Sub Bab 30 | Seindah Aksara Samudra

5.3K 376 62
                                    

"Bunda aja yang cuci, Arsene ngantuk banget kayaknya bawa tidur aja ke kamar kamu." Bunda Elang mengibaskan tangan sebagai isyarat untuk dua pemuda itu agar segera pergi dari hadapannya dan menuju bilik serta beristirahat.

Elang tidak banyak memprotes ucapan sang ibu, dia terlampau lelah juga jadi segeralah melangkahkan kakinya menaikki tangga untuk masuk ke dalam kamarnya, Arsene mengekor di belakang seperti anak ayam dan ikut berhenti saat Elang juga menghentikan langkah tepat di depan pintu kamar kemudian berbalik untuk menatap dirinya.

"Apa? Buka, Dek, Mas ngantuk."

Kedua tangannya ditekan ke perut dan membungkuk kemudian mengeluarkan suara seperti orang akan muntah tepat di depan Arsene, yang diperlakukan demikian menjewer telinga milik Elang sampai pemiliknya mengaduh.

"Awas kamu ya."

"Takuuut." Setelah pasang ekspresi paling takut sedunia kemudian dia tertawa licik dan mendorong bahu Arsene sampai yang di dorong terpaksa mundur, Elang membuka pintu tanpa dosa serta masuk ke dalamnya.

Tangannya terbuka lebar untuk melompat ke atas kasur, namun tingkahnya tertahan saat Arsene tiba-tiba menarik pinggangnya dan mendorong pelan punggungnya sampai rapat pada pintu sementara pelakunya mendekatkan diri sampai bibir mereka bersentuhan.

Arsene belai pipi Elang yang tersenyum di antara ciuman mereka. Setelah dengan sengaja menggigit bibir bawah Elang, Arsene melepaskan ciuman dan mengecup pipi sebelah kanan pemuda tersebut sekilas.

"Aku cium terus kalo kerjaannya ngolok mulu."

Elang pasang seringai dengan wajah watados di depan Arsene. Tangannya bergerak untuk sentuh jakun pemuda itu yang bergerak naik turun. Matanya beralih menatap Arsene yang kini tampak tidak sabar atas perilakunya, di dalam kepalanya berputar sejuta peristiwa penistaan Elang untuknya, manisnya Elang kali ini cukup membangkitkan semangat muda nya kembali.

"Ciumm." Elang memajukan bibir, Arsene menepuk bibir yang maju beberapa senti itu sampai empunya mendengus kesal.

Arsene terkekeh, detik berikutnya dia maju untuk mencium bibir Elang kembali, melumat bibir atas dan bawah pemuda itu sementara tangannya berada pada pinggang ramping dan menjalar sampai ke punggung tegap dibalik kaos. Elang meremat kain yang dikanakan Arsene disekitar dada saat tubuhnya bergetar karena merinding kala punggungnya dielus dengan ujung jemari si dominan.

Arsene menyudahi kegiatannya, mencegah hal-hal tidak senonoh lainnya muncul setelah ini. Dia mengecup dahi Elang sebagai penutupuan dan menarik anak kecilnya untuk bergelung dalam selimut.

-o0o-

Elang dan Arsene sama-sama terkekeh saat melihat adegan lucu yang tayang di ponsel milik Elang saat ini, tubuh mereka terbaring sempurna di atas kasur. Arsene memeluk pinggang Elang dan melesakkan kepalannya dengan nyaman pada dada si bungsu.

"Sayang mau ini gak?"

Jemari Arsene menunjuk sebuah iklan minuman yang sedang berlangsung, dia menengadahkan kepala ke atas untuk melihat ekspresi Elang, pemuda itu mengangguk mantap yang buat Arsene nyaris mati karena gemas. Dia ambil dengan paksa ponsel Elang di tangan kemudian menaruhnya pada nakas sementara dia beralih mengukung Elang.

"Gila, kok bisa lucu kayak gini?"

Elang tentu terkekeh mendengarnya, tapi manik Arsene sangat serius saat melontarkan pertanyaan yang menurutnya benar-benar konyol.

"Makanya beruntung kamu pacaran sama orang lucu." Candanya ditanggapi Arsene begitu serius sampai pemuda itu mengangguk berulang kali.

"Beruntung banget aku." Dia turunkan tubuh untuk dekap Elang pada pelukannya. "Sayangnya Arsene lucu banget." Dia angkat tubuh lagi dan tersenyum sumringah, menciumi seluruh wajah Elang sampai korbannya tertawa geli sambil mendorong dada Arsene.

Pesawat Kertas [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang