Karalyn membuka pintu rumahnya.
"Loh ibu? Ibu kok gak ngabarin Saras dulu?" Karalyn tersenyum hangat saat membuka pintu utama. Ibu mertuanya datang dengan bingkisan, ajudan yang berjaga didepan rumah.
Karalyn memeluk Ibu. Mereka kemudian masuk dan duduk di ruang keluarga.
Merry langsung menyalami Ibu Negara tersebut, "Bu, apa kabar?"
"Ehh, Mas Merry! Baik kok, kamu gimana Mas?" tanya Ibu ramah.
"Baik juga, bu." Merry tersenyum ramah, diantara keluarga Lesmadi emang cuma Ibu yang baik tuh. Beliau juga ramah sama semua orang, bahkan Merry kadang kecipratan hadiah dari Ibu.
"Kamu jagain terus, Saras ya Mas." kata Ibu sambil mengusap lengan Merry "Mas Janu tuh udah tau istrinya sakit malah sibuk kerja!"
Merry menggangguk,"Iya bu, ini juga saya disuruh jagain Mba sama Mas."
"Gimana, kok bisa kecelakaan?" tanya Ibu menatap Karalyn.
"Aku tadinya mau ke rumah Mami, soalnya besok paginya ada jadwal deket sana tapi malah nabrak." Karalyn nyengir.
"Kenapa gak dianter Tio atau Mas Janu?" tanya ibu khawatir.
"Tio ada acara di istana. Bantu bapak acara rapat besar waktu itu loh bu. Mas Janu.. aku kan gak bisa keliatan bareng Mas Janu dipublik, jadi dia gak bisa nganterin. Dia nyuruh aku berangkat pagi aja biar sama Merry, cuma aku ngotot berangkat soalnya pengen nginep di Mami dulu semalem."
Ibu menghela nafas, "Loh ya harusnya nurut suamimu.. Kalau nurut Mas-mu pasti gak akan kejadian gini."
Karalyn tersenyum kecut mendengarnya, see? gue lagi yang salah..
"Ahh ibu bawa apa ini? Repot-repot banget.." Karalyn mengalihkan pembicaraan mereka.
"Ibu beliin kue lidah kucing kesukaan kamu sama bolu kukus buat Mas Janu. Terus itu juga ada jamu buat kalian, di minum ya.. biar cepet ada dedek."
Karalyn terkejut tapi dia tetap tersenyum, "Makasih Bu. Mer, tolong bawain ke dapur ya."
Merry kemudian membawa bingkisan dari Ibu ke dapur.
"Saras, tapi kamu gak mabuk atau 'make' kan?" tanya Ibu to the point.
"Engga bu, aku udah tes urin juga. Itu gosip aja. Aku nabrak pembatas jalan juga karena ngantuk." dan emosi lanjutnya dalam hati.
Berita tentang Karalyn kecelakaan lumayan banyak yang simpang siur, katanya dia mabuklah.. ngedrugs juga ada. Tapi hal itu langsung dibantah sama polisi dan juga dilihat dari keadaan Karalyn yang baik-baik aja opini publik jadi sedikit mereda.
"Ibu tenang aja aku bukan tipe orang yang kayak gitu.. sekarang aku bawa nama Lesmadi dibelakangku. Pasti aku juga akan jaga harkat dan martabat Keluarga Lesmadi dan nama baik Mas Janu." Karalyn tersenyum.
"Syukur kalau gitu, ibu lega. Ibu juga yakin kalau kamu gak mungkin aneh-aneh. Dari dulu kamu emang anaknya baik dan gak neko-neko." kata Ibu senang.
"Cuma mungkin lingkungan aku aja ya bu yang terlalu bahaya?" Karalyn terkekeh.
Ibu sedikit gelagapan mendengarnya. "Engga, nak. Ibu tau kamu anak baik."
Karalyn tersenyum, "Ibu udah makan? Tadi sih bibi baru masak."
"Mas Pur, Mas Jian, sama Pak Wandi juga sekalian." Karalyn berdiri menuju dapur bersih yang terlihat dari ruang keluarga. "Maaf ya bu aku belum bisa masak, jadi bibi yang masak. Mas Janu juga gak ngizinin aku masak."
"Gak usah, ibu sama yang lain udah makan tadi." Ibu mengikuti Karalyn menuju dapur, "Ini aja kamu minum jamunya."
Karalyn sedikit panik, "Nanti aja deh bu, aku baru banget minum obat tadi." kata Karalyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARALYN: The Girl on Magazines
FanfictionKaralyn Sarasasmita Tjandra adalah putri tunggal dari Suryadi Tjandra. Karena kesepakatan Suryadi Tjandra dan juga Damar Lesmadi sang pemimpin negara, membuatnya harus menikahi si sulung Lesmadi, Kagendra Januar Lesmadi. Perekonomian negara juga dib...