Karalyn dan Merry berjalan beriringan di basement Senford. Karalyn tersenyum cerah sambil berbincang seru dengan Merry.
"Merr emang ya si Jessi tuh!! Lo bayangin bunting 3 bulan tapi baru ngeh 2 minggu lalu."
"Jadi pas yey kabur ke singapur, si Cici udah hamidun?" tanya Merry shock.
"Iyaaa!!!! Gila kali ya tuh orang!?"
"Padahal ya Mer pasti dia ngeh dong dari telat datang bulan aja!" Karalyn mendengus sebal.
"Tapi Mer gue jadi sebel!! FOMO pengen hamil juga." Karalyn merengut sedih.
"Mba otak yey tuh agak diluar manusia normal ya? FOMO-nya pengen hamil." Merry menggeleng takjub dengan isi otak majikannya ini.
Merry tau banget Karalyn emang absurd tapi ini diluar nalar.
"Gue baru bisa hamil 2 tahun lagi.. Setelah kontrak sama Senford abis, terus nanti anak gue beda 2 tahun sama babynya si Jes." kata Karalyn terkekeh. "Jodohin aja gitu ya, Mer?" tanya Karalyn riang.
"Beda server, Mba."
"Oh iya jug---" Karalyn berhenti berjalan saat melihat Nares berdiri jauh didepan salah satu mobil berhadapan dengan seseorang yang dia kenali.
Merry juga otomatis menghentikan jalannya.
"Mer.. itu---" Karalyn mengerjap memastikan lagi seseorang itu.
"Si-- Wadon, Mba?" Merry menimpali dengan shock.
"Alemongggg!! Skandal macam apa yang gue liat, sekarang!?" Merry memekik tertahan.
Karalyn memukul Merry, "Bencong! Jangan berisik!"
"Bener gak sih? Mata gue burem soalnya." Karalyn menyipitkan matanya. "Mampus!! Orangnya noleh!"
Karalyn otomatis menarik Merry untuk jongkok, "Bener, Mer--- Adik ipar gue."
"Mba.. beneran kan Bapak Damar sama Bapak Sadewa itu rival?" tanya Merry memastikan lagi.
"Mas Janu juga bilang gitu, tapi gue gak tau kalau sebenernya mereka deket..." Karalyn sulit mempercayai apa yang dia lihat.
"Tapi tadi mereka kayak lagi adu bacot gak sih, Mba?" tanya Merry pelan-pelan.
"Gak tau deh. Positif thinking aja, Mer.. Mungkin lagi ada project bareng yakan??"
"Mungkin Nara mau dijadiin pengisi konten inspiratifnya Senford." kata Karalyn berusaha positif thinking.
"Iya kali." Merry kemudian menatao Karalyn, "Btw Mba.. Ini sampai kapan kita jongkok disini?"
Karalyn merangkak menuju celah-celah mobil untuk melihat kaki Nares dan Nara, "Aman, Mer."
Karalyn dan Merry kemudian berjalan menuju lift.
"Hai Lyn!"
Karalyn dan Merry berjinjit kaget saat seseorang menyapanya. Merry hampir aja menjerit.
"Astaga!" Karalyn memegang dadanya shock apalagi dia melihat ada Nararya yang berjalan menyusul Nares dibelakangnya.
"Ehh maaf, saya ngagetin ya?" tanyanya sambil terkekeh.
Merry mengerjap, disegala kemungkinan di dunia ini dia paling gak kepikiran sama pertemuan Karalyn, Nararya dan Nareswara.
"Engga, Ma-- Eh Pak." kata Karalyn gagu.
"Mas aja kayak biasa." Kata Nares sambil terkekeh, "Jangan canggung, santai aja!"
Karalyn membasahi bibirnya gugup dia melirik Nararya yang sudah melayangkan tatapan tajam padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARALYN: The Girl on Magazines
FanfictionKaralyn Sarasasmita Tjandra adalah putri tunggal dari Suryadi Tjandra. Karena kesepakatan Suryadi Tjandra dan juga Damar Lesmadi sang pemimpin negara, membuatnya harus menikahi si sulung Lesmadi, Kagendra Januar Lesmadi. Perekonomian negara juga dib...