Sub Bab 1 | Ipar

17.4K 806 13
                                    

Aku, kamu, dan rutinitas kita.
________________________________________

Sering banget nemuin hubungan canggung antara adik ipar dan kakak ipar dalam sebuah keluarga, bahkan sampai ada yang bertengkar karena hal sepele atau harta gono-gini, beda lagi sama Arsene dan Elang. Dua orang yang terpaut perbedaan usia tiga tahun dimana Arsene adalah kakak ipar Elang, suami dari kakak perempuannya yang sudah meninggal dunia.

Arsene dan Elang adalah adik kelas dan kakak kelas dulunya, mereka berteman saat Elang duduk di bangku SMP kelas 2 sementara Arsene SMA kelas 1 pada waktu itu, bahkan sampai sekarang tidak ada yang menyangka bahwa keduanya menjalin hubungan keluarga karena perjodohan antara Arsene dan Bella.

Kedua pria yang terpaut umur cukup dekat itu ternyata sempat renggang dan canggung saat Arsene menikah dengan Bella, kakak dari Elang, namun tidak lama kemudian hubungan pertemanan mereka kembali rekat. Setelah meninggalnya Bella, Arsene dan Elang juga semakin sering bersama untuk menguatkan satu-sama lain, hubungan pertemanan mereka masih terlihat sebaya karena Arsene sekarang duduk dibangku kuliah sedangkan Elang berada di kelas 3 SMA menuju kelulusan.

Pertemana mereka yang melekat bagai ulat sebenernya dapat pandangan aneh dari banyak orang, apalagi setiap pulang sekolah Elang lebih sering ke rumah Arsene timbang pulang kerumahnya sendiri, seperti sekarang.

"Minum dong."

"Ambil sendiri."

"Tamu adalah raja, Sen."

"Tampang lo budak begitu raja darimananya." Walaupun mendumel dan mendengus kesak Arsene tetap berdiri untuk mengambilkan segelas air.

"Es teh lah minimal."

"Congor lo banyak mau, Lang."

Tidak lama kemudian Arsene datang dengan segelas air putih, Elang menerimanya walau wajahnya ditekuk setengah. "Ga dingin."

Helaan napas lega keluar dari Elang, dia membaringkan tubuhnya di sofa panjang milik Arsene. "Numpang tidur deh, Sen."

"Nanti lo dicariin lagi." Dia menepuk-nepuk pantat Elang yang kemudian mengerang protes.

"Tau aja bokap nyokap gue ditempat lo ini."

Arsene mendecak. "Mandi dulu lah, matahari banget bau anak sekolahan nih."

Elang membuka matanya, setengah bangun dari baringnya. "Terus anak kuliahan bau apa? Kembang tujuh rupa?"

"Bau keberhasilan."

"Idih, goblok gitu."

Arsene hanya tertawa menanggapi ejekan dari Elang, mereka kemudian diam sementara Arsene sibuk mengerjakan laporan praktikum miliknya, saat melirik ke arah kanan Elang sudah pulas dengan dengkuran kecil yang terdengar, Arsene menggelengkan kepala tidak habis pikir.

"Berasa rumahnya sendiri."

Selesai mengerjakan laporannya dia kembali melihat Elang yang masih pulas namun kini posisinya sudah tidak terselamatkan, kepalanya berada di lantai dan kakinya masih tetap di sofa, Arsene segera menepuk-nepuk pipi Elang lumayan keras.

"Bangun, gue siram air nih ya."

"Nnghh."

Arsene menggelengkan kepala. "Pindah ke kamar gue itu aja, cepet."

Elang memperbaiki posisi tidurnya, matanya masih setengah tertutup. "Sini aja."

"Pindah atau gue yang pindahin? Gue lempar sekalian."

Elang mendecak, dia menggeret tubuh penuh kantuknya ke kamar Arsene dan berbaring asal asalan di sana.

-o0o-

"KOK LO GAK BUATIN GUE BEKAL?"

"Gue juga kesiangan, beli aja entar ayo cepetan Elang Adinata udah telat banget ini."

Mereka berdua buru-buru berlari menuju pintu sampai tersangkut dan tidak ada yang mau mengalah.

"GUE DULUAN SEN, GUE MAU BERANGKAT SEKOLAH."

"Gue mau presentasi hari ini, Elang. Gue duluan."

Masih dengan himpit himpitan dan saling sikut keduanya akhirnya mengeluarkan jurus paling serius.

"Kertas gunting baaaatu!"

"GUE MENANG. MINGGIR LO OM OM."

"Bangsat."

Mereka akhirnya berlari untuk masuk ke mobil milik Arsene dan menetralkan napas di dalam sana, keduanya saling pandang.

"Kan kita berangkat barengan, kenapa rebutan keluar?"

Arsene menggeleng, dia mulai menyalakan mesin. "Elu gobloknya natural."

Elang memukul kepala Arsene pelan.

"Yang sopan kak."

"Iya, sayang."

Setelah itu Elang melemparkan bantal leher ke arah Arsene yang tertawa kecil.

"JOROK."

-o0o-

TBC

Tiap babnya nanti kurang lebih 500 kata, iseng aja buat fanfic boyslove lokal, kritik sarannya boleh di secreto yang aku pajang di bio akun wattpad ini yaaa

Pesawat Kertas [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang