"Biar aku aja yang anterin Zura, sekolah."
Aghas dan istrinya menoleh setelah mendengar suara Rena menyela perdebatan kecil mereka.
Rena baru saja sampai digarasi mobil keluarganya, mendorong kursi roda yang diduduki Zoran. Dia mau pun Zoran jelas mendengar semua apa yang didebatkan oleh pasutri itu.
Sungguh, Zoran pikir tidak akan ada yang menyadari tentang perasaan yang ia simpan sejak lama terhadap Aghas, kakak sepupunya. Namun, ternyata istri laki-laki itu menaruh curiga. Zoran memilih diam, membiarkan Rena yang menghadapi tatapan kaget mereka.
"Ren, biar kakak, aja. Bukannya kamu ada pemotretan ya, pagi ini?" balas Aghas berujar.
"Tenang. Aku gak sendiri, kok. Nanti kakek juga ikut." Dengan santainya Rena menyuguhkan senyum ramah."Oh, iya kak. Kalian dipanggil nenek tuh, tadi. Disuruh ke kamarnya," jelasnya memberitahu.
Aghas dan istrinya pun mengangguk mengiyakan. Terlihat dengan jelas raut wajah wanita yang menjabat sebagai istri Aghas sejak dua tahun itu merasa canggung membuang wajah.
Setelah kepergian mereka berdua, Rena menyuruh beberapa bodyguard kakeknya untuk membantu Zoran masuk kedalam mobil. Disela-sela menunggu kakek dan juga anak pembantu mereka yaitu Grizelle, Rena duduk menghadap Zoran yang sedari tadi tidak mengeluarkan suara sama sekali.
"Ra. Gak usah dipikirin apa yang istrinya kak Aghas bilang. Dia—"
"Yang dibilang Kak Fira bener kok, Ren. Gue emang naruh perasaan ke Kak Aghas. Jauh sebelum mereka menikah atau bahkan pacaran. Tapi, gue gak pernah berharap banyak karena posisi kita sepupuan. Jadi gak ada yang perlu dikhawatirkan. Yang lebih penting dihidup gue sekarang hanya hubungan gue sama bokap gue. Atau bahkan kakak tiri gue."
Zoran mengatakan itu dengan amat sangat tenang. Memikirkan perasaannya saja sebenernya ia muak. Dibanding Aghas, Leo lebih condong sebagai kriteria pria idamannya.
Namun, itu semua seharusnya ia tepis jauh-jauh dari pikirannya. Jika tidak, hubungan persahabatan yang baru saja dirinya bangun bersama Leo akan rusak. Rena sama sekali tidak berkomentar dengan pernyataannya yang selama ini tidak pernah diketahui orang. Beberapa saat kemudian, kakeknya datang dengan Grizelle dibelakangnya.
Satu sekolah seketika riuh menyaksikan sebuah mobil satu persatu memasuki sekolah mereka. Jendela-jendela kelas mereka bahkan penuh dengan wajah mereka yang mengintip.
"Katanya, itu pemilik sekolah kita ini, lho."
"Wah, masa. Mana, mana gue mau liat!"
Sebagian dari mereka berlari menuju parkiran hanya untuk mengetahui seperti apa pemilik gedung sekolah mereka. Tanpa terkeculi, Seja, Leoza, Ghastan, Ghani, atau bahkan Leo sekalipun.
Mata mereka berbinar saat seseorang mulai turun dari mobil itu. Yang mereka temukan pertama kali adalah gadis yang sangat terkenal disekolahnya, yaitu Grizelle. Kedua adalah Pria yang umurnya sekitar tujuh puluhan turun dibantu oleh para bodyguardnya. Ketiga ada wanita cantik yang cukup terkenal dikalangan murid perempuan disana keluar dari pintu kemudi. Bahkan, melihatnya mereka menjerit menatap tak percaya.
"Itu kan Qairena yang model gaun-gaun punya desainer Fino Daryata. Kok, bisa bareng Grizelle?"
"Jangan-jangan dia sodaranya Grizelle."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZORAN [Selesai]
Teen Fiction"Gue bukan, Mira." "Zoran, tolong bilang ke ayah. Batalin perjodohanku dengan, Leo." "Lo pikir Mira gak sama menderitanya sama hubungan yang lo bilang menjijikan itu?" "Terima kasih, sudah datang menolongku Zoran." Azlia Zamira Antalas hampir saja k...