Sub Bab 2 | Keluarga

7.9K 650 6
                                    

Keluarga, masa depan,
semua tentang kita

_________________________________________

"Turun, bego."

"Lo gak mau ikutan masuk, Sen? Ayah sama Bunda pasti kangen lo juga."

Arsene menyandarkan punggungnya di sandaran mobil. "Gue bukan gak mau ketemu mereka, tapi masih ngerasa gak pantes karena udah bukan siapa-siapa lagi dikeluarga lo."

"Siapa bilang? Masih tetep abang ipar gue walau setelah lo nikah sama kakak gue kita sempet slek bentar."

Arsene menyeringai sinis. "Itu sih kelakuan lo tiba-tiba gajelas gamau negur gue."

"Gue tuh masih kaget, Sen. Temen dari kecil tiba-tiba gedenya ngerebut kakak gue."

"Gue yang ngerebut kakak lo dari lo atau kakak lo yang ngerebut gue dari lo?"

Elang bergidik. "Idih, penting lo? Udah ayo masuk, Bunda lagi nonton pasti."

"Gak berani gue."

"Potong aja kelamin lo, bangsat."

Arsene melempar bantal leher ke arah Elang dan dibalas cekikikan oleh pemida itu.

-o0o-

Arsene memutuskan untuk mampir, diluar dugaan, Bunda Elang masih menyambut kedatangan Arsene dengan bersemangat dan senyum sumringah, menyuruh anak itu untuk makan siang bersama-sama.

Elang sih udah ribut mengambik lauk sana sini, Arsene bahkan menyuap nasinya canggung sekali, dia beberapakali menyenggol kaki Elang di bawah meja namun anak itu hanya meliriknya dan mengangkat tempe goreng yang ada ditangannya.

"Mau?"

"Jangan dikasi yang bekas kamu, Lang. Ini Arsene maem yang baru." Bunda Elang memberikan dua buah tempe dan ditaruh ke piring Arsene.

"Makasi, Bunda." Arsene tersenyum canggung.

"Jangan sungkan buat main kesini, Arsene, kamu masi jadi bagian dari keluarga ini kok, Bunda sama Ayah masih nganggep kamu anak kami, kepergian Bella itu juga bukan salah kamu, nak, itu kehendak Tuhan."

Arsene terdiam, dia melirik Ayah Elang yang mengangguk, Arsene tersenyum suasana canggung yang melingkupi hatinya berangsur reda.

"Aku bakal sering mampir kok, Bun. Makasih ya."

Dia merasakan tulang keringnya ditendang dari bawah meja, Elang pelakunya.

"Pencitraan."

Arsene mengangkat sendok membuat aba-aba untuk melempar Elang, anak itu menghindar sambil tertawa.

-o0o-

"Sen, kuliah tuh enak gak sih?"

"Nano-nano."

Elang melempar gumpalan kaos kaki yang baru dia lepas ke arah Arsene yang tengah duduk di meja belajarnya.

"Serius!"

"Duarius," sahutnya. Dia berbalik untuk memandang Elang yang sudah bersila fi atas kasur. "Mau ambil jurusan apa emang?"

"Hukum."

"PFFT."

"Bangsat, lagak lo Sen, Sen." Elang melempar bantal namun Arsene duluan menghindar, anak jurusan ilmu komunikasi itu terkekeh kecil, mengambil bantal yang dilempar Elang.

"Gak masalah si selama lo sanggup."

"Jurusan Hukum susah emang?"

"Gak ada yang susah selama itu yang lo suka, itu juga yang lo bisa."

"Widih bijak."

"Si bangsat."

Elang membaringkan dirinya, menghela napas dan merenung cukup panjang hingga akhirnya dia bersuara setelah keheningan.

"Tapi gue masih bingung."

Di depan wajahnya tiba-tiba ada Arsene yang sedang menatapnya cukup dekat sementara dia masih dalam posisi berbaring.

"Bingung apa?"

Elang melotot, gerakan spontan menutup dada dan berteriak.

"KOK LO HOMO?!"

"Gue nanya malah dikatain homo."

-o0o-

Setelah kejadian barusan, Arsene dan Elang duduk di kasur saling memunggungi.

"Arsene."

"Hah?"

"Lo beneran jadi homo abis ditinggal kakak gue?"

Arsene berbalik, melotot kepada Elang yang menatapnya ngeri.

"Kalo ngomong!"

"Suka bener?"

"Suka pengen gue gamparin sampe usus lo lepas."

Elang tertawa kecil, dia berani merangkul Arsene akhirnya setelah memastikan bahwa pemuda itu tidak sungguhan jadi maho, mereka berbaring bersama di kasur milik Elang.

"Kenapa lo gak pacaran lagi, Sen?"

"Lagi gak pengen aja? Gatau."

Elang menoleh kearah Arsene yang menatap langit-langit kamarnya.

"Tapi lagi suka seseorang?"

Kemudian Arsene menoleh untuk balik menatapnya lumayan lama tampak berpikir.

"Kayaknya."

"Kok kayaknya?"

"Gatau juga."

"Gajelas kayak masa depan lo."

Arsene menoyor kepala Elang akhirnya.

-o0o-

Tbc

Ah ini ditulis berdasarkan mood si, semoga bisa dinikmati kalian semua, kritik sarannya bisa ke link di bio akun ini

Pesawat Kertas [TELAH DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang