#Zoran pembantu

492 27 2
                                    

Happy reading...

"Anying! Lo bayangin aja gue sepanjang dansa kicep pasif kek nahan berak! Image gue, Ja! Image gue depan Leo, Jancuk!"

"Ekhem! Cepu Bang Ellan, ahhh!"

"Diem lo! Sampe lo berani cepu gue loncat dari sini!"

Seja terkekeh."Silahkan, lo loncat. Yang ngerasain sakit juga lo sendiri," jelasnya santai.

Waktu sudah menunjukan pukul 06.20 saat dua remaja itu pagi-pagi sangat berisik berjalan dianak tangga. Terutama untuk Zoran. Gadis itu seperti cacing kepanasan mengingat hal yang ia lakukan malam tadi.

"Gue gak akan sakit. Karena pas loncat, gue pastiin detik itu juga tubuh ini kembali beralih ke Mira," ucap Zoran mendengus. Jangan salah jika dia tidak bisa nekat. Karena semuanya akan berubah saat dirinya sudah bertindak.

Dia berkacak pinggang songong setelah mengatakannya. Mana tahu dirinya akan sedikit tersentak saat tiba-tiba Seja menoyor kepalanya puas.

"Iyain deh," ujar Seja sembari berlalu melanjukan jalan menuruni tangga, disusul Zoran dibelakangnya. "Gue saranin mending balikan aja lo sama, Leo. Gue tau dari mata lo itu suka kedia," lanjutnya bersuara.

Zoran mendadak berhenti menahan Seja. "lo, kalo mau betumbuk gak usah banyak cincong, Ja! Sini langsung to the poin, aja!" sentaknya tak terima. Kemudian, dia mengalihkan pandangnya ke asal arah. "Anggap aja yang lo liat dimata gue itu, Mira. Logikanya bukan gue yang naksir si brengsek itu. Tapi, Mira!"

"Halah. Lo yang naksir pun gak papa kali," goda Seja meledek. Jelas Zoran menatap horor dia sembari mendelik malas.

"Btw, semalem pas gue lagi sama Leo, lo kemana? Gue ngelirik lo gak ada. Oza gue liat sendirian tuh," tanya Zoran mengalihkan pembicaraan.

Seja tampak berpikir. "Sebenernya kita dipanggil Om Wiliam gabung buat dikenalin ke temen-temennya. Tapi karena lo lagi dansa, mau gak mau gue pergi sendiri. Dan gue nyesel karrna udah pergi sendiri."

"Kenapa, tuh?"

"Gue ketemu Shaka, Zo! Gue sempet dipaksa-paksa sama bapak-bapak itu buat dansa sama dia!"

Mendengar pernyataan itu, jelas tawa Zoran pun pecah begitu saja. Akhirnya, dia bisa mendengar seorang Anesta Haizuran Seja ternistakan juga!

"BAHAHAHA! Gue langsung bisa ngebayangin muka tertekan lo, Ja! HAHAHA!"

Seja merengut kesal. "Haha, ketawa lu," ujarnya tertawa garing. Dia kemudian berjalan cepat meninggalkan Zoran, merajuk.

Semalam Seja sedang asik berbincang ria bersama Leoza. Sebelum akhirnya ia menemukan Wiliam melambaikan tangan kearahnya, menyuruh untuk mendekat. Dirinya sempat ragu, pasalnya Zoran sedang menikmati acara dansanya dengan Leo. Tidak mungkin ia mengacaunya.

Dengan beberapa kali melirik kearahnya, mau tak mau Seja menghampiri Wiliam sendirian. Sesampainya didekat pria paruh baya itu, pertanyaan dimana Zoran pun terucap darinya. Bahkan, Wiliam sempat kaget saat Seja berbisik memberitahukan keberadaan putrinya saat itu. Walau akhirnya beliau tak keberatan.

Setelah perbincangan singkat itu, satu persatu Wiliam memperkenalkan rekan bisnisnya dan juga beberapa anak mereka. Hingga saat dimana ia membulatkan matanya kaget—Seja menemukan Shaka pun ada dideretan mereka dengan tatapan yang tidak biasa ia lihat dari laki-laki itu sebelumnya.

ZORAN [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang