"Gimana?" tanya Janu sambil menghentikan kegiatan makannya.
"Aku minta izin mau ikut makan malam sama staff Senford." jawab Karalyn sambil minum.
"Dimana?" tanya Janu dengan alis yang menukik.
"Di Pasola, bentar kok! Abisnya aku langsung pulang, boleh ya?"
"Wajib banget ikut?" tanya Janu lagi.
"Engga sih-- cuma kan mereka niatnya mau nyambut para talent barunya."
"Ya udah gak usah ikut." kata Janu kembali makan.
"Mas!! Kok gituuu!!"
"Udah lah gak usah deket-deket Nares terus! Kamu denger kan kata Nararya kemarin?" tanya Janu sebal, "Dia suka sama kamu!"
"Kalau dia suka ya urusan dia lah!" Kata Karalyn gak mau kalah. "Aku kan gak suka balik!"
"Emang urusan dia! Tapi kamu gak mikirin suami kamu??" tanya Janu sebal.
"Suami aku kenapa emangnya?"
"Ya-- suami kamu ehmm sendirian di rumah!" Janu mengangguk cepat, "Iya, bener! Sendirian di rumah!"
"Manja banget!" cibir Karalyn sebal, "Padahal istrinya juga biasa ditinggal sendiri!"
"Ditinggal keluar kota, ditinggal lembur! Mana pernah protes tuh!"
"Sekarang kamu bisa ikut kok! Dari dulu juga kamu bisa ikut kemanapun Mas pergi!"
"Jadi Mas mau ikut ke acara makan malamnya?" tanya Karalyn menatap Janu.
"Dihh ngapain!! Males banget harus ketemu si Atmaja itu!!" Janu ngegas banget jawabnya.
"Ya udah aku tetep ikut, tapi bentar doang." Kata Karalyn tenang.
"Siapa yang ngizinin kamu ikut sih?" kata Janu sebal.
"Mas, kamu tuh sewot banget sama Mas Nares??" Karalyn mendengus sambil menuangkan minum untuk Janu.
"Nah kan! Gimana Mas gak sewot!"
"Apaan sih??"
"Itu!! Kamu aja manggil dia sok mesra banget pake Mas! Bos macam apa dipanggil Mas gitu??"
"Astagaaaa perkara panggilan doang??" Karalyn tak habis pikir dengan kelakuan Janu yang kekanakan ini. "Terus apa lagi yang bikin kamu sebel sama Mas Nares? Sebutin!"
"Capek aku debatin masalah gini terus!"
"Dari awal Mas tau dia emang suka sama kamu, keliatan banget jelas dari tiba-tiba dateng di perkenalan awal sebelum kontrak aja udah aneh!"
"Dia bosnya, ngapain juga ribet-ribet turun tangan kayak gitu!" kata Janu emosi.
"Ini project pertamanya setelah diangkat jadi CEO. Wajar dong dia kayak gitu? Apalagi aku model yang dia pilih sendiri." Karalyn membela Nares.
"Gak wajar karena dari awal dia suka sama kamu!" kata Janu kesal.
"Aku ngerasanya biasa aja. Dia gak keliatan kayak suka sama aku!" Karalyn menyerngit, "Aku gak akan anggep dia suka kalau dia belum ngomong sendiri."
"Udah sih, kenapa pembahasannya jadi kemana-mana??"
"Intinya boleh apa engga? Atau mau debat sampe besok?" tanya Karalyn lelah.
"Terserahlah!" Janu mendelik acuh.
Karalyn mendecak kesal sambil mengambil piring bekasnya dan mencucinya di wastafel, "Aku mau mandi, hati-hati kalau mau berangkat."
Karalyn melenggang pergi menuju kamarnya.
Janu mendengus kesal kemudian ikut menyimpan piring bekasnya di wastafel lalu melenggang menuju mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARALYN: The Girl on Magazines
FanfictionKaralyn Sarasasmita Tjandra adalah putri tunggal dari Suryadi Tjandra. Karena kesepakatan Suryadi Tjandra dan juga Damar Lesmadi sang pemimpin negara, membuatnya harus menikahi si sulung Lesmadi, Kagendra Januar Lesmadi. Perekonomian negara juga dib...