#Dunia baru

1.7K 106 110
                                    

Votte, komennya jan lupa ya? Follow juga kalo mau🙂

Malam ini, di sebuah Restoran terdapat dua keluarga saling melontarkan candaan satu sama lain. Hal itu, tak lepas dari Mira yang menjadi topik utama perbincangan malam ini antara keluarga Antalas dan keluarga Kaivan.

Mira malam ini tampil dengan sangat anggun, serasi dengan pakaian yang  dikenakannya. Wajahnya yang lugu menampilkan senyum tipis sambil menunduk, tersipu malu saat ibu dari Leo terus memuji kecantikannya. Lain dari sang ibu, Leo justru menatapnya sengit membuat nyali gadis itu menciut untuk sekedar meliriknya sekilas.

"Bagaimana kondisimu, Nak Mira? Apa sudah membaik? Malam ini adalah malam pertama bagi kita semua kembali berkumpul setelah kecelakaanmu, waktu lalu. " Kaivan bertanya dengan nada lembut. Dia merupakan ayah dari Leo.

"M-mira baik, Om," balas Mira tersenyum.

Gentala, adik Leo yang masih berusia tujuh tahun, tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya berniat menghampiri Mira. Wajahnya terlihat khawatir menatap calon kakak iparnya. Mira balas menatap, berniat mendengarkan apa yang anak kecil itu hendak katakan.

"Kak Mira. Kenapa setiap aku datang jenguk ke rumah sakit, Kakak selalu tidur? Kak Leo bilang Kakak belum bangun dari awal Genta datang. Lama sekali Kak, tidurnya?" tanya Gentala mengeluarkan semua rasa penasarannya. Hal itu, membuat Mira mengerjapkan matanya bingung. Entah bagaimana ia harus menjelaskannya.


"Udah Kakak bilang dia koma. Bisa-bisanya masih nanya." Bukan Mira yang membalas. Melainkan Leo yang kini beralih menatap sengit ke arah adiknya. Jelas Anak kecil itu seketika cemberut, merasa sedih mendengar sang kakak menyentaknya.

"Genta gak tau koma itu apa, makanya mau tanya kak Mira. Kok, Kak Leo marahin aku, sih?" cicitnya pelan, sedikit menahan tangis.

"Genta, sini sayang," pinta Kaivan menyuruh putra bungsunya mendekat. Bocah itu pun menurut. "Genta gak tau koma, ya? Genta bingung, ya?" Genta mengganguk pelan.

"Kenapa gak tanya Ayah atau Bunda?"

"Kan, Ayah sama Bunda sibuk kerja. Genta lupa kalo mau nanya. Sekarang Genta lagi inget." Balasan bocah itu pun membuat kedua orang tuanya pun menggaruk tengguknya yang tak gatal. Genta tidak salah. Semua yang ia bilang benar adanya. Kaivan dan istrinya memang memiliki perkerjaan masing-masing di luar dan sering meninggalkan anak-anaknya di rumah. Sepertinya tidak bisa dikatakan sering lagi—melainkan selalu. Sejak muda mereka sudah disibukkan dengan pekerjaan mereka masing-masing.


"Koma itu saat seseorang gak sadarkan diri dalam jangka yang tidak bisa ditentukan. Keadaan itu seperti orang yang meninggal, tapi dia bernapas. Genta paham?"

Kaivan berusaha menjelaskan singkat pada Genta. Akan tetapi, putranya belum cukup umur untuk mengerti setiap hal yang terjadi pada orang. Bocah itu pun menggeleng tidak paham. Kaivan pun hanya bisa memakluminya.

"Gak apa-apa. Nanti seiring berjalannya waktu pasti paham kok," ujarnya mengusap kepala putranya.

Mata Leo benar-benar tidak bisa lepas dari pemandangan yang cukup membuatnya heran sedari tadi. Mira, dia terlihat seperti biasanya sekarang. Akan tetapi, beberapa jam lalu dia bertingkah seperti orang lain, di sekolah. Apa dia sedang mempermainkan dirinya?

ZORAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang