Voment yang minat
Selamat membaca☆☆☆☆
Riuh suara siswa-siswi di pagi hari adalah hal biasa Mira dengar saat dirinya memilih berdiam diri di kelasnya. Sudah cukup lama ia tidak merasakan bagaimana berinteraksi dengan baik bersama orang-orang atau justru tidak pernah?
Mira duduk memainkan jemarinya dari awal berangkat tadi pagi. Entah mengapa tatapan kosong itu tidak bisa lepas dari dirinya.
Di sisi lain, Ghastan terus berjalan beriringan bersama Ghani menuju tempat yang paling mengagumkan menurutnya, yaitu kelas XI MIPA 2. Di mana terdapat sosok cantik penenang pikirannya. Ghastan pikir setelah dirinya kembali, sementara tidak ada hal yang menyibukannya. Ternyata tersalah. Masih banyak urusan urusan yang harus disegerakan selesai.
Kali ini, ia harus berbicara dengan Mira. Mengingat terakhir kali berjumpa, gadis itu marah karena telah lancang memeluknya. Tak hanya itu, ia juga harus memastikan gosip-gosip sekolah mengenai perubahan karakter gadis itu. Dia memang Mira atau orang lain yang hanya mengaku-ngaku.
"Muka lo berseri seri banget, Tan. Biasa aja keles," celetuk Ghani berjulid. Dirinya sempet keheranan, dari banyaknya gadis kenapa harus Mira yang nottabenenya sering tertindas. Puluhan gadis hampir setiap harinya berdatangan memberikan sesuatu yang menurutnya lumayanlah, sama sekali tidak dipedulikan sahabatnya itu.
Akan tetapi, ada dia juga untung karena itu. Makanan dari pencinta Ghastan itu jelas masuk ke perutnya. Dan dia tak harus mengeluarkan uang untuk membeli makanan. Ghani tiba-tiba terkekeh sendiri memikirkannya.
"Iri bilang bos!" balas Ghastan menekan.
"Btw, lo udah tau kan gosip-gosip tentang itu cewe sekarang kayak apa? Masih ngarep lu?" jelas Ghani mengingatkan.
"Gue harus pastiin dulu, Ghan."
"Dengan didorong waktu itu, gak cukup?" Ghastan terdiam. Mengingat apa yang dibilang Ghani benar adanya. Namun, sejauh ini ia hanya berpikir ini karena kelancangannya pada gadis itu. Di sisi lain dia juga berpikir kenapa Mira harus mengatakan jika dia memang bukan dia? Apa dalang dibalik semua ini. Dia Mira atau bukan? Jika bukan atas dasar apa orang lain berpura-pura. Jika iya, kenapa harus menjadi orang lain. Agar tidak ditindas lagi?
"Terserah lo deh, Tan. Btw, gue mau kasih tau. Gebetan lo itu sekarang sering banget bareng adek gue, si Oza. Gue curiga dia juga ikutan geng-gengan motor gak jelas."
Langkah kaki Ghastan terhenti mendengarnya. Membuat Ghani menelan ludahnya kaget. "Gak mungkin. Mira kan, gak bisa bawa motor. Gimana bisa dia ikut-ikutan kayak gitu?" ujarnya, mendengus.
"Dengan tingkahnya yang udah 90 derajat dari dia yang dulu, lo gak percaya dia bisa bawa motor?" kata Ghani menjeda, "heh bro, gue kasih tau lagi nih, ya. Selain naik motor, kemampuan Mira bela diri sekarang aja melebihin lo. Masih meragukan dia, lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZORAN [Selesai]
Teen Fiction"Gue bukan, Mira." "Zoran, tolong bilang ke ayah. Batalin perjodohanku dengan, Leo." "Lo pikir Mira gak sama menderitanya sama hubungan yang lo bilang menjijikan itu?" "Terima kasih, sudah datang menolongku Zoran." Azlia Zamira Antalas hampir saja k...