Hal yang paling baik didunia ini itu menyenangkan orang lain. Agar silahturahmi tidak putus pinjam dulu seratus🤚 atau gak kasih aja votta gwenchana
Happy reading...
Setelah menunggu berjam-jam, akhirnya hujan pun reda. Dua anak muda itu sedang berjalan menuju motor Seja berada.
"Astaga! Motor gue kemana?!" ujar Seja panik mengetahui motornya tak ada ditempat semula ia parkirkan. Karena panik dia merogoh semua saku baju dan celananya. Namun, nihil. Kunci motornya tidak ada. Alhasil ia merosot lemas, merutuki dirinya yang sangat teledor meninggalkan motornya dengan kunci yang masih terpasang.
"Bang Ellan, motor gue ilang, Bang." Dia berujar getir seperti orang depresi. Membayangkan motor itu harganya tak main-main saat ia beli dulu, bahkan mendapatkannya perlu membutuhkan tenaga extra, dia bekerja.
Menyaksikan hal itu Shaka menggeleng tak habis pikir. Lalu mengajak Seja untuk kembali bangkit dan menyeretnya pelan dengan keadaan gadis itu menangis berceloteh.
"Makanya jangan ceroboh. Motor lo taruh asal dipinggir jalan, kunci ngegantung. Kayak gak tau aja kriminalitas jalanan," cibir laki-laki itu ikut berceloteh. Seja tak menghiraukannya. Kini, ia hanya perlu berpikir bagaimana mengatakan pada kakak-kakaknya jika motornya hilang begitu saja? Benar-benar akan diusir kalo begini.
Gadis itu pasrah saat ditarik lengannya entah kemana. Hingga disela-sela itu Shaka mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebuah kunci motor, milik laki-laki itu mungkin? Tapi itu tampak mirip dengan kunci miliknya. Dimana terdapat gantungan kunci berlogo ekor ikan.
"Sha... lo beli gantungan kunci yang sama kek punya gue, ya?" ujarnya serak. Shaka meliriknya. "Emang punya, lo."
Seja tiba-tiba menahan langkah mereka sembari mengeryapkan matanya beberapa kali. Ia tidak salah dengar, kan?
"Kok, ada di lo?"
"Ya, lo tinggal gitu aja dipinggir jalan. Untung, gue dulu yang liat. Kalo orang lain? Beneran ilang motor, lo."
Wajah Seja tampak bersinar kembali. Dia tersenyum girang sambil berjingkrak senang memeluk Shaka.
"Aaaa! Saranghae Sha! Thanks banget motor gue gak jadi ilang! Aaaa! Love you love you sekebon abang gue yang paling cakep!" Shaka menatap jijik kearah gadis itu yang kini sudah melepaskan pelukannya. Saat itu, juga ia mengelap pipinya yang sempat gadis itu kecup singkat. Lalu, ia menatap telapak tangannya sambil membatin.
"Anjir! Gue bahkan lupa nih bocil terakhir kali cium pipi gue. Tapi, dulu gue ngapain biarin pipi gue dicium-cium sama bocil kematian ini? Dan sekarang?" Dia menggantung ucapannya didalam batinnya."Dia main cium pipi gue lagi sembarangan. Sial, rasanya udah beda, lagi. Efek gak ada interaksi bertahun-tahun apa, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZORAN [Selesai]
Teen Fiction"Gue bukan, Mira." "Zoran, tolong bilang ke ayah. Batalin perjodohanku dengan, Leo." "Lo pikir Mira gak sama menderitanya sama hubungan yang lo bilang menjijikan itu?" "Terima kasih, sudah datang menolongku Zoran." Azlia Zamira Antalas hampir saja k...