"Sayangg!!!" panggil Janu saat baru sampai rumah, Karalyn biasanya udah stand by di ruang keluarga buat nyambut Janu pulang.
Janu lagi butuh pelukan Karalyn sekarang, "Sayang—Lohh kamu ngapain???"Janu menghentikan langkahnya saat melihat Nararya yang sibuk memasak didapur rumahnya.
"Menurut Mas, aku didapur ngapain?" Nara menatap Janu sekilas, "Mba lagi mandi." Nara kemudian kembali sibuk dengan peralatan memasaknya.
Janu berjalan menuju dapur bersihnya dengan tatapan tidak suka, "Ngapain sih?? Pulang sana!!"
"Kamu jangan ngerecokin rumah tangga Mas lagi!"
Nararya mendecak kesal, "Mba tadi ngidam pengen dibikinin cupcake kaya yang waktu itu dikirim kesini."
"Itu kamu yang bikin?"
"Bukan!!" Jawab Nararya cepat, "Itu Ibu yang bikin tau! Aku mana sempet bikin begituan buat Mba!"
"Iya sih—kamu kan gak suka sama ipar kamu sendiri jadi mana mungkin kamu bikin cuma-cuma buat istriku." Janu berkata dengan sinis.
Nararya mengabaikan perkataan Janu, dia sibuk membuat adonan cupcake dengan tenang. Janu memperhatikan dengan tatapan yang memindai curiga.
"Sana pergi!! Ganggu aja!!" usir Nararya garang.
"Ini juga mau pergi kok!! Santai aja dong!!" balas Janu tak kalah garang.
"Dihh Mas juga gak santai!!"
"Lahh santaiii!!"
"Sanaa!!!"
"Ini juga mau pergi!!!"
"Ya udah sana!!"
"Hati-hati masaknya—" kata Janu datar sambil berbalik menuju tangga menuju ke kamarnya, Nararya menatap Janu sekilas sambil mengulum bibirnya gugup.
"—Awas aja kamu acak-acak dapur kesayangan Istriku!"
Nararya mendecak kesal, "Namanya masak ya pasti berantakan lah!!"
"Apinya jangan terlalu besar—kamu nanti bakar dapur kesayangan Istriku lagi!!!"
"Berisik deh!! Sana pergii!!"
Janu mendengus sambil berlalu ke lantai atas meninggalkan Nararya yang sibuk berkutat dengan kegiatannya.
Janu membuka pintu kamarnya, "Sayangg!!"
"Lohh suami aku udah pulang??" sapa Karalyn dari arah walk in closet mereka.
Janu menghampiri Karalyn yang sedang mengeringkan rambutnya didepan meja rias Karalyn tersenyum lebar lalu menyalami Janu. Janu merunduk untuk mengecup kening Karalyn lalu beralih mengecup bibir istrinya sekilas.
"Itu si Nara ngapain kesini sih? Ganggu aja!!" kata Janu sewot dia kemudian menyentuh rambut Karalyn yang masih setengah basah, "Loh tumben keramas? Kan belum diapa-apain?"
Karalyn terkekeh, "Emang harus diapa-apain dulu baru keramas?"
"Cium deh! Aku baru ganti sampo baru—wangi gak?" tanya Karalyn semangat.
Janu mendekat dan mengendus rambut Karalyn sekilas lalu dia beralih mencuri ciuman dibibir istrinya sambil melumatnya singkat, "Wangi."
"Rambutnya lohh!!"
Janu kembali mencium bibir Karalyn kali ini lebih lama dari sebelumnya, "Tetep wangi."
"Aishh! Tapi kamu cium bibir aku tau!! Bukan rambut!!"
"Salah ya? Ya udah sini cium lagi!" Janu nyosor lagi tapi ditahan Karalyn.
"Ram.But!!"
Janu kemudian terkekeh geli, "Iya sayang, wangiiiii!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KARALYN: The Girl on Magazines
FanficKaralyn Sarasasmita Tjandra adalah putri tunggal dari Suryadi Tjandra. Karena kesepakatan Suryadi Tjandra dan juga Damar Lesmadi sang pemimpin negara, membuatnya harus menikahi si sulung Lesmadi, Kagendra Januar Lesmadi. Perekonomian negara juga dib...