang Inara alami sekarang, karena Nathan memiliki tempat tersendiri di dalam relung hatinya. Sekalipun mereka tidak bersama untuk selamanya.

“Lebih baik dibandingkan saat di London.” Jawaban Inara membuat Nathan tersenyum tipis, ada penyesalan yang teramat melekat, yang membuat Nathan akhirnya kembali ke sini untuk menemui Inara.

“Aku senang kalau kamu baik-baik aja, bahkan lebih baik dari sebelumnya,” ucap Nathan terdengar tulus. “Dan maaf untuk semua yang pernah aku lakukan sama kamu, Ara.”

Inara terdiam. Nama itu adalah nama panggilan dari Nathan untuknya, setiap Inara mendengar lelaki itu memanggilnya dengan nama Ara, jantungnya selalu berdebar. Sama seperti saat mereka masih menjalin hubungan dengan baik, panggilan itu bisa dibilang merupakan panggilan sayang dari Nathan.

Sebenarnya Inara masih tidak menyangka bisa bertemu dengan Nathan seperti ini, setelah apa yang terjadi di antara mereka. Ia sadar akan perasaan yang masih ia miliki untuk lelaki itu, tidak mudah bagi Inara menghapus semua rasa yang ada karena Nathan teramat berarti. Namun, mengingat bagaimana sikap Nathan kepadanya membuat Inara kecewa.

“Semua udah berlalu, aku juga udah lupa semua. Kamu nggak perlu meminta maaf untuk apapun.”

Bohong. Nyatanya ia masih mengingat bagaimana Nathan mengabaikan dirinya dan mengatakan perihal karier yang sangat berarti dalam hidupnya, dibandingkan harus menjalin hubungan dengan Inara, tetapi dalam  selang waktu yang cukup singkat, ia mendapati Nathan bersama perempuan lain.

“Aku salah. Ternyata selama ini, hanya kamu yang bisa mengerti aku, Ra. Selama ini hati aku terlalu menyangkal bahwa kamu yang aku inginkan. Aku benar-benar minta maaf karena mengabaikan kamu dan malah menjalin hubungan dengan cewek lain.”

Inara tidak tahu harus mengatakan apa, ia masih terkejut dengan kehadiran Nathan dan perkataan lelaki itu. Semua tampak seperti mimpi, di mana Nathan kembali datang dan masuk dalam hidupnya, di saat Inara sendiri sedang menata hati dan mencoba melepaskan sosok Nathan dari hatinya. Mengapa semesta seakan bercanda pada dirinya?

“Aku mau kita—“

“Sebentar,” ucap Inara memotong perkataan Nathan saat dering ponselnya terdengar nyaring. Perempuan itu mengernyit mendapati nama Sean menjadi kontak yang meneleponnya.

“Sean? Tumben kamu telepon aku, ada apa?” Inara menjawab telepon tersebut. Sementara itu wajah Nathan tampak suram mendengar Inara menyebut nama Sean. Tentu saja ia tahu siapa pemilik nama tersebut.

“Aku ke sana. Kamu kirim alamatnya.” Inara tampak khawatir, ekspresi itu tertangkap jelas di kedua mata Nathan dan membuat lelaki itu penasaran tentang obrolan keduanya.

Selesai bicara dengan Sean, Inara beranjak dari posisinya membuat Nathan ikut beranjak seraya bertanya, “Ada apa? Kamu mau ke mana, Ra?”

“Aku harus pergi.”

“Kamu rujuk sama Sean?” Pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Nathan. Hal yang sekarang ada dalam benak lelaki itu setelah melihat Inara masih berhubungan dengan Sean.

“Kayaknya kamu nggak punya hak untuk tahu permasalahan aku.”

Nathan tidak berkutik. Apakah sudah tidak ada kesempatan untuk dirinya kembali bersama dengan Inara? Untuk mereka memperbaiki dan memulai semuanya? Nathan merasa, Inara yang sekarang berada di hadapannya begitu berbeda dengan sosok Inara yang dulu sangat mencintai dirinya. Apakah perasaan yang ada di hati perempuan itu sudah menghilang?

Nikah Yuk, Mbak! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang