Bucket of Wishes

12.1K 1.3K 208
                                    

Saat terbangun dipagi hari pinggang Karalyn dipeluk Janu, sementara dia hanya bisa tidur terlentang karena tangannya masih di gips.

Karalyn menatap tangan Janu yang ada dipinggangnya. Dia masih mencerna situasi, setiap hari Janu bilang dia cuma memeluk Karalyn sampai Karalyn tertidur setelah itu dia akan pergi ke ruang kerjanya. Padahal Karalyn emang ngarep dipeluk semaleman tapi selalu saja ekspektasi manisnya dihancurkan oleh omongan Janu.

Halahhh, emang omongan Januar Gengsi Lesmadi gak bisa dipercaya. Karalyn mencibir dalam hatinya.

Salama dia masih cidera Janu meminta Karalyn untuk istriahat yang cukup aja, gak usah siapin baju, gak usah masak, gak usah bersih-bersih. Pokoknya duduk manis aja.

Jadi biasanya Karalyn dibangunin itu pas Janu udah siap dan mau sarapan bareng karena pengen disuapin.

Tapi pagi ini dia bangun lebih dahulu,  "Mas Janu kalau tidur kayak bayi, tapi kalau bangun nyebelin banget." Karalyn mendengus sambil melirik Janu yang masih tertidur damai.

"Mas Janu..."

"Mas, katanya ada rapat pagi.."

"Mas.." Karalyn menepuk pipi Janu lembut sehingga Janu membuka matanya perlahan.

"Good morning.."

Janu kembali memejamkan mata, "Saya masih ngantuk."

"Katanya ada meeting pagi? Ayo bangun nanti telat!" Karalyn masih berusaha membangunkan Janu.

"Lima menit lagi."

"Oke-oke tapi tangannya bisa awas gak? Aku mau ke kamar mandi." Karalyn menyentuh tangan Janu dengan telunjuknya.

Seketika Janu membuka mata dan berbalik memunggungi Karalyn.

Karalyn menahan tawa kemudian bangun dari tidurnya dan pergi ke kamar mandi.

Janu menarik selimutnya menutupi kepala sambil meruntuki kebodohannya hari ini. Kayaknya hari ini dia lagi kena sial, pasalnya udah berhari-hari tidur sama Karalyn dia gak pernah ketauan terbangun dalam posisi memeluk Karalyn. 

Dia males diledekin sama Karalyn, apalagi istrinya itu iseng banget. Mungkin kelakuan Janu bisa dibahas sampe bulan depan.

Hmmm ini rahasia... sudah berhari-hari juga dia punya kebiasaan cium bibir istrinya sebelum membangunkan Karalyn untuk sarapan.

Dia gak bisa tahan liat wajah lugu Karalyn pas tidur, bahkan rasanya dia pengen cium semua sisi wajah Karalyn.

Coba aja Karalyn jadi makhluk kalem seterusnya kayak pas dia tidur.. jadikan Janu gak akan malu buat ngelakuin hal yang dia tahan dari dulu kala.

Janu gak salah kan ngelakuin itu?? Dia cuma menjaga harga dirinya dari keisengan Karalyn.

Janu memejamkan matanya kuat-kuat, kalau udah sadar gitu gak bisa dicium, ntar ngereognya sebulan.. tapi gue butuh cium biar semangat kerja..

Apa gue cekokin obat tidur aja kali ya? Janu menggeleng. Jangan.. tahan sampe malem pas dia udah tidur lagi..

Janu meringis karena dia malu banget ketauan agresif kayak tadi. Dari yang awalnya ngantuk banget sampe gak ngantuk lagi.

"Mas!! Kok malah selimutan sih?" Karalyn menarik selimut Janu dan duduk di pinggir kasur.

"Mau request sarapan gak?" tanya Karalyn sambil terus menarik Janu yang masih pura-pura merem.

Janu duduk sambil pura-pura merem seakan lagi ngumpulin nyawa.

"Nasi goreng aja? Atau mau apa?"

"Nasi goreng aja."

KARALYN: The Girl on MagazinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang