Karalyn duduk santai disofa ruang keluarganya sambil menonton siaran televisi yang sebetulnya tidak menarik perhatiannya sama sekali. Dia menunggu suaminya datang dan makan malam bersama. Agenda wajib dari keluarga Lesmadi yang diterapkan oleh suaminya juga.
Di awal pernikahan Karalyn merasa malas untuk sekedar setor muka dan berbincang dengan suaminya. Dia marah dengan keluarganya karena merasa dijadikan jaminan. Lambat laun dia menikmati hubungannya dengan putra sulung keluarga Lesmadi itu. Dia diperlakukan dengan baik juga. Mas Janu tidak pernah kasar, ya walaupun mulutnya kayak cabe. Duit lancar banget, terus dia juga hidup tenang tanpa diusik, privasinya terjaga.
Tapi sekarang, suaminya mulai ikut campur urusannya. Hal ini membuat Karalyn berang. Dia sebel banget makanya dia butuh me time dan kabur ke Bandung.
Tapi malah sial, mobil si bencong mogok. Mas Janu kayaknya marah.. tapi dia gak boleh marah! Karalyn yang harus marah karena diatur-atur. Pokoknya kalau Mas Janu marah dia harus marah duluan! Itu strateginya.
"Tumben diem didepan tv?" Janu datang dengan wajah lelah dengan jas dan tas di tentengannya. Karalyn menoleh kemudian menghampiri suaminya untuk salam.
"Nungguin Mas lah." Karalyn mengambil jas dan tas lalu ke kamar mereka.
"Ngapain?"
"Ohh, mulai jadi istri yang baik ya sekarang?" sindir Janu mengikuti Karalyn kekamar mereka.
Karalyn mendengus, "Kurang baik apa aku jadi istri? Tiap hari baju aku yang siapin, rumah aku yang ngatur, duit belanja juga aku yang pegang, terus makan kamu aku yang siapin. Kalau mau bekel aku yang kirimin."
"Terus?" Janu mengangguk-ngangguk dengan raut wajah yang menyebalkan. Mungkin kalau mukul suami gak dosa, dari tadi pagi malah si Lesmadi nomor 1 itu udah dia pukulin.
"Yaudah! Kamu mau aku ngapain lagi??"
"Kamu nurut bisa gak?" tanya Janu.
"Iya.. bisa.. tapi besok-besok aja ya? Aku gak mood nurut hari ini. Kamunya lagi ngeselin."
"Kalau ada apa-apa dijalan mau gimana, Sarasasmita?"
"Gak tau.." Karalyn meringis, kan tadi strateginya dia mau marah duluan!! Kenapa malah dia yang takut sih??? Tapi dia paling gak bisa kalau Janu ngomongnya udah tegas terus tenang kayak gini.
Takut, pokoknya takut!!
"Aku kabur tuh karena kamu ngeselin.. Itu pemberontakan. Kalau aku gak suka kamu gituin." cicit Karalyn takut-takut.
"Kalau gak suka ya ngomong. Asal jangan pergi tanpa kabar. Untung aja tadi masih bisa ngehubungin saya. Kalau ponsel kamu ada masalah gimana? Terus kamu gak ditemenin Merry gimana?"
"Gak tau..." Karalyn menatap Janu memelas, "Tapi yaudah kan aku udah dirumah. Udah aman sentosa, gak kenapa-kenapa juga.."
"Jangan diomelin.." Karalyn merengek manja.
"Kamu maunya saya gimana? Dikasih tau baik-baik disebut ngomel. Dimarahin gak mau. Terus saya harus gimana biar kamu ngerti?"
"Gak tau.." Karalyn menatap Janu sambil merengut, "Tapi hari ini aku lagi gak suka kamu marahin atau omelin. Karena harusnya aku yang marah!"
"Aku dari Bandung aja tetep pulangnya duluan aku kan? Kamu yang telat pulang! Harusnya aku yang marah!"
"Terus kamu ngeselin banget ngatur ini itu!"
"Loh? Orang yang bikin ulah kan kamu!" Janu menyerngit bingung.
"Kamu lagi ngeselin, Mas! Pokoknya kalau aku ngulah itu salah kamu! Kamu pemicunya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KARALYN: The Girl on Magazines
FanfictionKaralyn Sarasasmita Tjandra adalah putri tunggal dari Suryadi Tjandra. Karena kesepakatan Suryadi Tjandra dan juga Damar Lesmadi sang pemimpin negara, membuatnya harus menikahi si sulung Lesmadi, Kagendra Januar Lesmadi. Perekonomian negara juga dib...