Kecewa

13.2K 1.2K 125
                                    

Karalyn membuka matanya perlahan, kedua kali dalam kehidupan rumah tangga mereka Janu ada disampingnya saat dia membuka mata.

Selama ini mereka selalu tidur terpisah dan berlagak seperti teman yang tinggal serumah. Tangannya menyusuri wajah Janu. Alis yang tebal, idung yang mancung, pipi yang tirus dan juga rahang yang kokoh.

Suaminya memang tampan, Karalyn tau itu.

"Sarasasmita!" Pintu ruangannya terbuka kasar.

Karalyn langsung memejamkan matanya lagi. Lebih baik dia tertidur daripada mendengarkan omelan Papinya.

"Ehh.. Ada Mas Janu, Mi." Kata Papi masuk keruangan Karalyn diikuti Mami dan juga Dokter Salman, dokter pribadi Keluarga Tjandra.

Janu terbangun karena adanya suara berisik. "Loh, Papi?"

"Kamu gak ngasih tau Papi sih, Mas?" Papi menatap menatunya kesal.

"Malem saya udah hubungin Papi, tapi gak diangkat."

Janu kemudian turun dari ranjang pelan-pelan agar istrinya tidak terusik. Dia juga sempat membenarkan letak selimutnya sebelum akhirnya pamit ke kamar mandi untuk cuci muka.

"Pi, mereka udah lengket ternyata."

"Namanya juga suami istri, Mi."

"Bangunin itu anakmu, pagi ini dia harus diperiksa dulu." Papi menunjuk Karalyn dengan dagunya.

"Ada Mas Janu juga toh? Saya kirain Mas Janu gak mungkin nginep disini."

Suryadi hanya terkekeh, "Gak mungkin gak nginep Dok, Si Saras kan manja banget."

Karalyn mencibir dalam tidurnya, manja apanya?? Papi sok tau banget.

Dokter Salman terkekeh geli, "Aman Pak, nanti saya suruh asisten saya yang kontroling Saras ya." Dokter Salman kemudian mendekat kearah Karalyn yang terpaksa bangun.

"Gimana ada keluhan apa pagi ini, Sar?" tanya Dokter Salman sambil memeriksa Karalyn.

"Ini dok tangan nyut-nyutan banget, kepala aku juga pusing dikit cuma gak sepusing kemarin." Kata Karalyn sambil meringis sakit saat Dokter Salman membersihkan lukanya.

"Mas Janu kemana?" tanya Karalyn sambil menatap Papi Maminya.

"Kamar mandi." jawab Papi, "Tenang aja sih suamimu gak akan kabur juga!"

"Bukan gitu, Papi! Siapa tau dia berangkat ke kantor kan!" Karalyn mendecak kesal.

"Itu nak, Mas Janu ke kamar mandi bentar." kata Mami menengahi.

"Kamu gak mau ngomong apa gitu sama papi?" sindir Papinya.

"Apa gitu."

"Sarasasmita." Papi memperingati Karalyn dengan tatapan yang tajam.

"Aku kecelakaan, nabrak pembatas jalan. Terus dibawa kesini."

"Kenapa bisa nabrak? Kamu nyetir sendiri? Merry mana? Malem-malem gitu kamu mau kemana?" tanya papi runtut.

Janu yang baru keluar dari kamar mandi langsung menghampiri Mami mertua dan Papi mertuanya untuk salam.

"Mas kamu kok ngebiarin dia ngelayap sendiri?" Papi mencerca Janu yang baru duduk disampingnya.

"Bukan salah Mas Janu, Papi.. Aku aja yang ngeyel.." Karalyn meringis sakit saat lukanya diberi antiseptik.

"Mas Janu udah ngelarang aku tapi aku tetep pergi, jadi kualat."

"Kamu mau kemana emangnya?" tanya Papi dengan kesal.

"Mau pulang ke rumah.." cicit Karalyn pelan.

"Tumben? Berantem ya?" tanya Mami.

KARALYN: The Girl on MagazinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang