Sub Bab 12 | Chat Dewinta

4.7K 496 7
                                    

Aku tidak tahu, aku enggan, dan aku sukar
_________________________________________

"Ayo, ayo, ayo." Elang menarik tangan Arsene untuk bangkit dari kursinya, namun pria itu tidak sama sekali mengindahkan rengekan Elang malah sebaliknya, ia tetap santai tangannya ditarik-tarik dan mengambil remote televisi untuk kembali ia nyaringkan volumenya.

"Berisik, itu siarannya ga kedengeran."

Diam sejenak, Elang tidak lagi bersuara ribut dan menghentikan adegan tarik-tarikannya dari lengan Arsene yang cukup pegal, Arsene merenggangkan lengannya kemudian kembali pokus ke acara televisinya yang tengah tayang sore hari itu. Total mengabaikan keinginan Elang yang pulang sekolah langsung masuk ke dalam rumahnya dan mulai berkoar tentang komik edisi terbatas yang sudah dipajang cantik di toko buku tempat biasa pria berisik itu membeli.

Lama-lama keterdiaman Elang membuat lumbung kecurigaan Arsene bergejolak, dia kemudian menangkap suara gemerisik dari kamarnya dan seketika bangkit terlonjak lalu berlari menuju kamar tunggal miliknya.

"JAANCOOOKKK, taruh balik, Lang." Dia melotot ngeri ketika Elang memasukkan semua action figurnya ke dalam keresek merah dan sudah hampir tandas di dalam lemari khusus koleksinya. "Mau lo apain? Taruh balik, gak?"

"Gak." Elang ingin memasukkan kembali action figur marvel milik Arsene namun mantan kakak iparnya itu segera berteriak mencegah pergerakannya. "Lebih sayang action figur lo ini ketimbang harus nemenin gue beli komik?"

"Jelas." Ucapnya, dan Elang dengan brutal memasukkan action figurnya lagi satu persatu dan Arsene segera berlari ke arahnya ketika Elang tampak ingin membuang keresek merah berisi koleksi kesayangnha dengan tanpa belas kasih ke jendela kamarnya. Arsene menahan tangan Elang dengan satu tangan sedangkan tangan lain menarik perut Elang agar menjauh dari area berbahaya untuk barang cantik kesayangannya.

"Iya ayo gue temenin, taruh balik action figurnya, Lang, gue beli ini pake separuh gajih gue tiap bulan sumpah."

Elang melirik dari belakang wajah lesu milik Arsene. "Bener ditemenin?" Arsene mengangguk pasrah. Elang dengan jahil kembali menyodorkan keresek merah itu ke arah jendela dan Arsene menarik tangannya dengan panik.

"Sumpah, sayang."

"GUE BUANG BENERAN YA ANJING."

-o0o-

Tanpa dipungkiri bukan tanpa alasan Arsene enggan menemani Elang setiap kali pria itu pergi ke toko buku untuk memilih dan memilah komik, dikarenakan lamanya eksistensinya berdiri di deretan rak berisi komik-komik lain yang dia periksa dengan teliti. Dengan komik edisi terbatas di pelukan dadanya, dia masih bisa mendelik melihat komik baru lain yang membuatnya begitu tertarik.

Arsene melirik jam tangan pada pergelangannya, dia menghela napas sembari melirik Elang di sebelahnya yang pokus memilih.

"Udah belum?"

"Ngertiin gue," kata Elang tiba-tiba sembari menoleh ke arah Arsene. "Belum, Sen."

Helaan napas kembali terdengar, Arsene memilih untuk menyibukkan diri dengan ponselnya membalas pesan dari teman sekantornya yang mengajak dia untuk pergi makan bersama.

"Pacar?"

Arsene melirik, Elang sedang memperhatikan ponselnya dimana dia tengah berbalas pesan dengan Dewinta, teman yang barusan mengajaknya. Arsene mendorong kepala Elang yang tampak semakin ingin melihat dan membaca dengan teliti pesan teksnya, dia kemudian menarih kembali ponselnya di dalam saku dan pura-pura memilih komik yang menarik matanya.

"Lo mau makan bareng dia?"

"Iya abis ini, makanya cepet." Titah Arsene, Elang menatapnya untuk beberapa saat kemudian berjalan menuju kasir.

"Berapa, kak?" Arsene mengeluarkan debitnya namun Elang menyingkirkan tangannya dari pandangan.

"Gue bisa sendiri, pake aja uangnya buat bayar makan sama yang tadi." Elang menyodorkan uangnya sesuai jumblah, dia membawa buku-buku komiknya menuju mobil meninggalkan Arsene yang bengong di meja kasir.

"Adeknya mas? Ngambek kayaknya, dibujuk aja."

"Oh," Arsene tersenyum canggung dan menganggukkan kepala. "Iya, makasih ya kak." Kemudian Arsene berlalu dari sana untuk pergi ke dalam mobil menghampiri Elang lalu mengantarkan bocah itu kembali ke rumahnya.

-o0o-

TBC

Pesawat Kertas [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang